visitaaponce.com

KPU tak Tutup Diri Koreksi Data Ganda

KPU tak Tutup Diri Koreksi Data Ganda
Ilustrasi: Petugas merapikan kotak suara dari kardus di Gudang Logistik KPU Kabupaten Bandung(Antara)

KETUA Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Hasyim Asy'ari mengatakan pihaknya tidak menutup diri untuk mengoreksi data pemilih yang ganda untuk Pemilu 2024. Kegandaan itu sebelumnya dilaporkan oleh Migrant Care pada daftar pemilih tetap luar negeri (DPT LN) New York, Amerika Serikat, dan Johor Bahru, Malaysia.

"Kalau nyatanya ternyata masih ada kegandaan juga kami tidak menutup diri untuk dilakukan koreksi-koreksi supaya menghindari potensi-potensi digunakannya nama-nama itu oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab," ujarnya di Kantor KPU RI, Jakarta, Jumat (2/2).

Dalam menindaklanjuti temuan Migrant Care, Hasyim menyebut pihaknya sudah mencoret 198 nama ganda yang ada dalam DPT LN New York. Pencoretan itu diperlukan untuk menghindari kemungkinan digunakannya lebih dari satu kali nama pemilih menggunakan hak pilihnya. Sebab, salah satu dari nama ganda itu tidak memenuhi syarat sebagai pemilih.

Baca juga : Hoaks Bisa Ganggu Legitimasi Pemilu

Menurut Hasyim, surat suara untuk data ganda yang telah dicoret itu nantinya bakal dialokasikan untuk pemilih lain, termasuk warga negara Indonesia (WNI) dari luar New York yang terkategori daftar pemilih pindahan.

"Yang di Malaysia (Johor Bahru) sedang ditelusuri, kurang lebih metodenya juga akan sama dari DPT itu akan ditelusuri kembali," terang Hasyim.

Dalam proses pemutakhiran DPT, baik dalam maupun luar negeri, Hasyim menegaskan jajaran KPU sudah melakukan tahapan analisis kegandaan. Analisis itu dilakukan di tingkat kabupaten/kota, provinsi, dan membandingkan pemilih di dalam maupun luar negeri.

Baca juga : Perlu Aturan Khusus Pembagian Bansos saat Pemilu

"Yang namanya data jutaan, itu kalau kelewatan-kelewatan ya saya kira masih wajar," kata Hasyim.

Untuk menghindari potensi pemilih memilih dua kali dengan daftar ganda, Hasyim meminta jajaran KPPS LN untuk mendokumentasikan atau memfoto wajah para pemilih serta menunjukkan identitas seperti paspor.

"Dalam rangka menghindari antisipasi yang hadir bukan orang sebagaimana terdaftar dalam DPT," pungkasnya. (Z-8)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat