visitaaponce.com

Hari Buruh Kondisi Perusahaan di Cimahi tidak Sedang Baik-Baik Saja

Hari Buruh: Kondisi Perusahaan di Cimahi tidak Sedang Baik-Baik Saja
Massa buruh berdemonstrasi memperingati Hari Buruh Internasional di kawasan Patung Kuda, Monas, Jakarta(MI/Usman Iskandar)

PERUSAHAAN di Kota Cimahi menghadapi krisis yang disebabkan beberapa faktor. Kondisi ini tentunya mengancam para buruh mulai dari pengurangan jam kerja hingga pemutusan hubungan kerja (PHK).

Sekretaris Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kota Cimahi, Christina Sri Manunggal menjelaskan, kondisi perusahaan saat ini belum pulih usai dihantam pandemi covid-19, belum lagi dengan krisis global yang berdampak pada pasar ekspor.

"Ada beberapa perusahaan terpaksa mengurangi karyawan, ada pula yang mengurangi jam kerja. Kalau perusahaan yang bangkrut belum ada, semoga tidak ada," katanya saat dihubungi, Selasa (1/5).

Baca juga : Apindo Sebut Gelombang PHK Masih Berlanjut pada Tahun Depan

Menurut dia, cobaan semakin berat ketika perusahaan di Cimahi diwajibkan membayar hak atau gaji buruh sesuai Upah Minimum (UMK) yang ditetapkan pemerintah.

"Meski menghadapi situasi sulit, perusahaan yang berada dibawah naungan Apindo Cimahi tetap memenuhi hak karyawannya sesuai keputusan pemerintah," tuturnya.

Sejauh ini, pihaknya belum menerima laporan adanya perusahaan yang akan pindah ke daerah yang UMK-nya lebih rendah untuk mengurangi beban operasional.

Baca juga : Usaha Tiongkok Perluas Lapangan Kerja dan Menstabilkan Pasar Rumah

"Kalau misalnya untuk pindah perusahaan bukan hal mudah, mengurus aset dan sebagainya. Kami bertahan saja dan semoga cepat membaik lagi," ungkapnya.

Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Cimahi mencatat jumlah perusahaan di Kota Cimahi mencapai 378 yang didominasi bergerak di bidang garmen dan tekstil.

Kepala Disnaker Kota Cimahi, Asep Jayadi mengakui, kondisi perusahaan sekarang sedang tidak baik-baik saja.

Baca juga : OpenAI dalam Kesepakatan dengan Investor Senilai US$80 Miliar

"Kondisinya memang sedang tidak baik, baik order maupun pembelian bahan baku dan ekspor ke luar negeri. Ada dampak krisis global, dari mulai perang Rusia dengan Ukraina hingga Israel dengan Palestina," kata Asep.

Belum lagi besaran UMK yang terus mengalami kenaikan. Dengan kondisi tersebut bisa saja mempengaruhi investor yang berinvestasi di Cimahi. Bahkan menurutnya tak menutup kemungkinan ada perusahaan yang pindah dari Cimahi.

"UMK juga berpengaruh, jadinya banyak investor yang berpikir ulang berinvestasi di Cimahi. Bisa saja mereka mencari daerah lain yang UMK-nya lebih rendah," ucap Asep. (DG/Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat