visitaaponce.com

56.919 jiwa Terdampak Banjir Demak

56.919 jiwa Terdampak Banjir Demak
Sebanyak 4.390 keluarga (56.919 jiwa) di 24 desa di enam kecamatan mengungsi karena terdampak banjir di Kabupaten Grobogan.(MI)

BANJIR di Grobogan belum sepenuhnya surut. Sebanyak tujuh titik tanggul sungai yang jebol mengakibatkan 4.390 keluarga (56.919 jiwa) di 24 desa di enam kecamatan mengungsi, serta jalan penghubung Demak-Grobogan lumpuh.

Pemantauan Media Indonesia Kamis (8/2) banjir dengan ketinggian 30-100 centimeter merendam ruas jalan penghubung Demak-Grobogan. Kondisi ini mengakibatkan ratusan kendaraan terpaksa berbalik arah.

Lumpuhnya jalur Demak-Grobogan tersebut terjadi karena semakin meluasnya banjir melanda Kabupaten Demak akibat jebolnya tanggul sejumlah sungai di daerah itu. "Saya mau ke Purwodadi, sebelumnya menghindari banjir di Gubug tetapi di sini terjebak banjir, terpaksa memutar arah dan melalui Kudus," kata Wahyono, 30, warga Kota Semarang.

Baca juga : Banjir Grobogan, Ribuan Warga Mengungsi

Senada, Latif, 48, warga Sayung, Demak dari Purwodadi harus berputar dan menembus jalan di persimpangan Gubug yang sebelumnya terendam. 

"Sudah menurun ketinggian air di Gubug, tetapi berjalan merambat dan untuk motor masih kesulitan," tambahnya.

Kepala Pelaksana Badan Penanggungan Bencana Daerah (BPBD) Demak Agus mengatakan banjir terjadi di daerah ini meningkat. Sebelumnya hanya enam desa di dua kecamatan, tetapi sekarang meningkat 24 desa di enam kecamatan karena ada  tujuh titik tanggul sungai jebol akibat tidak kuat menahan volume air yang meningkat.

Baca juga : Dampak Banjir, Ribuan Ha Sawah di Demak dan Grobogan Terancam Gagal Panen

Sebanyak 24 desa di enam kecamatan terendam banjir, ungkap Agus, selain mendakibatkan kelumpuhan di sejumlah ruas jalan penghubung antar desa, kecamatan maupun antar daerah juga 4.390 keluarga (56.919 jiwa) terdampak dengan ratusan di antaranya terpaksa mengungsi serta 1.008 hektare sawah terendam banjir.

Banjir di Kecamatan Karangawen, Kebonagung, Wonosalam, Karangtengah, Sempet dan Gajah, lanjut Agus, terjadi karena jebolnya tanggul sungai yakni Sungai Tuntang, Sungai Cabean, dan Sungai Jratun hingga air mengalir ke desa-desa sekitarnya dan mengakibatkan banjir setinggi 0,5-1,5 meter.

"Hujan lebat di daerah hulu mendakibatkan daerah hilir sungai seperti Demak ini terdampak, banyaknya tanggul kritis juga menjadi ancaman serius meskipun berbagai upaya antisipasi telah dilakukan," kata Agus Nugroho.

Baca juga : Banjir Di Grobogan Meluas di 16 Kecamatan dan Jalur Semarang-Purwodadi Masih Lumpuh

Menghadapi bencana banjir ini, demikian Agus Nugroho, berbagai upaya kedaruratan telah diambil yakni mengerahkan petugas dan relawan berikut peralatan seperti perahu karet untuk mengevakuasi warga ke tempat aman. "Kita mulai buat dapur umum dan distribusikan bantuan pangan dan obat-obatan," imbuhnya. (Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat