Perenang Rusia Kritik Penyelenggaraan Olimpiade 2020
PERENANG Rusia Yulia Efimova menuding Olimpiade Tokyo 2020 berlaku tidak adil karena ada sejumlah atlet yang dilarang berlomba dan juga penyelenggara sangat membatasi gerak peserta Olimpiade saat ini sampai mereka kesulitan berbelanja oleh-oleh.
Selain itu, dia juga mengkritik penyelenggara yang membuat jadwal final renang pagi hari hanya untuk memenuhi permintaan jam tayang utama televisi Amerika Serikat (AS).
Perenang, yang tampil di Olimpiadenya yang keempat ini, merupakan sosok yang kontroversial pada Olimpiade Rio 2016 Rio setelah menuduh lawannya dari Amerika Serikat Lilly King curang menggunakan obat-obatan. King adalah peraih medali emas nomor 100 meter gaya dada putri di Rio.
Baca juga: Kalah di Olimpiade, Atlet Anggar Argentina Dilamar Pelatihnya
Perenang Rusia, yang diskors selama 16 bulan, mulai Oktober 2013 sampai Februari 2015, setelah positif menggunakan anabolic steroid itu,
memenangkan medali perak.
Efimova dan King akan bertemu kembali di Tokyo, Selasa (27/7), dalam final nomor yang sama.
"Saya marah karena mustahil bisa pergi ke mana-mana dan banyak atlet yang dilarang mengikuti kompetisi ini. Ini Olimpiade yang tidak adil,
ketika tidak semua orang bisa berlomba," kata dia kepada laman www.matchtv.ru, Senin (26/7).
Perenang berusia 29 tahun itu tidak menjelaskan alasannya namun sejumlah atlet memang dilarang berlomba karena positif covid-19.
Atlet-atlet Rusia yang berlomba di Olimpiade Tokyo 2020 juga diharuskan bertanding di bawah bendera Komite Olimpiade Rusia (ROC) karena bendera dan lagu kebangsaan negara itu tidak boleh dimainkan menyusul pelanggaran doping yang mereka lakukan.
"Sayangnya, di dunia kita, uang menentukan segalanya dan mereka tidak memberikan perhatian kepada kepentingan atlet," kata dia mengacu pada jadwal lomba pagi hari, yang berbeda jauh dengan Olimpiade Rio yang digelar di malam hari.
"Kami akan menyaksikan hasil yang lebih baik jika kami berlomba dalam final pada malam hari," sambung dia.
"Rekor dunia akan pecah. Tetapi juga menarik karena hal yang tidak bisa diprediksi meningkat (pada pagi hari)."
Efimova juga memasalahkan perkampungan atlet yang disebutnya kecil dan mengkritik pembatasan bergerak yang diberlakukan panitia.
"Yang paling mengganggu saya adalah toko oleh-oleh yang tidak bisa Anda datangi. Dan jika Anda ke sana, sudah tidak ada apa-apa. Saya suka
membawa oleh-oleh saat pulang," pungkas Efimova. (Ant/OL-1)
Terkini Lainnya
Perpusnas Jalin Kerja Sama dengan Dua Perpustakaan Nasional Rusia
Arti Kemenangan Prabowo Subianto dan Vladimir Putin
Korea Utara Gelar Pertemuan Plenari Partai Pekerja Korea Bahas Kerja Sama dengan Rusia
Serangan Rusia di Ukraina Menewaskan 12 Orang, Termasuk 4 Anak-Anak
Sempat Anjlok Akibat Politik di Rusia dan Timur Tengah, Ekspor Rumput Laut Menggeliat Lagi
Diundang Ikut Olimpiade Paris 2024, Atlet Tenis Rusia Kompak Menolak
Tersingkir dari Wimbledon, Naomi Osaka Alihkan Fokus ke Olimpiade Paris 2024
KOI Rilis Seragam Kontingen Indonesia untuk Olimpiade Paris 2024
Ini Daftar Lengkap 29 Atlet Indonesia yang Lolos Olimpiade Paris 2024
Marta akan Tampil di Olimpiade Keenam Bersama Timnas Brasil
La Memo Bertekad Melaju ke Final di Olimpiade Paris 2024
Jin BTS Akan Jadi Pembawa Obor Pada Olimpiade Musim Panas Paris 2024
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap