Swiatek Sebut Tenis telah Lewatkan Kesempatan Larang Tampil Petenis Rusia dan Belarus
![Swiatek Sebut Tenis telah Lewatkan Kesempatan Larang Tampil Petenis Rusia dan Belarus](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/04/902b912f5e37d39b4ebb385816d2b7a9.jpg)
PETENIS putri nomor satu dunia Iga Swiatek mengatakan otoritas tenis dunia telah melewatkan kesempatan untuk melarang langsung tampilnya pemain Rusia dan Belarus setelah invasi Moskow ke Ukraina. Kini, waktunya telah berlalu.
Petenis Polandia berusia 21 tahun itu telah menjadi pendukung setia para pemain Ukraina yang mengkritik WTA karena tidak berbuat cukup untuk mendukung mereka.
Tidak seperti cabang olahraga lainnya yang memberlakukan larangan langsung setelah invasi pada Februari 2022, para pejabat tenis mengizinkan mereka yang berasal dari Rusia dan Belarus untuk terus bermain, tetapi sebagai atlet netral.
Baca juga: Kvitova Kandaskan Mimpi Sunshine Double Rybakina
Mereka diizinkan memainkan tiga dari empat turnamen Grand Slam, dengan pengecualian Wimbledon.
Pihak berwenang menghukum panitia penyelenggara turnamen Wimbledon berupa tidak memberikan poin peringkat turnamen, tetapi pemain Rusia dan Belarus akan dapat berkompetisi tahun ini setelah larangan dicabut.
Kedua negara itu juga dilarang mengikuti kejuaraan beregu seperti Piala Davis, saat Rusia menjadi juara bertahan.
Baca juga: Medvedev Raih Gelar Keempatnya pada Tahun Ini di Miami Terbuka
"Saya mendengar bahwa setelah Perang Dunia II, pemain Jerman tidak diizinkan ikut, demikian juga Jepang dan Italia, dan saya merasa hal semacam ini akan menunjukkan kepada pemerintah Rusia bahwa mungkin itu tidak sepadan," kata Swiatek kepada BBC, seperti dikutip dari ATP, Jumat (7/4).
"Saya tahu ini hal kecil karena kami hanya atlet, bagian kecil di dunia tapi saya merasa olahraga itu sangat penting dan olahraga selalu digunakan dalam propaganda."
"Ini adalah sesuatu yang dipertimbangkan pada awalnya, tenis tidak benar-benar berjalan seperti itu, tetapi sekarang akan sangat tidak adil bagi pemain Rusia dan Belarus karena keputusan ini seharusnya dibuat setahun yang lalu," lanjutnya.
Swiatek, yang memenangkan gelar Prancis Tebruka keduanya pada 2022 dan meraih juara Amerika Serikat (AS) Terbuka, mengatakan WTA dan ATP telah menunjukkan kurangnya kepemimpinan setelah invasi Rusia ke Ukraina, dan akibatnya tenis berada di 'tempat yang kacau'.
"Saya merasa tenis, dari awalnya, bisa sedikit lebih baik dalam menunjukkan kepada semua orang bahwa para petenis menentang perang," katanya.
"Saya merasa mereka bisa berbuat lebih banyak untuk menegaskan hal itu dan menyampaikan pandangan mereka, dan membantu kami mengatasi sedikit lebih baik di ruang ganti karena suasana di sana cukup tegang," imbuhnya.
Pekan lalu, petenis Ukraina Lesia Tsurenko mengecam juara Australia Tebruka asal Belarus Aryna Sabalenka karena mengklaim dia tidak pernah merasakan begitu banyak kebencian di ruang ganti.
"Saya pikir ini adalah permainan lain yang mereka mulai, sekarang mereka adalah korbannya, bukan kami," kata Tsurenko.
Swiatek mengatakan dia memiliki sejumlah simpati untuk Rusia dan Belarus.
"Bukan salah mereka punya paspor seperti itu," katanya.
"Saya berjabat tangan, misalnya, dengan Daria Kasatkina -- dia secara terbuka mengatakan bahwa dia menentang perang sejak awal dan itu akan menjadi mimpinya untuk menyelesaikan perang."
"Saya sangat menghargai itu karena menurut saya adalah suatu keberanian bagi atlet Rusia untuk mengatakan itu karena situasi mereka cukup rumit dan terkadang sulit bagi mereka untuk berbicara lantang tentang hal itu," pungkasnya. (Ant/Z-1)
Terkini Lainnya
Perpusnas Jalin Kerja Sama dengan Dua Perpustakaan Nasional Rusia
Arti Kemenangan Prabowo Subianto dan Vladimir Putin
Korea Utara Gelar Pertemuan Plenari Partai Pekerja Korea Bahas Kerja Sama dengan Rusia
Serangan Rusia di Ukraina Menewaskan 12 Orang, Termasuk 4 Anak-Anak
Sempat Anjlok Akibat Politik di Rusia dan Timur Tengah, Ekspor Rumput Laut Menggeliat Lagi
Diundang Ikut Olimpiade Paris 2024, Atlet Tenis Rusia Kompak Menolak
IOC Rilis Daftar Atlet Rusia dan Belarus yang Diizinkan Tampil di Olimpiade Paris 2024
Atlet Rusia dan Belarus Dilarang Ambil Bagian di Upacara Pembukaan Olimpiade Paris 2024
Sabalenka vs Zheng: Pertarungan Sengit Mencetak Sejarah di Final Australian Open
Cabut Skorsing, Federasi Bulu Tangkis Dunia Izinkan Rusia dan Belarus Berkompetisi di 2024
Presiden IOC Bela Keputusan Asingkan Rusia
Belarus Siap Jadi Lokasi Senjata Nuklir untuk Antisipasi Serangan Barat
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap