visitaaponce.com

Orang Muda dan Tanggung Jawab Pemerintah Daerah

Orang Muda dan Tanggung Jawab Pemerintah Daerah
Fransiscus Go(Dok pribadi)

INDONESIA masih mengenal daerah 3T (terdepan, terpencil, dan tertinggal). Sebut saja dalam tulisan ini termasuk di dalamnya daerah pedalaman Indonesia timur dan Kalimantan. Daerah tersebut, selain mengandalkan potensi kekayaan yang ada, juga sudah waktunya melihat peran penting orang muda dalam memajukan daerahnya. 

Ide untuk pemda

Pemerintah daerah (pemda) selayaknya memperhatikan kapasitas angkatan muda dengan memberikan pendidikan setinggi mungkin atau pendidikan vokasi, sehingga melahirkan angkatan muda yang handal. Merupakan tanggung jawab pemangku kebijakan daerah untuk membangun peluang dan kekuatan anak muda di daerah. Sembari pendidikan dan pelatihan terus berjalan, orangtua dan kaum tidak mampu di wilayah tersebut dibantu pemerintah pusat lewat bantuan sosial atau BLT dan paket-paket lainnya. 

Angkatan muda secara berkelompok dibina dan dipacu untuk berlomba mengenyam bangku kuliah di universitas-universitas ternama. Peran kerja sama antara pemda dan kampus-kampus tersebut selayaknya dijalin dan diutamakan, bahkan dengan kontrak dan kuota tahunan. Sifatnya bukan hanya sekadar jadi atau program berjalan yang mana anak muda dikirim ke tempat yang biasa-biasa saja dan dilepas tanpa pengawasan.

Pendampingan berkelanjutan sudah dimulai sedari pemda berkomitmen untuk meningkatkan taraf pendidikan dan kualitas SDM yang ada. Sementara itu bagi yang belum sempat kuliah dipastikan memperoleh keterampilan-keterampilan yang mumpuni melalui BLK dan pusat pelatihan lainnya, termasuk memanfaatkan modul-modul pelatihan berbasis digital. 

Melalui pendidikan di universitas ternama dan/atau lewat keterampilan yang mumpuni semisal menjadi tenaga las bawah laut, ahli IT, content creator, dan sebagainya, anak muda Indonesia timur dan Kalimantan ini kelak bisa berprestasi dan membangun network dengan rekan-rekan semasa kuliah atau saat bekerja di luar negeri sebagai tenaga terampil. Kekuatan itu akan menjadi nyata setelah lima tahun ke depan. 

Akses vokasi

Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif misalnya, mengadakan pelatihan-pelatihan digitalisasi yang memperkuat potensi UMKM sehingga tercipta lapangan kerja. Orang muda dilatih menjadi pelaku usaha dalam bidang pariwisata. Faktor pendidikan formal dan vokasi tidak boleh dianggap remeh dalam situasi pembangunan ekonomi saat ini, khususnya di wilayah Indonesia timur dan Kalimantan tadi. Pemda hendaknya juga melihat program-program pengembangan yang ditawarkan oleh pemerintah pusat untuk kemajuan kualitas penduduk lokal, termasuk kaum muda.

Sembari tetap berkanjang dalam akar budaya, yaitu kearifan lokal, skill perlu ditingkatkan bahkan hingga pemuda daerah bisa merambah dunia usaha di luar negeri. Keterampilan apa saja yang dibutuhkan, misalnya, menjadi pemandu wisata lokal, menciptakan pangan khas lokal yang mungkin laris di mata wisatawan, atau ke luar daerah dnegan bisa kerja di kapal pesiar, menjadi perawat di Jepang dan Jerman, kerja di hotel-hotel Eropa dan sebagainya. Hal ini penting untuk mengentas kemiskinan dan memerdekakan pemuda daerah mengingat tidak semua beroleh kesempatan untuk kuliah. 

Pendidikan vokasi di daerah menjadi vital dalam hal ini. Program magang di perusahaan-perusahaan besar misalnya sangat membantu, sehingga walaupun tidak sarjana mereka memiliki keahlian yang hebat. Pemda kiranya urgen untuk memikirkan terobosan dalam pendidikan vokasi sebagai modal di masa depan. Segala akses yang mungkin ke perusahan-perusahaan tersebut dioptimalkan. 

Ibarat membuka jalan, pemda yang memikirkan orang muda membuka akses yang mudah dan lebar untuk peluang-peluang pengembangan. Akses yang mudah dan lebar ini juga berarti kesempatan bagi semua, tidak dibeda-bedakan atau ada perlakuan berbeda terhadap anak karena latar belakang keluarganya. Misal, beasiswa hanya bagi kerabat anggota pemda. Itu tentu tidak dibenarkan. Bagi orang muda siapapun dia, dibuka peluang ke pendidikan dan pelatihan lebih tinggi. Pilihan-pilihan lain seperti menjadi driver dan tenaga harian lepas hendaknya menjadi opsi terakhir. 

Harus terus berkembang

Bagaimana menjawab tantangan jaman yang tidak selalu mudah? Dari pihak kaum muda juga kiranya diperlukan ketangguhan mental dan moral yang baik. Sekarang ini sedang maraknya artificial intelligence yang mau tidak mau, semua harus beradaptasi dengan perkembangan tersebut. Pepatah Latin berbunyi tempus mutantur et nos mutamur in illis waktu terus berubah dan seniscayanya kita pun harus berubah di dalamnya. 

Situasi terkini ditandai dengan kemajuan teknologi dan literasi sosial media yang mendominasi sendi kehidupan manusia, utamanya sebagian besar pemuda yang tidak bisa terlepas dari gawai. Chat GPT yang berupaya menggampangkan hidup dan terkesan bisa menghapus beberapa peran manusia dengan menghadirkan robot yang luar biasa pintar dan fleksibel, disadari atau tidak, ada ancaman di balik penyeragaman persepsi dunia lewat chat GPT tersebut. 

Situasi terkini pemuda mudah menyerah dan terlena, terutama pemuda daerah yang dimanjakan oleh kemudahan sementara dan instan. Padahal penting sekali untuk meraih pendidikan yang lebih tinggi untuk menambah wawasan, juga kebutuhan akan skill sebagai penopang hidup di masa depan. 

Dengan kekuatan dunia internet lewat sosial media, anak muda bisa mengekspose potensi daerahnya. Internet sesungguhnya bisa membantu dan merusak di saat yang sama, ibarat pedang bermata dua. Kebijaksanaan dan ketajaman melihat peluang di tengah pusaran dan tegangan kemajuan jaman menjadi tugas orang muda kontemporer. 

Dari ranah bisnis pihak pengguna di perusahaan misalnya, jika ada suatu masalah terkait ketenagakerjaan, pilihan akan kepada robot canggih atau manusia menjadi pertanyaan. Yang membedakan ialah bahwa manusia tidak bisa dimanipulasi. Manusia seperti apa yang diharapkan, tentunya yang berintegritas dan itu hanya mungkin dibina melalui pendidikan. Diharapkan selain memiliki keterampilan yang memadai, generasi muda  bermoral dan beretika. 

Akhirnya walaupun pemerintah diharapkan berperan, ini tanggung jawab siapa? Pemerintah saja atau pemimpin agama atau keluarga atau kita semua?

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat