Berebut efek Jokowi Cermin Ketidakpercayaan Diri Parpol
![Berebut efek Jokowi Cermin Ketidakpercayaan Diri Parpol](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/05/301cd4cbdf7525464ca6f3ec8ca2ae3b.jpg)
PAKAR politik Universitas Airlangga Kris Nugroho menilai ada ketidakpercayaan diri dari pendukung calon presiden yang diusung Partai Gerindra Prabowo Subianto dan calon presiden PDI Perjuangan Ganjar Pranowo. Hal ini terlihat dari pernyataan para pendukung keduanya yang berebut efek dari Joko Widodo untuk meningkatkan suara elektoralnya. Kondisi ini bisa jadi akan menimbulkan ketegangan di tengah suhu politik yang mulai memanas.
“Efek Jokowi ini sebetulnya saya melihat ada yang tidak percaya diri dan ini bisa jadi ada potensi bersitegang,” ujarnya, Kamis (18/5)
Kondisi ini juga terjadi pada partai lainnya yang digadang-gadang membentuk koalisi besar. Secara psikologi partai politik juga baru menyadari posisinya yang berada dalam hegemoni atau subkoordinasi PDI Perjuangan.
Baca juga: Pengamat Nilai Dukungan Jokowi terhadap Salah Satu Calon, Belum Tentu Signifikan
“Padahal kalau sudah menunjuk Ganjar itu bisa maju sendiri. Artinya PDIP ada ketidak percayaan diri karena kekuatan elektoralnya terbatas jika hanya berdasarkan kadernya maka dia butuh partai lain untuk mendukung capresnya”
Pernyataan yang mengatakan relawan Jokowi berpotensi menjerumuskan atau Jokowi setengah hati mendukung Ganjar juga tidak bisa diabaikan. Manuver yang dilakukan mantan Wali Kota Solo itu disebutnya sebagai upaya meningkatkan nilai tawar kepada Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri.
Baca juga: Kritik PDIP jadi Peringatan agar Keberpihakan Presiden Jangan Vulgar
“Menurut saya ini strateginya untuk menaikan nilai tawarnya ke Megawati. Karena dia sadar betul dia punya modal untuk menggerakan. Pasti Megawati menyadari kekuatan Projo (Pro Jokowi) itu sehingga akan menyodorkan cawapres versi Jokowi,” ungkapnya.
Berbagai strategi yang dilakukan Jokowi seperti hadir dalam Musra dan mengundang parpol koalisi termasuk memunculkan tiga nama calon presiden versi pendukungnya, merupakan investasi politik yang berisiko karena lembaga kepresidenan harus dijamin dari ombang ambing tarikan politik.
“Apakah ini strategi Jokowi yang diketahui Megawati untuk memecah perhatian lawan politiknya tapi tampaknya ini bisa jadi kontra produktif dengan adanya koalisi bersama. Adanya counter attack dari kenetralan kelembagaan kepresidenan. Harusnya dia bisa menahan diri,” sambungnya. (Sru/Z-7)
Terkini Lainnya
Kabupaten Bantaeng Dapat Bantuan 150 Unit Pompa
Peluang Kaesang Maju Pilkada, Jokowi: Tanya Ketua PSI
Surat Keppres Pemberhentian Hasyim Asy'ari Belum Masuk Meja Presiden
PKB Usulkan Nagita Slavina Jadi Cawagub Bobby Nasution
Calon Kepala Daerah Butuh Kematangan Jiwa Raga
DPR Diyakini tidak Bahas RUU Perampasan Aset
Ganjar dan Ahok Masuk di Kepengurusan PDIP
Adian Napitupulu Ditunjuk Jadi Wasekjen PDIP Bantu Kinerja Hasto Kristiyanto
Hasto Kristyanto dan Ganjar Pranowo Ramaikan Ajang Soekarno Run
PDIP Tanggapi Soal Kemungkinan Merapat dengan KIM di Pilgub DKI
Ini Kata Ganjar Pranowo soal Dukungan PDI Perjuangan ke Anies Baswedan
Ganjar Pranowo Disambut Antusias Ratusan Pelajar Saat Harlah Pancasila di Ende
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap