visitaaponce.com

SMRC Agama Masih jadi Pertimbangan Penting Pilihan Politik

SMRC: Agama Masih jadi Pertimbangan Penting Pilihan Politik
Ilustrasi(Dok.MI)

AGAMA masih menjadi pertimbangan penting bagi publik dalam menentukan pilihan politiknya. Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) dalam bedah politiknya, Kamis (13/10) menerangkan agama sudah menjadi semacam keyakinan umum di masyarakat.

"Bahwa agama begitu penting mempengaruhi perilaku politik orang Apakah itu pemilihan presiden atau juga legislatif, bahkan juga faktor yang lebih penting dari semuanya itu dari semua faktor yang bisa mempengaruhi perilaku warga dalam pemilihan presiden maupun pemilu legislatif," ujar Saiful Mujani.

Dari hasil penelitian selama dua tahun (2021-2022) mendapatkan fakta adanya perbedaan signifikan secara statistik. Dalam pemilihan presiden khususnya perbedaan orang beragama Islam dan tidak beragama Islam terdapat perbedaan signifikan secara statistik.

"Artinya adanya perbedaan itu penting dan riil ada di masyarakat bawah. Orang Islam cenderung memilih Anies Baswedan dibanding orang non Islam proporsinya 24 dibanding 17. Secara statistik itu sangat signifikan sehingga tidak bisa diabaikan," ungkapnya.

Demikian juga terhadap Prabowo Subianto beragama islam 33 dan yang tidak beragama islam 23. Sedangkan pada Ganjar pranowo 28 dibanding 32.

Baca juga: Survei: Anies Unggul dari Seluruh Capres

"Untuk Ganjar selisihnya kecil cenderung yang non muslimnya lebih besar. Artinya pada Ganjar kecenderungan mengakomodasi penganut agama minoritas itu lebih besar ketimbang pemilih islam"

Dengan demikian dapat disimpulkan faktor agama penting dalam pemilihan presiden. Jika calonnya Anis, Ganjar dan Prabowo memilih yang beragama non islam cenderung memilih Ganjar sedangkan pemilih islam terdistribusi hampir merata ke semua calon.

"Tapi masalahnya yang membuat beda dari perbedaan itu menjadi penting non muslim cenderung pada ganjar pada Anis kecil dan juga Prabowo non muslim yang kecil. Inilah mengapa agama menjadi begitu penting dalam pemilihan ini. Kalau orang yakin bahwa agama ini penting selama ini fakta, datanya menunjukkan dan terbukti secara empiris memang latar belakang agama menjadi penting dalam pemilihan presiden," paparnya.

Saiful juga menekankan dalam proses pencalonan presiden faktor agama tidak bisa diabaikan, harus dihitung sehingga jelas jumlah akumulasi yang beragama islam sangat besar.

"Kalau punya calon yang tidak beragama islam maka di sini akan jadi sangat susah untuk mendapatkan suara. Sangat tidak kompetitif ini menjadi perbedaan yang signifikan tapi tidak terlalu besar karena calonnya beragama Islam setidaknya secara KTP mereka semua beragama islam," ungkapnya.

Sedangkan denga partai politik menurutnya proporsinya sama namun secara umum yang beragama islam dibanding yang tidak beragama islam punya perbedaan yang sangat signifikan dalam menentukan pilihan dalam partai politik secara umum. Bedasar data pemilih PKB jumlah pemilih islam 10 dan yang non islam satu. Kondisi ini berbanding terbalik dengan PDI Perjuangan di mana pemipih islamnya 22 sedangkan non islam 48.

"PDI Perjuangan bagi partai untuk non muslim sejauh ini masih menjadi menjadi andalan atau setidaknya yang paling mampu menyerap aspirasi pemilih dari non muslim. Jadi dalam pemilihan legislatif pun terutama PDIP versus lainny perbedaan agama sangat penting dan tidak bisa diabaikan," tandasnya. (OL-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat