visitaaponce.com

Badan Karantina Indonesia Buka Akses Durian Tembus Pasar Tiongkok

Badan Karantina Indonesia Buka Akses Durian Tembus Pasar Tiongkok
Ilustrasi. Ratusan pengunjung memadati Durian Fair di teras Blok M Square, Jakarta Selatan, Minggu (28/2/2016).(MI/PANCA SYURKANI)

BADAN Karantina Indonesia (Barantin) menggelar Focus  Group Discussion (FGD) di Kota Palu, Sulawesi Tengah, sebagai upaya percepatan akses pasar buah durian ke Tiongkok. Kegiatan tersebut berlangsung di Gedung Pogombo, Kantor Gubernur Sulawesi Tengah, Senin (19/2).

Dalam kegiatan FGD, Barantin melalui Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Sulawesi Tengah (Karantina Sulteng) memfasilitasi akses pasar dan dorong percepatan ekspor durian khususnya Durian Palu ke Tiongkok.

"Barantin siap fasilitasi akses pasar dan kawal persiapan ekspor durian termasuk tahap audit kebun dan rumah kemas durian," ujar Kepala Barantin, Sahat M Panggabean.

Baca juga : Jokowi Lobi-lobi PM Tiongkok Ekspor Durian hingga Sarang Walet

Ia menjelaskan, pada 2020, Barantin telah mengajukan akses pasar durian ke Pemerintah Tiongkok (GACC) dan telah mendapat tanggapan pada 2023, dengan disampaikannya hasil analisis risiko durian. Langkah selanjutnya, Indonesia perlu mempersiapkan audit kebun dan rumah kemas durian di Indonesia.

Menurut Sahat, pasar durian di Tiongkok merupakan pasar yang menjanjikan mengingat terdapat lonjakan permintaan durian hingga 400% dari tahun ke tahun. Selain itu, selama dua tahun terakhir, Tiongkok telah mengimpor durian hingga mencapai 91% dari permintaan global. Hal tersebut juga menjadi peluang besar bagi durian Indonesia memenuhi pasar Tiongkok.

"Peluang akses pasar durian ke Tiongkok harus dapat dimanfaatkan dengan baik, mengingat potensi durian Indonesia yang cukup besar tersebar di seluruh Indonesia," kata Sahat.

Baca juga : Impor Jeruk dari Tiongkok Konsisten Naik

Hal itu dimaksudkan tentunya dengan pendampingan dan sertifikasi karantina, sehingga dapat menjamin produk ekspor Indonesia terjaga kualitasnya dan telah memenuhi persyaratan negara tujuan.

Sahat menegaskan beberapa hal penting dalam penanganan ekspor durian adalah dengan menerapkan traceability system, baik untuk kegiatan mitigasi Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) maupun dalam mempertahankan kualitas dan mutu ekspor.

"Untuk dapat memenuhi persyaratan dari Tiongkok, pemeriksaan kesehatan durian tidak hanya dilakukan di border saja, namun juga pemeriksaan yang dilakukan mulai dari hulu hingga hilir. Dengan demikian kualitas atau mutu durian hingga keamanan pangannya dapat tertelusur," ungkap Sahat.

Baca juga : Ekspor RI ke Tiongkok Naik 25,66%, Terbanyak Feronikel

Berdasarkan data IQ-FAST Badan Karantina Indonesia, selama 2023 lalu Indonesia setidaknya telah berhasil mengekspor sebanyak 7,15 juta ton durian ke beberapa negara seperti Thailand, Tiongkok, Malaysia, Hong Kong dan lain sebagainya. Tiongkok sendiri menjadi negara kedua paling banyak mengimpor durian dari Indonesia.

Pada kegiatan itu, Sahat juga mengemukakan sinergitas dan kolaborasi Barantin dengan instansi-instansi terkait juga tidak kalah penting dalam memastikan penanganan ekspor durian sesuai dengan yang dipersyaratkan sehingga berhasil menembus pasar Tiongkok.

"Dalam mengupayakan percepatan akses pasar durian Indonesia ke Tiongkok, diperlukan adanya harmonisasi kebijakan dari instansi terkait sehingga selaras dalam penanganan ekspor," tandas Sahat.

Baca juga : Pertumbuhan Ekonomi Singapura Kuartal Ketiga Lampaui Perkiraan

Hadir dalam acara tersebut Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Novalina, dan Staf Khusus Menteri Bidang Infrastruktur dan Teknologi Kementerian Bidang Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Jona Widhagdo Putri.

Hadir pula Hotman Fajar Simanjuntak selaku Ketua Kelompok Penerapan & Pengawasan Keamanan & Mutu, Direktorat Jenderal Hortikultura, serta Anas selaku Direktur Pengawasan Penerapan Standar Keamanan dan Mutu Pangan, Badan Pangan Nasional, sebagai narasumber.

Selain instansi pemerintah, Balai Besar Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, dan Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan Palu, FDG tersebut juga mengundang unsur akademisi.

Baca juga : Pertemuan Menkeu AS dan Tiongkok Tentukan Haru Biru Ekspor Indonesia ke Tiongkok

Selain itu sejumlah eksportir, yakni PT Feng Zhi Xiang, PT Duo Putri Abadi, PT Segar Jaya Mandiri, PT Sulawesi Durian Indonesia, PT Coco Jaya Lestari, PT Agro Sukses Unggulan Nusantara, PT Indonesia Minxing Fruit Trading, dan Asosiasi Perkebunan Durian (Apdurin).

Juga para petani durian yang tergabung dalam beberapa kelompok tani (KT), yakni KT Dumon Ampibabo, Ngerestiti Kasimbar, Bapeja Kasimbar, Tunas Muda Tindaki, Tunas Mekar 5 Kasimbar, Budi Rahayu, Braban, Balinggi, dan KT Durian Jaya, Desa Ogorandu, Kecamatan Bolano Lambunu.

Bagi Pemprov Sulteng, kegiatan FGD merupakan salah satu wujud gerak cepat Sulteng sebagai langkah maju yang diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi dan langkah konkret untuk membawa durian asal Sulteng menembus pasar Internasional. (Z-6)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat