Desa Wisata Negeri Rutong, Kota Ambon, Miliki Potensi Ekowisata Hutan Sagu
ANUGERAH Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023 merupakan salah satu program unggulan penggerak kebangkitan pertumbuhan ekonomi dan pengembangan pariwisata Indonesia yang sedang digalakkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf)/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Barekraf).
ADWI yang dilaksanaan untuk ketiga kalinya dengan mengangkat tema ‘Kebangkitan Ekonomi dari Desa untuk Indonesia Bangkit’.
Program ini diharapkan mampu mewujudkan visi “Indonesia sebagai Negara Tujuan Pariwisata Berkelas Dunia, Berdaya Saing Global, Berkelanjutan dan Mampu Mendorong Pembangunan Daerah dan Kesejahteraan Rakyat”.
Baca juga: Desa Wisata Rinding Allo di Luwu Utara Sulsel Masuk 75 Besar ADWI 2023
“Kobaran semangat ini masih terus kami lanjutkan. Untuk menggaungkan Indonesia lebih mendunia melalui pariwisata dan ekonomi kreatif,” kata Menparekraf Sandiaga Uno dalam keterangan pers, Senin (18/12/2023).
“Membuka ruang untuk berkarya, memastikan 4,4 juta lapangan kerja tercipta, dan kami masih terus percaya bangkitnya ekonomi dimulai dari desa,” ucap Mas Menteri, sapaan akrab Sandiaga Uno.
Inilah momentum kebangkitan pariwisata, di Anugerah Desa Wisata Indonesia 2023. Setelah sukses ADWI 2021 dengan 1.831 peserta, meningkat tajam pada tahun 2022 dengan 3419 desa wisata.
Baca juga: Desa Wisata Baselang Bakung Jaya Hadirkan Agrowisata dan Seni Budaya Lokal
Kini di 2023, Anugerah Desa Wisata Indonesia dengan semangat kolaborasi dan bersinergi meningkat tajam hingga peserta menyentuh angka 4.573 desa wisata yang ada di seluruh Indonesia dari target yang Mas Menteri canangkan 4.000 desa wisata.
Antusiasme ribuan desa wisata tersebut diharapkan mempermudah pengembangan desa wisata di Indonesia kedepannya.
Dalam pengembangan desa wisata, Kemenparekraf melibatkan mitra strategis dalam mengembangkan desa wisata khususnya desa wisata yang masuk 75 desa wisata terbaik Desa Wisata Indonesia Bangkit.
Satu dari 75 desa wisata terbaik adalah Desa Wisata Negeri Rutong, Kota Ambon, Provinsi Maluku.
Desa Wisata Negeri Rutong terletak di Kecamatan Leitimur Selatan, Kota Ambon, Provinsi Maluku dengan waktu tempuh dari Bandara Pattimura Ambon selama 1 jam 10 menit. Rutong terletak Di Jazirah Leitimur Selatan.
Negeri Rutong secara geografis berbatasan di sebelah utara dengan petuanan Negeri Batu Merah dan Halong
Di sebelah selatan Desa Wisata Negeri Rutong berbatasan dengan laut Banda, sebelah barat dengan Petuanan Negeri Leahari dan Negeri Ema, sedangkan di sebelah Timur dengan Negeri Hutumuri.
Baca juga: Desa Wisata Kwau Miliki Area Kebun Pohon Pisang Raksasa dan Habitat Cendrawasih
Sepanjang perialanan menuju Negeri Rutong, wisatawan dapat menikmati kesejukan udara segar dan bebas polusi yang berasal dari pepohonan rindang yang tumbuh di pinggiran jalan.
Mata wisatawan akan dimanjakan serta dibuai dengan panorama alam yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan.
Pantai Rutong berpasir putih diselingi batu kerikil dan bibir pantai terjun ke laut Banda. Lepas pantainya merupakan terumbu karang yang dihuni berbagai jenis biota laut yang indah.
Ke darat tidak jauh dari pantai terdapat bukit dan pegunungan dengan hutan lebat pohon-pohon sagu dan pohon buah-buahan.
Di beberapa tempat terdapat kebun-kebun bahan makanan dan holtikultura. Rutong juga dikembangkan menjadi salah satu desa wisata untuk ekowisata hutan sagu.
Hutan Sagu, Negeri Rutong memiliki ekowisata berupa hutan sagu yang ditanam oleh nenek moyang yang terus dilestarikan hingga sekarang dan merupakan negeri dengan hutan sagu terbesar di kota ambon.
Selain itu para pengunjung dapat menikmati keindahan pantai serta hutan mangrove dilokasi yang sama.
Pantai Rutong, memiliki pasir putih yang diselingi batu kerikil dan bibir pantai terjun ke laut Banda. Lepas pantainya merupakan terumbu karang yang dihuni berbagai jenis biota laut yang indah.
Wisata Hutan Mangrove
Hutan Mangrove, keberadaan hutan mangrove memberikan manfaat fisik dan biologis, serta manfaat ekonomi.
Mengingat potensi sumber daya mangrove untuk mendukung kesejahteraan masyarakat dan produktivitas lingkungan sekitar, penelitian ini dilakukan untuk menganalisis nilai ekonomi ekosistem hutan mangrove di wilayah pesisir kota Ambon khususnya yang berada di Negeri Rutong.
Penghasil Sagu Terbesar Kota Ambon
Negeri Rutong merupakan penghasil sagu terbesar di Kota Ambon, salah satu hal menarik yang ditawarkan selain dapat melihat pohon sagu secara langsung pengunjung.
Selai itu, pengunjung juga dapat melihat bagaimana proses pembuatan sagu secara tradisional dan dapat ikut serta dalam salah satu proses pembuatan sagu hingga proses mengelola sagu menjadi makanan.
Seni dan Budaya
Desa wisata Negeri Rutong memiliki atraksi dan tarian tradisional yang menggambarkan budaya dan filosofi negeri rutong yaitu bersatu kita teguh bercerai kita runtuh.
Tarian dan atraksi ini dimainkan oleh anak-anak negeri rutong. Adapun jenis tariannya antara lain sebagai berikut:
Tari Tali, Tali menjadi elemen penting dalam tarian ini. Tujuan dari Tari Tali adalah untuk mengepang tali sambil berdansa mengikuti irama.
Katerji, Tarian ini biasanya dilakukan secara berpasangan antara penari pria dan Wanita. Tari Ketrji merupakan hasil akulturasi dari Portugis dan Maluku.
Baca juga: Desa Wisata Perkebunan Bukit Lawang Andalkan Wisata Alam dan Sungai Bahorok
Tarian ini biasa ditampilkan pada acara-acara perayaan hari besar, penyambutan tamu maupun adat dan pentas seni di sekolah-sekolah.
Penyambutan Tamu Secara Adat, Negeri Rutong merupakan negeri yang masih mempertahankan adat istiadat yang dimiliki seperti penyambutan tamu secara adat dengan Tari Cakalele Bulu Ayam.
Penyambutan dilanjutkan dengan Kain Gandong oleh Mama-Mama Mata ina yang mengantarkan tamu ke rumah adat diiringi nyayian lagu adat.
Kemudian para tetua adat akan menyambut tamu dengan bahasa adat kemudian membuat ritual adat sebagai tanda perkenalan, dan tamu akan dijamu dengan minuman tradisional sebagai penanda bahwa pengunjung merupakan bagian dari Negeri Rutong. (RO/S-4)
Negeri Rutong memiliki tiga homestay yaitu Homestay Wairoang, Homestay Waiuku dan Homestay Lilinita, dengan fasilitas yang memadai seperti kamar tidur, dapur, ruang tamu dan toilet.
Di sekitar homestay tersedia cctv untuk memantau kondisi keamanan terdapat wifi gratis, pengunjung juga akan dilayani oleh pengelola homestay yang merupakan warga lokal.
Lokasi homestay berada di tengah-tengah desa wisata untuk mempermudah pengunjung berinteraksi dengan warga lokal. (RO/S-4)
Terkini Lainnya
Swasta dan Kampus Berkolaborasi Gelar Workshop Tunjang Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka
PPP Sebut Tak Mau Sandiaga Jadi Korban Kekalahan di Pilkada
Sandiaga Uno Diusulkan Maju di Jabar, PKB: Sulit bila Lawan Ridwan Kamil
Jakarta dan Jabar Minim Tokoh, PKB: Cuma Anies Baswedan dan Ridwan Kamil
PKB Ungkap Usulan Kader untuk Usung Sandiaga Uno di Pilkada Jabar
Dorong Agenda Wisata Lingkungan melalui Festival Teluk Tomini
Jawa Barat Dorong Pengembangan Potensi Wisata di 27 Kabupaten Kota
Dukung Pemberdayaan Desa Wisata demi Tumbuhnya Pusat Ekonomi Baru yang Merata
Konsep Desa Wisata dan Wisata Pedesaan Harus Dibedakan Secara Jelas di RUU Kepariwisataan
Membangkitkan Desa Bermodal Alam dan Budaya
Inovasi dan Kolaborasi Jadi Modal Utama Mempertahankan Eksistensi Destinasi Pariwisata
Senja di Bumi Tinalah, Maksimalkan Potensi Atraksi Budaya
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap