visitaaponce.com

Debat Capres-Cawapres untuk Uji Gagasan, Bukan Dapat Tepuk Tangan Terbanyak

Debat Capres-Cawapres untuk Uji Gagasan, Bukan Dapat Tepuk Tangan Terbanyak
Cawapres nomor urut dua Gibran Rakabuming Raka di debat cawapres, Jumat, 23 Desember 2023.(MI/Ramdani)

CALON wakil presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) diingatkan bahwa debat yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI adalah salah satu metode kampanye dengan tujuan uji gagasan. Tidak seperti pertandingan sepak bola, kandidat bukan sekadar mendapatkan tepuk tangan terbanyak.

Hal itu disampaikan anggota dewan pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini menanggapi sikap cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka yang kembali kedapatan mengompori pendukungnya dalam ruang debat cawapres, kemarin. Menurutnya, tindakan yang mengarah pada provokasi antarpendukung serta menyulut kebencian harus dihindari.

"Calon harus menjaga perilaku dan tata tertibnya saat debat. Mereka hadir pada forum debat untuk saling menguji gagasan bukan untuk mendapatkan tepuk tangan paling banyak dari suporter seperti pada pertandingan sepakbola," kata Titi kepada Media Indonesia.

Baca juga : KPU: Debat Cawapres Bakal Digelar di JCC

Ia berpendapat, pemimpin yang baik tidak perlu memberikan tepuk tangan meriah dalam agenda debat. Alih-alih, mereka dituntut menyampaikan program kerja yang mampu dipahami dengan baik, mendapat dukungan rakyat, dan terimplementasi.

Sejalan dengan itu, Titi mendorong KPU untuk membuat tata tertib debat yang tegas. Utamanya pengaturan saat sesi tanya jawab antarcalon, yang mengharuskan capres maupun cawapres mengajukan pertanyaan yang jelas, tidak ambigu, tidak multitafsir.

"Serta tidak bersifat singkatan ataupun akronim, terlebih akronim bahasa asing yang tidak familiar di publik," tandasnya.

Baca juga : Sah! KPU Tetapkan Nomor Urut Pasangan Capres-Cawapres, Anies-Muhaimin Nomor 1

Diketahui, Gibran mengajukan pertanyaan dengan istilah singkatan kepada cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar, yakni soal SGIE. Saat mengajukan pertanyaan itu, Gibran tidak menjelaskan kepanjangan SGIE. Gus Muhaimin terpaksa menggunakan kesempatan menjawab selama dua menit untuk bertanya ke Gibran maksud SGIE, yang belakangan diketahui State of the Global Islamic Economy.

Saat menanggapi pertanyaan jebakan model Gibran, capres pendamping Gus Muhaimin, Anies Baswedan mengatakan hal itu dapat dijawab dengan bantuan mesin pencari Google. Menurut Anies, jenis pertanyaan yang dibutuhkan dalam debat untuk tingkat kepemimpinan nasional adalah hal substansial. Meski sah ditanyakan, pertanyaan itu dinilai Anies hanya berada pada ranah teknis.

"Publik nanti akan menilai, apakah memang ini format cerdas cermat untuk hafalan atau ini format tentang ideologi, gagasan, nilai, yang kemudian diwujudkan dalam kebijakan," kata Anies. (Tri/Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat