Soal Benda Bersejarah di Museum Darma Bhakti Kostrad, Letjen Dudung Beri Jawaban
PANGLIMA Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letjen Dudung Abdurachman mengatakan bahwa sejumlah barang terkait Presiden Soeharto saat menjabat Pangkostrad dan terkait peristiwa G30S/PKI masih tersimpan di Museum Darma Bhakti Kostrad.
Hal ini untuk merespons pernyataan mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo bahwa pihaknya mencoba melupakan sejarah dengan menghilangkan patung-patung tokoh nasional, termasuk Soeharto dari museum.
"Foto-foto peristiwa serta barang-barang milik Panglima Kostrad Mayjen TNI Soeharto saat peristiwa 1965 itu masih tersimpan dengan baik di Museum tersebut," kata Dudung kepada wartawan, Selasa (28/9).
"Hal ini sebagai pembelajaran agar bangsa ini tidak melupakan peristiwa pemberontakan PKI," tambahnya.
Lebih lanjut dijelaskan, hanya patung diorama Presiden Soeharto, Komandan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) Kolonel Sarwo Edhie Wibowo dan Menteri/Panglima TNI Angkatan Darat Jenderal AH Nasution yang diangkut dari ruangan tersebut.
Hal itu dilakukan atas permintaan Pangkostrad ke-34, Letjen TNI (Purn) Azym Yusri Nasution sekaligus pembuat patung tersebut. Dudung mengatakan bahwa Azym merasa berdosa karena telah membuat patung tersebut berdasarkan keyakinan agamanya.
"Saya hargai alasan pribadi Letjen TNI (Purn) AY Nasution, yang merasa berdosa membuat patung-patung tersebut menurut keyakinan agamanya. Jadi, saya tidak bisa menolak permintaan yang bersangkutan," ungkapnya.
Dalam keterangan resmi yang diterbitkan oleh Pusat Penerangan Kostrad, disebutkan bahwa pertemuan antara Dudung dengan Azmyn yang meminta pembongkaran patung-patung itu dilakukan pada 30 Agustus 2021 lalu.
Kostrad pun secara institusi membantah bahwa pihaknya yang memiliki inisiatif untuk menghilangkan patung tokoh nasional bersejarah tersebut.
"Saya dan Letjen TNI (Purn) AY Nasution mempunyai komitmen yang sama tidak akan melupakan peristiwa terbunuhnya para jenderal senior TNI AD dan perwira pertama Kapten Piere Tendean dalam peristiwa itu," ujarnya.
Sebelumnya, Gatot Nurmantyo menyatakan bahwa paham PKI tengah menyusup ke militer Indonesia saat ini. Hal tersebut terlihat dari penghilangan patung tokoh G30S/PKI di Markas Kostrad.
Gatot, dalam sebuah webinar secara daring yang digelar pada Minggu (26/9) kemarin mengatakan bahwa indikasi tersebut tidak dapat dibiarkan karena dapat mengulang sejarah kelam tahun 65.
"Saya mengetuk hati para patriotisme kstaria prajurit AD, AL, AU untuk bahu membahu mawas diri membersihkan jangan sampai paham ini bisa masuk yang akan meruntuhkan nilai-nilai perjuangan patriotisme," ucap Gatot. (Hld/OL-09)
Terkini Lainnya
Pameran Seni Tanah Liat Albert Yonathan
Eugene Museum Bakal Hadir di Bali Mulai 2026
Revitalisasi KCBN Muarajambi Upaya Menjaga Kebudayaan Masa Lampau
Tingkatkan Peran Museum sebagai Rumah Belajar, Entitas Sejarah, dan Budaya
Butuh Inovasi untuk Pengelolaan Museum
Tata Kelola Museum di Indonesia masih Carut-Marut
Prancis Berupaya Keras Melakukan Repatriasi Karya Seni Afrika
Kota Kuno yang bisa Menjembatani Keretakan Hubungan Turki-Armenia
Sejumlah Lukisan Dinding Ditemukan di Bekas Reruntuhan Kota Kuno Romawi
Seorang Pria Jerman Diduga Curi Artefak Kuno dari Timur Tengah
New York, jadi Pusat Perdagangan Benda Seni Ilegal
Lebih dari 50 Situs Bersejarah Ukraina Rusak Akibat Invasi Rusia
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap