Debat Capres-Cawapres untuk Uji Gagasan, Bukan Dapat Tepuk Tangan Terbanyak
CALON wakil presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) diingatkan bahwa debat yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI adalah salah satu metode kampanye dengan tujuan uji gagasan. Tidak seperti pertandingan sepak bola, kandidat bukan sekadar mendapatkan tepuk tangan terbanyak.
Hal itu disampaikan anggota dewan pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini menanggapi sikap cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka yang kembali kedapatan mengompori pendukungnya dalam ruang debat cawapres, kemarin. Menurutnya, tindakan yang mengarah pada provokasi antarpendukung serta menyulut kebencian harus dihindari.
"Calon harus menjaga perilaku dan tata tertibnya saat debat. Mereka hadir pada forum debat untuk saling menguji gagasan bukan untuk mendapatkan tepuk tangan paling banyak dari suporter seperti pada pertandingan sepakbola," kata Titi kepada Media Indonesia.
Baca juga : KPU: Debat Cawapres Bakal Digelar di JCC
Ia berpendapat, pemimpin yang baik tidak perlu memberikan tepuk tangan meriah dalam agenda debat. Alih-alih, mereka dituntut menyampaikan program kerja yang mampu dipahami dengan baik, mendapat dukungan rakyat, dan terimplementasi.
Sejalan dengan itu, Titi mendorong KPU untuk membuat tata tertib debat yang tegas. Utamanya pengaturan saat sesi tanya jawab antarcalon, yang mengharuskan capres maupun cawapres mengajukan pertanyaan yang jelas, tidak ambigu, tidak multitafsir.
"Serta tidak bersifat singkatan ataupun akronim, terlebih akronim bahasa asing yang tidak familiar di publik," tandasnya.
Baca juga : Sah! KPU Tetapkan Nomor Urut Pasangan Capres-Cawapres, Anies-Muhaimin Nomor 1
Diketahui, Gibran mengajukan pertanyaan dengan istilah singkatan kepada cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar, yakni soal SGIE. Saat mengajukan pertanyaan itu, Gibran tidak menjelaskan kepanjangan SGIE. Gus Muhaimin terpaksa menggunakan kesempatan menjawab selama dua menit untuk bertanya ke Gibran maksud SGIE, yang belakangan diketahui State of the Global Islamic Economy.
Saat menanggapi pertanyaan jebakan model Gibran, capres pendamping Gus Muhaimin, Anies Baswedan mengatakan hal itu dapat dijawab dengan bantuan mesin pencari Google. Menurut Anies, jenis pertanyaan yang dibutuhkan dalam debat untuk tingkat kepemimpinan nasional adalah hal substansial. Meski sah ditanyakan, pertanyaan itu dinilai Anies hanya berada pada ranah teknis.
"Publik nanti akan menilai, apakah memang ini format cerdas cermat untuk hafalan atau ini format tentang ideologi, gagasan, nilai, yang kemudian diwujudkan dalam kebijakan," kata Anies. (Tri/Z-7)
Terkini Lainnya
UTBK SNBT 2024: Jadwal Penting, Pelaksanaan, Tata Tertib, Jenis Tes
Tok! Arya Weda Diberhentikan dari DPD RI
Ini Yang Wajib Dibawa Peserta UTBK SNBT 2023
Simak! Tata Tertib Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) 2023
Joe Biden Bertemu Keluarga di Camp David untuk Bahas Masa Depan
Survei Terbaru Khawatir Kelayakan Mental Joe Biden untuk Menjabat sebagai Presiden
Joe Biden Dilengserkan Usianya
Tim Trump Klaim Kemenangan dalam Debat Pertama Lawan Biden
Pejabat Partai Demokrat Kecewa dengan Penampilan Biden di Debat Capres AS
Panas Debat Capres AS: Biden Serang Trump Soal Hubungan Seks dengan Bintang Porno, 'Seperti Kucing Liar'
Lingkungan Perempuan Pancasila
Perang Melawan Judi Online
Ujaran Kebencian Menggerus Erosi Budaya
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap