visitaaponce.com

HMI Nilai Yahya Cholil Staquf Mampu Kembalikan Kejayaan NU

HMI Nilai Yahya Cholil Staquf Mampu Kembalikan Kejayaan NU
Pjs Ketua Umum PB Himpunan Mahasiswa Indonesia Romadhon JASN(dok.pribadi)

GENERASI muda Nahdlatul Ulama (NU) di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) menilai KH. Yahya Cholil Staquf yang juga Khatib Aam PB NU mampu mengembalikan kejayaan NU. Alasannya karena visi dan misinya lebih fokus pada pemberdayaan ekonomi, pendidikan dan kesehatan serta menjauhkan NU dari politik.

Demikian disampikan Pjs Ketua Umum PB HMI Romadhon JASN dalam keterangan tertulisnya, Rabu (8/12). Menurutnya, dua kandidat ketua umum PBNU memiliki rekam jejak dan sepak terjang yang tak diragukan lagi dari aspek reputasi dan integritasnya. Demikian juga dari sisi kualifikasi mereka bukan saja tokoh biasa tetapi memiliki 'trah' sebagai putra seorang ulama besar. Pun soal jam terbangnya sama-sama teruji dan berhasil melewati uji verifikasi di lapangan.

"Hanya saja, terdapat perbedaan cara pandang di antara dua tokoh yang menjadi kandidat Ketua Umum Tanfidziyah PB NU tersebut terutama dalam konteks memimpin NU sebagai ormas terbesar," ujar Romadhon.

Perbedaan visi-misi serta platform yang diusung nampak sangat jelas. Misalnya, Yahya Cholil Staquf yang lebih egaliter menawarkan sejumlah gagasan penting terkait masa depan NU. Orientasi kepemimpinannya lebih fokus pada pemberdayaan ekonomi, pendidikan dan kesehatan. Yahya Cholil Staquf tak begitu berhasrat bahkan janjinya akan menjauhkan NU dari jebakan politik praktis.

"Gagasan Gus Yahya dinilai lebih jelas manfaatnya untuk kepentingan NU dan nahdiliyin. Sementara jika memotret kepemimpinan sebelumnya, NU nampak terlihat pragmatis dan terjebak dalam arus politik transaksional. Faktanya, rais am PB NU akhirnya terpilih menjadi Wakil Presiden di era kepemimpinan KH. Said Aqil Siraj," kata Ramdhon.

Dukungan PWNU dan PCNU terhadap KH. Yahya Cholil Staquf, termasuk generasi muda NU, ungkap Ramadhon, terus mengalir bahkan saat ini mencapai 80 persen dukungan. Hal tersebut tentu tak lepas dari kehendak kalangan arus bawah yang menginginkan perubahan kepemimpinan di tubuh NU. Espektasi muktamirin yang terdiri dari PWNU dan PCNU terlampau tak terbendung yang menginginkan adanya regenerasi, selain menginginkan adanya perubahan kepemimpinan yang lebih akomodatif terhadap kepentingan warga nadhliyin.

"Selama ini, kesan yang berkembang di tataran elit PB NU sangat elitis, lebih mesra dengan kekuasaan bahkan nyaris lupa terhadap agenda pemberdayaan ekonomi umat dan pendidikan NU. Realitas ini yang melahirkan akumulasi kekecewaan kalangan arus bawah sehingga aspirasi mereka hanya menghendaki "pergantian" dan "perubahan" pucuk pimpinan di tubuh PB NU agar kedepan NU lebih fokus memperhatikan umat daripada sibuk dengan urusan politik praktis yang hanya menguntungkan segelitir orang dan kelompok," paparnya.

Pada titik inilah, tampilnya KH. Yahya Cholil Staquf, menurut Romadhon, diyakini menjadi atitesa kepemimpinan sebelumnya. Hal tersebut terlihat dari cara pandang serta visi-misi maupun platform yang ditawarkan lebih memihak kepentingan NU dan warga nahdiliyin terutama terkait dengan visi pemberdayaan dan penguatan ekonomi warga NU.

Selain itu, perhatian Yahya terhadap dunia pendidikan pesantren disadari betul bahwa generasi muda perlu dibekali  ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Karena itu, dengan kemampuan jaringan dan akses di tingkat global setidaknya dapat mempercepat akselerasi kemajuan pendidikan di lingkungan NU.

"Visi-misi serta platform maupun agenda program yang akan dilakukan KH. Yahya Cholil Staquf setidaknya tercerimin dalam tema besar yaitu transformasi konstruksi organisasi NU, supaya NU bisa lebih optimal di dalam mengaktualisasikan potensi-potensinya. Dari sisi ini nampak terlihat betul gus Yahya berkeinginan akan memaksimalkan potensi yang ada di NU arus bawah yang selama ini tidak maksimal," tandasnya. (OL-13)

Baca Juga: PPKM Level 3 Batal, Muktamar NU ke-34 Digelar 23-25 Desember ...

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat