visitaaponce.com

Peluang Ganjar dan Erick Dapat Tiket Pilpres 2024 KianTerbuka

Peluang Ganjar dan Erick Dapat Tiket Pilpres 2024 KianTerbuka
Peserta Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) PAN mengibarkan bendera di Semarang, Jawa Tengah, Minggu (26/2).(ANTARA FOTO/Aji Styawan)

PARTAI Amanat Nasional (PAN) sudah mulai berani menyebut capres dan cawapres yang layak untuk diusungnya pada Pilpres 2024 mendatang.

Dalam Rakernas PAN beberapa waktu yang lalu PAN menyebut Ganjar Pranowo dan Erick Thohir layak untuk disandingkan dalam Pilpres 2024.

Menurut Dekan Fisipol Universitas Gadjah Mada, Wawan Mas'udi, PAN berani menyebutkan capres dan cawapres yang ideal untuk dipasangkan  pada Pilpres 2024 dikarenakan dari kader PAN yang selama ini cukup dominan, namun hingga saat ini elektabilitasnya masih jauh di bawah Ganjar.

Begitu juga dengan kandidat cawapres, elektabilitas kader PAN juga masih jauh tertinggal dengan Erick.

PAN yang menyandingkan Ganjar-Erick sebagai capres cawapres dinilai Wawan belum memberikan dampak langsung bagi elektoral PAN.

"Namun dengan sistem pemilu di Indonesia yang berbasis figur, maka daya tarik sosok yang akan diusung sebagai capres cawapres sangat berpotensi untuk menaikan elektoral parpol," kata Wawan dalam keterangan, Rabu (1/3).

Apalagi PAN yang tak memiliki tokoh yang akan diusung di Pilpres 2024 mendatang.

“Saat ini PAN memang tak memiliki kader yang potensial untuk diangkat menjadi capres atau cawapres," katanya.

Sehingga PAN sebagai partai peserta Pemilu harus mencari figur yang tepat dan memiliki elektabilitas yang tinggi untuk dijadikan capres dan cawapres.

Baca juga: Tidar Optimis Prabowo Unggul di Pilpres 2024, Tinggal Cari Cawapresnya

"Ganjar Erick dianggap tokoh nasional yang punya maknet elektoral yang cukup tinggi di masyarakat. Diharapkan dengan mengangkat tokoh yang memiliki elektabilitas tinggi akan memiliki imbas untuk meningkatkan suara dan populeritas PAN," katanya.

"Jadi ini praktis ada kebutuhan internal dan kebutuhan praktis PAN untuk mencari tokoh yang bisa meningkatkan elektoralnya pada Pemilu 2024,” ucap Wawan.

Wawan menduga, PAN yang berani menyebut Ganjar layak untuk dicalonkan menjadi capres dan cawapres di Pilpres 2024 dikarenakan mereka ingin mencari distingsi dengan parpol lain yang telah mencalonkan capresnya.

Jika PAN mendukung Anies Baswedan atau Prabowo Subianto menurut Wawan tak ada dampak yang signifikan bagi elektoralnya. Karena, mereka sudah diklaim oleh beberapa parpol.

“Tokoh politik yang memiliki elektabilitas tinggi namun belum dikalim parpol hanya tinggal Ganjar," ujarnya.

"Sehingga saat ini waktunya parpol untuk melakukan percobaan untuk mengklaim tokoh yang berpotensi maju di Pilpres 2024. Diharapkan klaim tersebut dapat meningkatkan kursi parpol pada Pemilu 2024,” kata Wawan.

Sedangkan klaim PAN yang mengcalonkan Erick sebagai cawapres dinilai semata-mata karena ketokohan, kinerjanya di BUMN.

Selain itu profesionalismenya dan sosok Erick yang bisa diterima oleh semua kelompok masyarakat baik yang nasionalis maupun agamis, dinilai Wawan sebagai salah satu magnet PAN untuk mencalonkannya sebagai cawapres 2024 mendampingi Ganjar.

“Kekuatan utama Erick sehingga dicalonkan oleh PAN karena profesionalisme, teknokrat dan suksesnya beliau memimpin Kementerian BUMN," terangnya.

"Saat ini social network Erick menjadi perhatian masyarakat. Terlebih lagi saat ini Erick yang menjadi Ketua Umum PSSI. Tentu saja kekuatan finansial Erick juga tak bisa diabaikan dan menjadi perhatian bagi parpol yang nanti akan mengusungnya,” ujar Wawan.

Saat Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mencalonkan Ganjar sebagai capres, PDI Perjuangan melakukan protes yang sangat keras.

Namun kini ketika PAN mengusulkan Ganjar Erick sebagai capres dan cawapres, PDI Perjuangan tak melakukan protes.

Menurut analisa Wawan, dikarenakan hubungan yang baik dan telah terjalin cukup lama antara PAN dan PDI Perjuangan.

Sehingga PAN yang mencalonkan Ganjar dan Erick tak mendapatkan resistensi yang berarti dari PDI Perjuangan. Lain halnya hubungan antara PDI Perjuangan dengan PSI selama ini tak pernah rukun.

“Komunikasi politik yang sudah terbangun cukup lama sangat memengaruhi resistensi PDI Perjuangan terhadap PAN yang berani mencalonkan Ganjar dan Erick," jelasnya.

"Parpol yang jarang berkomunikasi dan yang sering berkomunikasi itu berbeda penerimaannya. Hubungan dan komunikasi politik antara PAN dengan PDI Perjuangan jauh lebih matang, lebih bagus serta lebih smooth," katanya.

"Resistensi PDI Perjuangan terhadap PSI beberapa waktu yang lalu itu mencerminkan hubungan politik antar parpol,” ucap Wawan.

Hubungan yang cukup baik antara dua parpol tersebut memang berpotensi untuk dapat mengusung Ganjar dan Erick sebagai capres dan cawapres di Pemilu 2024.

Namun agar Ganjar Erick dapat diusung oleh PDI Perjuangan dan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dinilai Wawan masih membutuhkan waktu.

Proses komunikasi antarparpol masih akan terus terjadi menjelang pendaftaran capres-cawapres. Banyak faktor yang nanti akan memengaruhi dukungan untuk berkoalisi.

“Saat ini kita tunggu saja berapa sering parpol mengusung calonnya dan besar intensitas mereka dalam menjalin komunikasi politik untuk berkoalisi," ujar Wawan.

"Semakin sering parpol berkomunikasi, maka akan semakin mudah untuk membentuk koalisi," katanya.

"Waktu pendaftaran capres-cawapres yang masih sangat panjang dapat dimanfaatkan parpol untuk melakukan komunikasi politik untuk membangun koalisi,”  tutur Wawan. (RO/OL-09)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat