visitaaponce.com

BNPB Beberapa Daerah di Jawa Tengah dan Madura Masih Dihantui Cuaca Ekstrem

BNPB: Beberapa Daerah di Jawa Tengah dan Madura Masih Dihantui Cuaca Ekstrem
Pengendara motor dan mobil berusaha menembus banjir di Semarang, Jawa Tengah.(Dok. Antara/Makna Zaezar)

KEPALA Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan terdapat beberapa titik di Jawa Tengah dan Madura menjadi perhatian khusus karena banjir dan cuaca ekstrem.

"Di Pulau Jawa dominan banjir dan cuaca ekstrem. Update situasi di Pulau Jawa saat ini BNPB memberikan atensi di beberapa tempat di pulau Madura di Bangkalan itu juga sudah kita intervensi dengan dana operasional siap pakai," kata Abdul dalam konferensi pers secara daring, Kamis (14/3).

Kemudian BNPB juga membahas pola intervensi yang bisa dilakukan untuk Semarang Jawa Tengah juga yang sedang dikepung banjir.

Baca juga : Cuaca Ekstrem, Banjir Bandang Melanda Pati

"Selain itu ada juga Demak dan Pekalongan ada banjir bandang bahkan dua orang ibu dan anak meninggal dunia itu juga sedang kita lihat," ujar dia.

Diketahui sejumlah perjalanan kereta api terganggu, dialihkan bahkan dibatalkan karena banjir yang mengepung Kota Semarang. Tidak hanya itu Stasiun Tawang juga terendam banjir.

Berdasarkan monitoring satelit klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) per pukul 20.50-23.45 WIB, wilayah dengan dampak cuaca ekstrem ini terpantau meliputi Kota Semarang, Kabupaten Kendal, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, sebagian wilayah Kabupaten Demak dan Kabupaten Grobogan.

Baca juga : Banjir Demak Lumphkan Jalur Pantura, Masih Banyak Warga Butuh Pertolongan

Abdul menjelaskan sebenarnya saat ini Indonesia sudah ada di penghujung musim hujan. Tetapi dalam satu minggu terakhir sedikit ekstrem dalam beberapa hari atau berapa minggu ke depan intensitas hujan.

"Indonesia bagian barat karena ada fenomena-fenomena regional yang paling kuat itu adalah Madden Julian Oscillation (MJO) sehingga ada rangkaian awan-awan dari Samudra Hindia yang secara reguler terus bergerak dari India ke Pasifik yang kemudian membawa kumulasi yang lebih tinggi di Indonesia," pungkasnya.

(Z-9)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat