visitaaponce.com

Dua Anggota Mind Id Targetkan Reklamasi Lahan Tambang

Dua Anggota Mind Id Targetkan Reklamasi Lahan Tambang
Di area lahan bekas tambang, perusahaan menanam berbagai jenis tanaman buah-buahan seperti alpukat, jeruk, nangka, dan yang lain.(Dokpri)

PT Timah Tbk melaksanakan reklamasi darat seluas 299,47 hektare di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sepanjang 2023. Selain itu, anggota BUMN Holding Industri Pertambangan Mind Id atau Mining Industry Indonesia tersebut berencana melakukan ekspansi reklamasi darat seluas 396,5 hektare pada 2024. Ini merupakan Salah satu wujud pengelolaan lingkungan berkelanjutan.

Revegetasi atau penanaman area lahan bekas tambang menjadi bagian dari upaya reklamasi yang dilakukan PT Timah. Di area lahan bekas tambang, perusahaan menanam berbagai jenis tanaman buah-buahan seperti alpukat, jeruk, nangka, dan yang lain. Selain itu, perusahaan menanam jenis pohon seperti sengon, jambu mete, dan kelapa sawit. 

"Rencana reklamasi yang dilakukan PT Timah sesuai dengan bukaan lahan tambang yang akan digarap perusahaan. Program reklamasi melibatkan masyarakat di sekitar lingkar tambang sebagai upaya pemberdayaan masyarakat juga menjadi roda penggerak perekonomian lokal," kata Sekretaris Perusahaan Mind Id Heri Yusuf dalam keterangan tertulis, Kamis (29/2). 

Baca juga : KLHK Tegaskan Bekas Tambang Wajib Direhabilitasi

Anggota lain Mind Id, PT Freeport Indonesia (PTFI), memproyeksikan reklamasi lahan bekas tambang seluas 65 hektare pada 2024. Upaya revegetasi tersebut menjadi fokus utama PTFI di lahan bekas tambang. Pada 2023, PTFI sukses melakukan revegetasi dengan menghijaukan lahan bekas galian Grasberg dengan luasan mencapai 35 hektare, tepatnya di area Wanagon, bagian barat puncak Cartenz dengan elevasi di ketinggian 3.800 mdpl. Penanaman juga dilakukan di wilayah Kaimana, bagian barat puncak Cartenz di ketinggian 4.300 mdpl. 

"PTFI juga menggarap pembangunan Pusat Penelitian Reklamasi dan Keanekaragaman Hayati Mauraja MP-21 yang berlokasi di lahan bekas pengendapan pasir sisa tambang (Sirsat) yang menjadi habitat bagi aneka satwa seperti burung, kupu-kupu, mamalia, hingga herpetofauna," ujarnya. 

PTFI juga sudah melakukan penghijauan di area bekas tambang open pit Grasberg, tepatnya lubang raksasa berdiameter 3,5 km dengan kedalaman mencapai 1 km. PTFI fokus melakukan revegetasi di tambang yang sudah ditutup sejak 2019 itu, seperti menanam jenis rumput lokal tipe spesies rhododendron dan lumut. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat