visitaaponce.com

Ini Identitas Korban Jembatan Penghubung yang Ambruk

Ini Identitas Korban Jembatan Penghubung yang Ambruk
Kepala BPBD Kota Salatiga Roy Anjar mengungkapka identitas empat korban yang terjatuh saat jembatan penghubung ambruk.(BPBD)

KEPALA Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Salatiga Roy Anjar mengungkapka identitas empat korban yang terjatuh saat jembatan penghubung Kota Salatiga-Kabupateng Semarang ambruk. 

Satu korban yang meninggal dunia atas nama Maratus, pegawai pabraik di Kota Salatiga. Sedangkan dua korban yang masih dalam perawatan bernama Ilham Sendiko dan Wildan Rifki.

Korban lain, Ramlan hanya mengalami luka ringan dan kini masih menjalani perawatan luka di rumahnya. 

Baca juga : 3 Pelintas Terperosok, 1 Tewas Saat Jembatan Penghubung Salatiga-Semarang Ambrol

Ambrolnya jembatan penghubung yang berada di Jalan Salam, Kelurahan Randuacir, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga terjadi pada Rabu (6/3). Tiga motor dan seorang pejalan kaki yang sedang melintas turut terperosok ke kedalaman 5 meter. 

"Saat itu hari masih pagi, ketika kami melintas air sungai memang terlihat deras dan ketika berada di tengah jembatan tiba-tiba runtuh dan tiga korban bersama sepeda motornya langsung ikut anjlok ke sungai," ujar Ramlan.

Roy Anjar mengatakan setelah mendapatkan informasi ada jembatan runtuh, bersama TNI dan kepolisian serta PMI langsung bergerak ke lokasi, tiga korban satu per satu dievakuasi dari reruntuhan bangunan jembatan.

Baca juga : Dua Korban Longsor Muarasari Bogor Meninggal Dunia

"Satu korban perempuan tewas, dua orang luka berat akibat tertimbun reruntuhan dan ketiganya langsung kami larikan ke rumah sakit," kata Roy Anjar.

Proses evakuasi terhadap korban maupun tiga sepeda motor korban, lanjut Roy, memakan waktu cukup lama karena tercepit bebatuan yang berasal dari reruntuhan jembatan.

Runtuhnya jembatan tersebut, kata Roy, terjadi karena derasnya air sungai akibat hujan lebat di Kawasan Gunung Merbabu sejak sore, sehingga jembatan yang sebelumnya telah terlihat tanda-tanda rusak runtuh saat diterjang air sungai yang meningkat volumenya. 

"Sebenarnya jembatan itu telah ditutup karena berbahaya, tapi warga tetap nekat melintas karena memperpendek jarak," imbuhnya. (Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat