visitaaponce.com

Perjalanan Anies Diabadikan Melalui Buku Anies Baswedan The Rising Star

Perjalanan Anies Diabadikan Melalui Buku 'Anies Baswedan The Rising Star'
Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan menyalami warga saat berkampanye(AFP)

RELAWAN calon presiden nomor urut satu Anies Baswedan meluangkan waktu dan tenaga selama satu tahun terakhir untuk menyusun buku ‘Anies Baswedan The Rising Star’.

Buku yang ditulis oleh Samsul Muarif sama sekali tidak bertendensi mengarahkan masyarakat, khususnya para pembaca, agar memilih Anies dalam pemilu pada hari-H nanti.

Samsul menerangkan tujuan di balik penerbitan buku hanya untuk memberikan satu perspektif dalam membaca tokoh Anies di tengah pusaran perpolitikan nasional, khususnya menjelang pemilu.

Baca juga : 

Buku ini juga menggambarkan rekam jejak Anies di mata media internasional.

Baca juga : 

Deputi Komunikasi dan Media Timnas AMIN, Saur Hutabarat menyebut Anies adalah calon presiden yang paling berpikiran internasional.

“Isu yang sering dibawakan media massa, yakni menyangkut hubungan AS dan Tiongkok. Ini pertanyaan paling serius, pemerintahan sekarang lebih cenderung ke Tiongkok ketimbang negara lain,” ungkap Saur dalam perilisan buku Anies Baswedan The Rising Star, di markas Timnas AMIN, Jakarta, Senin (29/1)

Saur membeberkan Anies merespons pertanyaan dari media internasional dengan melihat politik luar negeri itu punya nilai.

“Maka kebijakan politik yang bebas bisa lebih tegas dan jelas sikapnya,” tegas Saur.

Saur juga menyatakan Anies ingin menjadikan Indonesia warga dunia. Bukan warga asia tenggara, kata Saur, tetapi warga dunia.

“Mengenai masalah Laut Cina Selatan, berbagai kepentingan berbagai pihak pasti ada, maka jelaslah yang penting berdialog dengan yang punya kepentingan di situ dan tetap berpegang pada bangsa yang ingin jadi warga dunia,” tandasnya.

Sementara itu, Co-kapten Timnas AMIN, Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong, mengungkapkan bahwa Anies lebih menjunjung tinggi nyawa manusia di atas segala-galanya.

“Kalau ada benturan antara nyawa dan industri yang harus mengalah ya industri. Contoh polusi bisa merusak nyawa itu udah gak benar dan itu melanggar nilai kita yang menjunjung nyawa di atas segala-galanya,” tegas Tom.

“Internasionalisme itu sangat penting. Mengutip presiden Soekarno mengatakan bahwa nasionalisme tidak subur jika kita hidup di dalam taman sari internasionalisme. Sebaliknya internasionalisme tidak subur jika tidak mengakar di bumi nasionalisme,” pungkas Tom. (Z-8)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat