visitaaponce.com

Penantian 32 Tahun, Refleksi Sepak Bola Indonesia

Penantian 32 Tahun, Refleksi Sepak Bola Indonesia
Eko Supriatno(Dok pribadi)

KETIKA saya ditanya pemenang laga Indonesia melawan Thailand pada final SEA Games Kamboja, saya jawab Indonesia akan menang jika para pemain percaya diri, penuh keberanian, kengototan, dan punya semangat tinggi sepanjang pertandingan. 

Seperti ciri khas Thailand selama ini, mereka akan bermain cepat dan menerapkan satu-dua sentuhan pendek. Indonesia tentunya tidak kalah kelas dengan Thailand. Faktanya pemain-pemain Garuda juara dalam disiplin, juara dalam memarking lawan, cepat bergerak bila kehilangan bola, pandai mengatur tempo untuk menyeimbangkan antara menyerang dan bertahan.

Malam final sepak bola SEA Games Kamboja 2023 menjadi milik Indonesia dengan kemenangan 5-2 atas Thailand. Dahaga panjang selama lebih dari tiga dekade terbasuh dalam semalam. Setelah terakhir kali meraih emas sepak bola pada SEA Games 1991, Indonesia akhirnya mengembalikan kejayaan itu 32 tahun kemudian.

Big match berjalan menarik dan menyita perhatian pecandu sepak bola di Tanah Air. Penuh adegan seru dan menegangkan. Suara bernada minor, sarat kritik, dan hujatan tentang persepakbolaan nasional yang miskin prestasi dan kaya persoalan kini telah hilang dan pergi, karena Garuda Muda telah berhasil menjadi pemenang dan juara. 

Prestasi ini sangat menggembirakan sebagai tanda kebangkitan dunia olahraga Indonesia setelah sebelumnya sempat terpuruk dalam multieven tingkat Asia dan ASEAN. Pada laga tersebut, Indonesia U-22 mencetak gol melalui Ramadhan Sananta (21', 45+6'), Irfan Jauhari (92'), Fajar Fathur Rahman (107'), dan Beckham Putra (120+1'). Adapun gol Thailand dicetak Anan Yodsangwal (65') dan Yotsakorn Burapha (90+10').

Kemenangan tersebut diraih dengan perjuangan berat. Para pemain harus bertempur mati-matian selama 120 menit dan melakoni duel tensi tinggi melawan Thailand. Laga juga berlangsung dengan hujan kartu dan tensi tinggi, sehingga membuat wasit Kassem Matar Al-Hatmi asal Oman mengeluarkan total 18 kartu.

Sumber kehormatan

Sepak bola telah memainkan peran strategis bagi pembentukan karakter mental manusia. Sepak bola juga telah menjadi energi pembangunan dan sumber kehormatan. Presiden Soekarno meletakkan sepak bola sebagai pembentuk karakter bangsa. 

Sepak bola dikembangkan untuk membangun manusia Indonesia baru, mewujudkan dedikasi dan pengabdian bagi bangsa, serta menjadi sarana untuk nation and character building. Sepak bola dikembangkan untuk mendukung pencapaian atlet-atlet pada ajang kompetisi olahraga internasional, khususnya SEA Games, Asian Games, dan olimpiade.

Kenyataan ini kiranya menginspirasi bangsa Indonesia untuk melakukan pembenahan mendasar terhadap kebijakan sepak bola nasional. Kemauan politik yang kuat, regulasi yang jelas, dan harmonisasi antara pemerintah, sektor swasta, dan organisasi sepak bola perlu ditingkatkan. 

Momentum tersebut perlu dimanfaatkan untuk kebangkitan sepak bola Indonesia. Banyak negara lain menjadikan SEA Games sebagai motivasi untuk memacu prestasi olahraga mereka. Momentum SEA Games 2023 memang tidak boleh disia-siakan. 

Dengan berbagai cara, setiap negara akan membina putra putri mereka agar mampu tampil sebagai duta yang menaikkan prestise negaranya. Diam-diam prestasi sepak bola diakui sebagai barometer kesuksesan pembangunan.

Amatan penulis ada sejumlah faktor yang membuat tim Garuda mampu bangkit dan menang atas timnas Thailand.

Pertama, faktor mental dan karakter timnas Garuda yang ekstra percaya diri, penuh keberanian, kengototan, dan punya semangat tinggi sepanjang pertandingan hingga titik darah penghabisan. Pelatih sehebat apa pun kalau pemainnya masih memiliki mental dan karakter yang melempem, jelas tidak akan pernah bisa membangkitkan sepak bola Indonesia

Kedua, faktor bermain lepas, fokus, dan tidak membuat kesalahan yang tidak penting. Menang atau kalah semua tidak 100% dipengaruhi oleh pelatih. Pemain juga menentukan menang atau tidaknya suatu pertandingan. Tim Garuda sepertinya sudah 'terbangun' sadar untuk membuka mata dan melihat bahwa mental dan karakter yang dimilikinya terbilang kalah jauh dibandingkan pemain negara-negara lain.

Perjuangan Indra Sjafri

Indra Sjafri dapat dijadikan sebagai pelatih panutan profesional yang mampu membangkitkan mental dan karakter yang tepat. Perjuangan yang dilakukannya sangat membanggakan Indonesia. Ia adalah putra sejati Indonesia yang mampu membanggakan negeri ini melalui sepak bola.

Indra Sjafri sukses bawa timnas Indonesia raih emas sepak bola di SEA Games 2023. Banjir pujian bagi pelatih berusia 60 tahun ini karena berhasil wujudkan mimpi setelah 32 tahun menanti. Indra Sjafri menahbiskan diri sebagai pelatih lokal tersukses usai mengantar sukses di final SEA Games 2023, Selasa (16/5).

Ia menyamai prestasi Bertje Matulapewa sebagai pelatih Indonesia yang berhasil mempersembahkan medali emas di ajang multievent olahraga ASEAN. Bertje adalah pelatih pertama yang mampu membawa Indonesia juara SEA Games 1987.

Indra Sjafri memang tak punya koleksi trofi sebagai pemain maupun pelatih klub. Namun, rekam jejaknya di timnas usia muda tak perlu diragukan.Karier pelatih asal Sumatera Barat itu melesat setelah berhasil mengantar tim U-19 juara Piala AFF 2013 di Sidoarjo.

Dengan filosofi Pepepa (pendek-pendek-panjang), Indra berhasil menyulap tim remaja U-19 tampil atraktif. Evan Dimas dan kawan-kawan sukses menaklukkan Vietnam 7-6 lewat drama adu penalti. Enam tahun berselang, Indra Sjafri juga sukses membawa tim U-22 sebagai juara Piala AFF U-22 2019 di Kamboja. Kala itu Marinus Wanewar dkk sukses membungkam Thailand 2-1 di laga pamungkas.

Dengan demikian Indra Sjafri tercatat sebagai pelatih lokal tersukses di timnas, jika trofi jadi tolok ukurnya. Indra tak terbantahkan sudah mencicipi tiga gelar juara di kelompok usia, yakni bersama U-19 dan dua kali bersama U-22.

Refleksi sepak bola Indonesia

Di antara refleksi sepak bola Indonesia adalah: pertama, berikanlah atlet nasional bonus yang ideal. Kepedulian pemerintah terhadap atlet berprestasi ini setidaknya menjawab 'kepantasan' terhadap atlet yang mengharumkan nama bangsa di kancah internasional. Banyak di antara mereka menjadi pengangguran dengan hidup yang terlunta-lunta. 

Dengan bonus besar demikian para atlet tidak perlu lagi berpikir, apa yang akan dikerjakan saat dia sudah tidak berprestasi lagi. Perhatian besar pemerintah ini akan menjadi stimulus bagi masyarakat untuk berprestasi dalam bidang olahraga. 

Tingkatan masyarakat kita masih belum pada tataran memiliki kesadaran untuk berolahraga. Dari bonus yang dijanjikan itu bukan bonus medali yang menarik, melainkan tunjangan seumur hidup yang akan menggairahkan banyak atlet untuk lebih giat berlatih. 

Kedua, selain dana besar untuk bonus, pemerintah juga harus memerhatikan sarana dan prasarana agar masyarakat semakin tertarik untuk bersepakbola. Untuk tahap awal, menggerakkan masyarakat dalam olahraga massal, perlu diperbanyak venue yang memungkinkan masyarakat untuk berolahraga agar mereka lebih sehat.

Kementerian Pemuda dan Olaharaga konon punya program membangun satu lapangan sepak bola di satu desa. Kalau ini dipenuhi, akan menjadi program yang sangat baik. Fasilitas untuk olahraga prestasi juga harus diperhatikan, kalau Indonesia ingin mengejar ketertinggalan dari para tetangga di ASEAN.

Ketiga, dana besar untuk olahraga tidak hanya untuk bonus tapi bagaimana mengembangkan teknologi dan metode latihan yang lebih maju. Kontribusi perguruan tinggi bisa diberdayakan untuk mengembangkan olahraga dengan pendekatan ilmu pengetahuan agar prestasi kita lebih baik dari sekarang. Bila perlu jumlah fakultas itu ditambah di setiap ibu kota provinsi agar terjadi pemerataan prestasi olahraga melalui pendekatan ilmiah.

Semoga kemenangan tim U-22 menjadi titik awal kebangkitan persepakbolaan nasional menuju ajang yang lebih tinggi tingkatannya.

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat