Pemerintah Dinilai belum Konsisten Kejar Visi Indonesia Emas
![Pemerintah Dinilai belum Konsisten Kejar Visi Indonesia Emas](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/10/de0d5900d3ec825a951a4d79c676609f.jpg)
DIREKTUR program Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti menilai pemerintah belum konsisten mengejar visi Indonesia Emas 2045. Hal ini terlihat dari tidak fokusnya program yang dikerjakan pemerintah untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara maju.
Esther menerangkan untuk memajukan perekonomian negara, pemerintah harus fokus melakukan pembangunan sumber daya manusia (SDM), memupuk investasi dan menciptakan teknologi atau research and development (R&D) secara masif.
"Selama ini saya melihat pemerintah belum konsisten dan belum menjadikan tiga faktor itu sebagai program prioritas. Pemerintah masih fokus pada pembangunan infrastruktur dan proyek-proyek mercusuar," ungkapnya saat dihubungi Media Indonesia, Minggu (29/10).
Baca juga: Pelatihan Vokasi Cetak Tenaga Kerja Berdaya Saing
SDM Indonesia dikatakan masih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Data dari World Bank di 2022 menyebut human capital index Indonesia masih di urutan 130 dari 199 negara. Sementara itu, data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Februari 2023 menunjukkan hampir 90% angkatan kerja di Indonesia berpendidikan setingkat sekolah menengah atas (SMA) ke bawah.
Kemudian, Esther juga mengatakan untuk pengembangan R&D, Indonesia masih tertinggal. Mengutip data Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), saat ini Indonesia berada di peringkat delapan dari 11 negara Asia Tenggara dalam melakukan riset dan inovasi.
Baca juga: Ketidakpastian Ekonomi akan Berlangsung Satu Dekade ke Depan
"Kesimpulannya sulit bagi Indonesia untuk mewujudkan visi Indonesia emas, yaitu menjadi negara adidaya di 2045," tegasnya.
Dihubungi terpisah, Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bidang Ketenagakerjaan Bob Azam juga berpandangan kualitas SDM yang rendah menjadi penyebab utama Indonesia sulit menjadi negara maju. Pihaknya mencatat daya saing anak muda Indonesia menempati posisi kelima di Asean.
"Harus ada perombakan di bidang SDM. Padahal anak muda cerminan masa depan bangsa," terangnya.
Selain itu, Bob juga menuturkan Indonesia perlu meningkatkan pendapatan per kapita sekitar tiga kali lipat untuk loncat dari negara berpenghasilan menengah atas menjadi negara maju. Pendapatan per kapita Indonesia baru sebesar US$4.580 di Juli 2022. Sedangkan, negara pendapatan tinggi memiliki pendapatan per kapita di atas US$13.845.
"Pendapatan per kapita yang tinggi itu harus dicapai sebelum selesainya bonus demografi, yaitu tahun 2030-2035," imbuhnya. (Ins/Z-7)
Terkini Lainnya
CLIK Komitmen Perkuat Investasi untuk Dorong Produktivitas
Pusat Data Nasional Kedua akan Dibangun di KEK Nongsa Batam
KEK Nongsa Ditargetkan Tarik Investasi Sebesar Rp40 Triliun
Edukasi tentang Pentingnya Investasi Emas terus Dilakukan
Pengelola KEK Nongsa Digital Park Apresiasi Layanan Responsif Bea Cukai
2 Investor Eropa, BASF dan Eramet Hengkang dari Proyek Nikel di Maluku
Kemenko PMK: Reformasi Birokrasi Fokus Turunkan Angka Stunting dan Kemiskinan Ekstrem
Pembangunan Jangka Panjang Indonesia Emas 2045 Harus Akomodasi Ide Pemuda
Habib Luthfi Ajak Masyarakat Dorong Polri Laksanakan Tugas dengan Baik
Kolaborasi dan Efisiensi Kunci Majukan Industri Kepelabuhanan
ARUN Siapkan Pemimpin Masa Depan dan Ide Starategis Melalui Munas Pertama
Kontradiksi Pendidikan Tinggi sebagai Kebutuhan Tersier dan Indonesia Emas
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap