visitaaponce.com

Gemoy Bayi dengan Berat Badan 5,2 Kilogram Lahir di RSUD Cililin Bandung Barat

Gemoy! Bayi dengan Berat Badan 5,2 Kilogram Lahir di RSUD Cililin Bandung Barat
Perawat menggendong bayi seberat 5,2 kilogram yang baru dilahirkan di RSUD Cililin, Kabupaten Bandung Barat.(Dok. MI)

SEORANG bayi dengan berat badan jauh di atas angka normal lahir di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cililin, Kabupaten Bandung Barat. Bayi dari pasangan suami-istri, Ai Habibaturohmah ,31, dan Hasanudin ,39, warga Kampung Malandong, Desa Pasirpogor, Kecamatan Sindangkerta itu memiliki berat 5,2 kilogram dengan 53 centimeter.

Bayi tersebut lahir pada Rabu, 8 Mei 2024 pukul 09.40 WIB melalui operasi sesar. Kelahiran bayi ini membuat pihak keluarga kaget dan terkejut karena bobotnya hampir dua kali lipat dari ukuran rata-rata bayi baru lahir pada umumnya.

"Kaget sekaligus bahagia karena beratnya sangat besar, lebih dari 5 kilogram," kata Solehah, nenek bayi ditemui di RSUD Cililin.

Baca juga : Vidi Aldiano Bingung Memilih Hadiah untuk Bayi Jessica Mila yang Baru Lahir

Dirinya pun sekaligus bangga dengan kehadiran anak berjenis kelamin laki-laki ini karena sangat ditunggu-tunggu, mengingat tiga anak pasangan Ai dan Hasanudin sebelumnya adalah perempuan.

Sebelum dibawa ke RSUD Cililin, ia menjelaskan, Ai memeriksa kandungannya ke bidan sekitar rumahnya. Karena sudah memasuki usia hamil dan terdeteksi adanya potensi kandungan bayi bobot besar, bidang lalu merujuknya ke RSUD Cililin.

"Kemarin (Selasa) dibawa ke bidan terus dirujuk ke rumah sakit karena dalam kandungannya ada bayi besar," ujarnya.

Baca juga : Krisis Populasi di Jepang Kian Dalam

Solehah mengatakan, tiga orang cucu lainnya juga memiliki riwayat bayi berbobot di atas 3 kilogram. Namun, ia tak menyangka bobot anak keempat Ai bisa mencapai 5,2 kilogram.

"Alhamdulillah anak dan cucu saya selamat selama proses persalinan. Ibunya sedang pemulihan dan bayinya masih diobservasi," tuturnya.

Kabid Pelayanan Kesehatan RSUD Cililin, Evi Apriana menjelaskan, kondisi bayi setelah dilahirkan dinyatakan sehat, namun mengalami sedikit sesak napas sehingga memerlukan alat bantu pernapasan.

Baca juga : Simpan Tali Pusat dengan Teknologi yang Canggih Ternyata Ada di Indonesia

"Bayi masih diobservasi selama 6 jam, kita lihat peningkatan frekuensi pernapasannya. Kalau bayi normal ada 60 kali per menit, sementara bayi itu 70 kali permenit," ungkapnya.

Lebih jauh, setelah diobservasi, tim dokter akan melakukan pengecekan kadar gula darah bayi untuk mengetahui penyebab bobot bayi di atas rata-rata.

Menurutnya, kasus bayi berbobot besar biasanya dipicu akibat pola makan orang tua atau penyakit bawaan diabetes melitus (DM).

"Kita akan cek kadar gula darahnya untuk mengetahui apakah bayi ini mengidap diabetes atau tidak. Kalau hasilnya bagus dan kesehatannya membaik, nanti diperbolehkan pulang," bebernya.

(Z-9)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat