visitaaponce.com

Ini Strategi BI NTT untuk Pengembangan Ekonomi Syariah di Daerah

Ini Strategi BI NTT untuk Pengembangan Ekonomi Syariah di Daerah
Ada tiga strategi yang disiapkan Bank Indonesia untuk pengembangan ekonomi syariah di daerah.(MI/Palce Amalo)

KEPALA Perwakilan Bank Indonesia (BI) Nusa Tenggara Timur (NTT) Agus Sistyo Widjajati mengungkapkan tiga strategi yang dilakukan BI untuk pengembangan ekonomi syariah di daerah, serta pengembangan kemandirian ekonomi pesantren di NTT.

Tiga strategi itu penguatan ekosistem produk halal, penguatan keuangan syariah, dan penguatan literasi ekonomi syariah, iklusi, dan halal lifestyle.

"Hal ini penting dilakukan, mengingat Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, sangat berpotensi untuk menjadi pusat industri halal dunia, terlebih utama, Labuan Bajo yang merupakan destinasi pariwisata super prioritas, perlu kita perkuat aspek ekonomi syariahnya sehingga dapat menjadi destinasi pariwisata ramah muslim secara nasional maupun internasional," ujar Agus saat menggelar silaturahmi dan buka puasa bersama Keluarga Besar Yayasan Jembatan Kebersamaan dan Pondok Pesantren Al Fatah Bburak di SDI Persaudaraan Labuan Bajo, Manggarai Barat, Jumat (22/3).

Baca juga : Erick Thohir: Indonesia Harus Menjadi Industri Halal Nomor Satu Dunia

Kegiatan ini dihadiri ratusan orang antara lain Rahmat Nuriyadin dari Nadathul Ulama (NU) Manggara Barat, pemuda Muhammadiyah, imam masjid, pimpinan pondo pesantren, kepala sekolah, serta guru dan siswa.

Menurutnya, sepanjang 2023, BI NTT melakukan langkah-langkah pengembangan UMKM syariah di Labuan Bajo, antara lain kurasi atau seleksi UMKM untuk masuk ke Industri Kreatif Syariah Indonesia (IKRA), penguatan literasi Ekonomi Syariah kepada 120 UMKM yang kita laksanakan di Batu Cermin pada Maret 2023 dan masih banyak kegiatan-kegiatan lain yang mendorong pengembangan ekonomi syariah di Labuan Bajo.

Karena itu, rangkaian kegiatan tersebut, lanjutnya, termasuk bagian dari penguatan literasi mengenai ekonomi syariah. 

Baca juga : BI : Pengeluaran Domestik Produk Halal Capai US$282 M di 2025 

"Makanya tadi bapak dan ibu diminta mengisi soal pre-test dan nanti ada post-testnya di akhir kegiatan. Ini dilakukan sejalan dengan pesan dari wakil presiden untuk meningkatkan indeks literasi ekonomi syariah yang pada 2023 baru mencapai 23,3%. Diharapkan tahun ini indeks literasi tersebut dapat mencapai 40% secara nasional," ujarnya.

Menurutnya, peran pondok pesantren dalam pengembangan ekonomi syariah di Labuan Bajo ini sangat penting, misalnya dengan membangun unit-unit usaha syariah di bidang pertanian, peternakan, hortikultura sambil membekali para santri sebagai anak-anak muda kita untuk berwirausaha dengan prinsip syariah.

Dengan demikian, tambahnya, nanti pelaku-pelaku usaha syariah di Labuan Bajo ini terus meningkat. (Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat