visitaaponce.com

Petani Tambak di Pidie Mengamuk dan Rusak Tenda Pengungsi Rohingya karena Buang Sampah ke Kolam

Petani Tambak di Pidie Mengamuk dan Rusak Tenda Pengungsi Rohingya karena Buang Sampah ke Kolam
Polisi menengahi ketegangan yang terjadi antara petani tambak dan pengungsi Rohingnya di Pidie, Aceh.(Metro Tv)

SEORANG petani tambak di Desa Bate, Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie, Aceh mengamuk dan membongkar tenda darurat yang ditempatkan pengungsi Rohingya di tepi pantai. Ia kesal lantaran para pengungsi membuang kotoran ke tambak udang miliknya lantaran tidak ada tempat sanitasi.

Aksi petani tambak udang itu membuat para pengungsi Rohingnya tegang. Pasalnya petani tambak ini datang membongkar tenda tempat penampungan sementara 180 orang pengungsi dengan menggunakan parang.

Para pengungsi juga diusir untuk segera meninggalkan lokasi tersebut karena telah mengganggu usaha miliknya.

Nasib para pengungsi imigran Rohingya asal Myanmar memang bagaikan bola pingpong dan mendapat penolakan dimana-mana. Setelah mendarat pada 10 Desember kemarin di pesisir pantai Muara Tiga Laweung, para pengungsi mendapat penolakan dari warga Blang Raya.

Baca juga: UNHCR Turut Tangani Rohingya di Indonesia

Kemudian mereka ditampung sementara oleh warga Desa Bate selama tiga hari atas kemanusiaan mengingat banyak anak-anak dan balita. Namun selama mereka ditempatkan di tenda darurat yang di sediakan UNHCR dan IOM, para pengungsi mulai memperlihatkan prilaku mereka yang jorok.

Hal ini bukan tanpa sebab melainkan tidak ada tempat sanitasi dan MCK dilokasi penampungan sementara. Bahkan mereka selama tiba di Muara Tiga Laweung belum pernah mandi dan tidak bisa melaksanakan ibadah lantaran kondisi tubuh mereka tidak suci.

Baca juga: 200 Pengungsi Rohingya Kembali Mendarat di Pidie

Kapolsek Muara Tiga, Ipda Effendi mengatakan, kegaduhan yang terjadi antara pengungsi dengan petani tambak telah diselesaikan dan kondisi sudah kondusif. Para pengungsi telah digeser ke ujung kuala yang jauh dari permukiman penduduk dan lahan tambak udang petani.

Sementara itu Kepala Desa Bate, Zakaria mengatakan, pihaknya masih memberikan toleransi untuk pengungsi selama satu pekan ke depan tinggal sementara di wilayah mereka.

Hal itu berdasarkan hasil koordinasi dengan pihak pemerintah Pidie dan lembaga penanganan pengungsi lantaran belum ada solusi mencari tempat penampungan yang layak.

Diketahui jumlah pengungsi yang mendarat di Kabupaten Pidie sejak November hingga saat ini berjumlah 700 orang lebih. Namun dua rombongan kapal mengungsi belum ada tempat penampungan sehingga mereka harus tinggal di tenda darurat.

Hal ini juga diperparah akibat aksi penolakan terhadap imigran gelap Rohingya asal Myanmar terus terjadi. Para pengungsi rela membayar agen demi ke Indonesia meski beresiko berat.

(Z-9)
 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat