visitaaponce.com

Pertemuan Menkeu AS dan Tiongkok Tentukan Haru Biru Ekspor Indonesia ke Tiongkok

Pertemuan Menkeu AS dan Tiongkok Tentukan Haru Biru Ekspor Indonesia ke Tiongkok
Proses bongkar muat di pelabuhan. Ekspor ke Tiongkok bergantung dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut(Antara)

Menteri Keuangan Amerika, Janet Yellen akan bertemu dengan Tiongkok di San Francisco pada 9 – 10 November untuk membahas perjanjian dan peningkatan hubungan diantara kedua negara tersebut.

Mereka akan membahas upaya untuk membangun kembali hubungan diplomatik dan melanjutkan dialog mengenai ekonomi di tengah ketegangan yang terjadi, mulai dari kontrol ekspor Amerika khususnya chip berteknologi tinggi ke Tiongkok, yang menghambat transisi dan implementasi teknologi maju di Tiongkok.

Yellen berharap, dengan kehadiran pertemuan antara Amerika dan Tiongkok, dapat menstabilkan hubungan dan membuat kemajuan dalam isu-isu utama. Namun hal itu ditanggapi dengan skeptis oleh pelaku pasar.

"Menurut kami pertemuan ini tidak akan efektif memberikan dorongan terhadap pemulihan ekonomi Tiongkok," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, Selasa (7/11).

Di sisi lain, investasi asing di Tiongkok kembali berkurang, menyentuh negatif untuk pertama kali sejak tahun 1998.

Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang berjanji akan memperluas akses ke pasar dan meningkatkan impor, yang sudah mengalami penurunan khususnya pada tahun 2023. Li Qiang akan terus mendorong keterbukaan dengan inklusivitas dan pembagian manfaat yang jauh lebih besar.

Li juga berjanji akan melindungi hak dan kepentingan investor asing sesuai dengan hukum yang ada, untuk mendorong kembali investasi asing di Tiongkok.

"Namun bagaimana Tiongkok dapat meningkatkan impor dari negara lain, sedangkan perekonomiannya kian melambat," kata Nico.

Perlambatan ekonomi Tiongkok berdampak pada Indonesia yang pada kuartal III 2023 ini pertumbuhan ekonominya juga melambat.

Impor Tiongkok terus mengalami penurunan, dalam kurun waktu 7 bulan berturut-turut. Hari ini pasar akan menanti data perekonomian dari Tiongkok mengenai ekspor, impor, hingga neraca perdagangan.

Untuk impor, secara tahunan diproyeksikan masih akan tumbuh negatif dari -6,2% menjadi -5% hingga -5,5%. Sedangkan untuk ekspor juga masih tumbuh negatif sebelumnya -6,2% menjadi -3% hingga -3,5%.

Saat ini Tiongkok terus melakukan berupaya untuk mendorong pemulihan ekonominya. Namun foreign direct investment (FDI) terus menurun berdasarkan neraca pembayaran. Ini memberikan gambaran bahwa perusahaan asing mulai berkurang dalam hal menginvestasikan kembali keuntungannya di Tiongkok.

"Hal ini tentu membuat perekonomian Tiongkok kian semakin lambat dalam berakselerasi terhadap pemulihan ekonomi yang terjadi," kata Nico. (Try/E-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Raja Suhud

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat