visitaaponce.com

Ketua KPU Minta Tren Perkembangan Demokrasi Indonesia Dijaga Lewat Pemilu

Ketua KPU Minta Tren Perkembangan Demokrasi Indonesia Dijaga Lewat Pemilu
Ilustrasi Pemilu 2024(Dok.MI)

KETUA Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Hasyim Asy'ari berpendapat Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 di Indonesia bakal menjadi perhatian dunia. Sebagai negara demokrasi terbesar ketiga, gelaran pemilu di Tanah Air dinilai akan menentukan stabilitas ekonomi global dan perkembangan tren demokrasi.

"Saya kira penting kita semua warga bangsa untuk menjaga tren positif penyelenggaraan pemilu dan juga tren positif perkembangan demokrasi di Indonesia, karena itu akan memberikan kontribusi terhadap tren perkembangan demokrasi global," jelasnya di Kantor KPU RI, Jakarta, Jumat (2/2).

Hal itu disampaikannya seraya mengingatkan bahwa Indonesia bukanlah satu-satunya negara yang menggelar pemilu pada 2024. Dalam kelompok G-20 saja, ada sembilan negara yang menggelar pemilu tahun ini, termasuk dua negara demokrasi terbesar, yaitu India dan Amerika Serikat.

Baca juga : Demokrasi Indonesia Jadi Rujukan Dunia jika Pemilu Berjalan Baik

Menurut Hasyim, wajah perkembangan demokrasi dunia bakal terlihat pada tahun ini. Perkembangan ekonomi dan demokrasi global, sambungnya, bakal berpengaruh dan dipengaruhi dengan adanya penyelenggaraan pemilu di setiap negara.

"Saya kira penting wajah pemilu di Indonesia juga akan jadi sorotan betul, akan jadi konsentrasi berbagai macam negara di tingkat dunia. Karena itu juga akan menentukan stabilitasi ekonomi global, akan menentukan tren perkembangan demokrasi di dunia dan kita akan berkontribusi terhadap itu," paparnya.

India bakal menggelar pemilu pada April dan Mei, sedangkan Amerika Serikat pada November. Sementara itu, enam negara G-20 yang melaksanakan pemilu tahun ini adalah Rusia (Maret), Korea Selatan (April), Meksiko (Juni), Uni Eropa (Juni), Afrika Selatan (Juni), Inggris Raya (November-Desember).

Baca juga : Pemilu 2024, Perluni UAJ Edukasi Pemuda Jadi Pemilih Cerdas

"Pada akhir tahun 2024 kalau ada konferensi G-20, hampir bisa dipastikan foto dari 20 negara, 9 kepala negaranya ganti karena memang sudah saatnya ganti," tandas Hasyim. (Tri/Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat