Klaim Didukung Rakyat Tanda Bakal Calon Presiden Miskin Prestasi
![Klaim Didukung Rakyat Tanda Bakal Calon Presiden Miskin Prestasi](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/06/c1485e27712e2df5656e75826b692393.jpg)
WAKIL Ketua Umum dan Juru Bicara Partai Garuda Teddy Gusnaidi mengatakan dukungan segelintir orang terhadap tokoh yang diinginkan maju dalam Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 menandakan nihil prestasi. Seharusnya dilakukan dengan sosialisasi kelebihan dan prestasinya karena deklarasi tidak bermanfaat untuk membangun pendidikan politik.
"Kalau ukuran suara rakyat itu berdasarkan deklarasi, maka saya bayar beberapa orang di setiap daerah untuk deklarasi Teddy Gusnaidi For President, saya klaim atas nama rakyat, maka otomatis saya resmi jadi capres (Calon Presiden) 2024," katanya dalam keterangan resmi, Kamis (30/6).
Menurut dia, deklarasi terhadap capres menunjukan gagasan dangkal yang disuguhkan kepada rakyat. Capres tidak perlu repot menebar citra mendapatkan dukungan rakyat jika memiliki banyak prestasi.
Baca juga: Jelang Pemilu 2024, Kemendagri Serahkan Hak Akses NIK ke KPU
"Ini (deklarasi) pembodohan, suarakan saja kelebihan bakal calon kalian. Dengan klaim suara rakyat, itu menandakan bakal calon kalian tidak mempunyai prestasi apa-apa," katanya.
Ia juga menyangsikan kelompok yang mengatakan partai politik dalam memilih capres harus mewakili dan mendengarkan suara rakyat. Kemudian juga kelompok yang mendesak Mahkamah Konstitusi (MK) menghapus ambang batas pencalonan presiden, dengan alasan suara rakyat.
"Ini juga pembodohan, karena tidak ada basis datanya. Suara rakyat yang paling benar itu adalah hasil Pemilu dan Pilkada. Siapa yang terpilih, itulah hasil riil dari suara rakyat, bukan klaim kelompok pendukung calon tertentu atau klaim dari pihak yang mengajukan judicial review ke MK," paparnya.
Ia mengatakan pihak yang berhak memublikasi suara rakyat adalah KPU bukan orang perorangan atau kelompok perkelompok. Kecuali ada pemilu untuk menentukan bakal calon presiden.
"Di mana tiga calon terbanyak yang dipilih dari pemilu tersebut otomatis menjadi capres yang akan maju dalam Pilpres, baru bisa diklaim berdasarkan suara rakyat. Kalau hanya diklaim kelompok pendukung, itu gak bisa mewakili suara rakyat Indonesia," pungkasnya. (RO/OL-1)
Terkini Lainnya
Anggota KPU DKI Dilaporkan ke KPK Terkait Dugaan Gratifikasi Caleg DPRD
Langgar Kode Etik, DKPP Pecat Tiga Penyelenggara Pemilu
Urus Kampanye Pilkada 2024, KPU-Bawaslu Diminta Belajar dari Pemilu 2024
Partisipasi Warga Jakarta untuk Pemilu 2024 Capai 78%
Perputaran Uang Pemilu 2024 Mencapai Rp80 Triliun
Menteri PPPA: Pelaku Kekerasan Seksual terhadap Perempuan Harus Diberikan Efek Jera
Ditinggal Ganjar dan Gibran, Jawa Tengah Krisis Tokoh Mumpuni di Level Provinsi
Golkar Berpeluang Jaring Tokoh Kharismatik Pilpres 2029 saat Pilkada
Putusan MK Kemenangan Rakyat Indonesia
Lebaran Momen Terbaik untuk Bersatu Pascapemilu
Sahabat Ganjar, Ulama, dan Santri Gelar Senandung Doa di Purwakarta
Anies Baswedan Dijodohkan dengan Airlangga di Pilpres 2024
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap