visitaaponce.com

8 Fakta Penembakan Kantor MUI Jakarta dan Jejak Surat Misterius

PERISTIWA penembakan kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat di Jalan Proklamasi Jakarta, Selasa, 2 Mei 2023, siang, membuat gempar. Siapa dan apa motif pelaku yang ditemukan meninggal dunia di lokasi kejadian?  

Simak fakta yang dikumpulkan Media Indonesia berikut ini.

1. Informasi pertama dari Twitter

Informasi terkait kasus penembakan pertama kali disebarkan akun twitter @faicalwashh. "Terjadi penembakan di Kantor Majelis Ulama Indonesia Jakarta oleh orang tak dikenal. Beberapa orang terluka dan dibawa ke rumah sakit," tulis akun tersebut.

Baca juga : PP Muhammadiyah Dorong Penyidik Ungkap Motif Penembakan Kantor MUI

Pemilik akun faicalwashh turut membagikan foto-foto yang menampilkan kondisi di pintu masuk Gedung MUI. Tampak, kaca-kaca pecah. Sementara itu, pada foto lain ada pula seseorang yang diduga pelaku sedang diamankan.

Setelah itu, barulah polri turun menyelidiki penembakan yang terjadi di Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jakarta Pusat, Selasa (2/5) siang.

Baca juga : Para Pimpinan MUI sedang Rapat ketika Penembakan Terjadi

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Hady Saputra Siagian mengaku sudah menurunkan tim ke lokasi kejadian. "Kita lagi cek TKP," ujar Hady kepada wartawan.

Penembakan terjadi sekitar pukul 11.24 WIB yang menyebabkan kaca kantor MUI pecah. Pelaku yang menggunakan airsoft gun itu juga melukai satu staf resepsionis dan petugas keamanan kantor MUI.

2. Pelaku penembakan mengaku Tuhan

Wasekjen MUI bidang hukum dan HAM Ikhsan Abdullah membenarkan adanya kejadian penembakan di Kantor Pusat Majelis Ulama Indonesia di Jakarta.

"Iya benar di halaman depan kantor MUI ada beberapa kaca pecah ada korban dari pihak kita udah dibawa ke rumah sakit," jelasnya.

Pelaku, kata Ikhsan, sempat mengaku sebagai Tuhan ketika melakukan penyerangan hingga menyebabkan korban luka.

"Dia bilang ngaku Tuhan," jelasnya.

3. Penembakan terjadi saat acara halal bihalal

Saat peristiwa terjadi, di Kantor MUI tengah ada acara halal bihalal serta rapat Pimpinan MUI. Pelaku masuk dan langsung menembak.

"Terluka tangan dan punggung peluru karet dan tiga orang satu security satu front officer sama satu staf, langsung tembak gitu aja," jelasnya.

4. Setelah menembak, pelaku meninggal dunia di tempat

Kapolres Jakarta Pusat Kombes Komarudin mengatakan terduga pelaku penembakan Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Menteng, Jakarta Pusat sudah meninggal dunia. "Pelaku sudah meninggal," kata dia.

Kendati demikian Komarudin belum bisa menjelaskan penyebab pelaku meninggal dunia di lokasi penembakan. Saat ditangkap pelaku sudah meninggal dunia.

Komarudin menjelaskan, sesaat setelah melakukan penembakan di Kantor MUI Pusat, pelaku asal Lampung itu berupaya melarikan diri. Namun, usahanya digagalkan petugas keamanan setempat.

Pelaku kemudian tidak sadarkan diri. Ia kemudian dibawa ke Polsek terdekat, namun masih tidak sadar sehingga polisi membawanya ke Puskesmas Menteng.

"Dokter Puskesmas Menteng menyatakan bahwa pelaku sudah dalam keadaan meninggal," tandasnya.

5. Tidak ada luka luar

Jenazah pelaku penembakan dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk diautopsi. Langkah tersebut dilakukan guna memastikan apa penyebab kematian penembak tersebut.

Kepala Rumah Sakit Polri Brigjen Pol Hariyanto mengatakan secara kasat mata tubuh pelaku penembakan tersebut tidak mengalami luka-luka. Hal itu menunjukkan ia tidak tewas akibat menembak diri sendiri atau aksi kekerasan lainnya.

"Wujud luar itu wujudnya bagus. Artinya tanpa kekerasan yang menimbulkan luka di luar," ucapnya.

6. Pelaku berinisial M asal Lampung

Saat olah TKP, Polisi menyebutkan pelaku penembakan berinisal M berusia 60 tahun. Polisi juga menemukan berbagai barang seperti obat-obatan, buku rekening dan beberapa lembar surat-surat dari dalam tas pelaku.

7. Jejak surat misterius

Temuan surat milik pelaku ditemukan di dekat lokasi kejadian. Surat itu ditemukan usai MUI menerima informasi dari sejumlah rekan media.

"Bantuan teman-teman wartawan setelah ada informasi yang bersangkutan dari Lampung. (Surat itu) atas nama Mustopa," kata Ketua MUI bidang Dakwah Asrorun Ni'am Sholeh di lokasi.

Asrorun mengatakan MUI langsung mencari ke bagian administrasi. Ternyata, ada surat itu di dalam fail persuratan MUI. "Tertulisnya surat keenam tapi tidak tahu betul atau tidak (yang keenam)," ujar dia.

Hasil penyelidikan sementara, polisi menemukan informasi bahwa pelaku nekat melakukan aksi penembakan lantaran ingin diakui sebagai wakil nabi oleh MUI.

Surat yang ditemukan mengungkapkan bahwa niat jahat pelaku dimulai dari 2018 lalu. Apabila dia tidak diakui sebagai wakil nabi, maka pelaku akan melakukan tindakan kekerasan kepada MUI.

8. Bukan jaringan teroris

Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto mengatakan pihaknya masih mendalami kemungkinan tersangka penembakan masuk jaringan teroris. Namun, setelah berkoordinasi dengan Densus 88 Anti Teror, Polda Metro Jaya menyatakan, pelaku bukan bagian dari jaringan terorisme atau ideologi ekstrem.

Meski begitu, pelaku diketahui merupakan residivis kasus pengerusakan dan pernah divonis 3 bulan penjara pada 2016 silam.

Demikian fakta-fakta mengenai penembakan kantor MUI Pusat yang terjadi siang tadi. Semoga informasi ini bermanfaat. (Z-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat