60 Pemilih Pemilu 2024 Pragmatis, Tidak Bisa Bedakan Sumbangan dengan Politik Uang
![60% Pemilih Pemilu 2024 Pragmatis, Tidak Bisa Bedakan Sumbangan dengan Politik Uang](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/02/dff68230ba3b65d3c3c42fb31eb85ada.jpg)
SEBANYAK 60% dari pemilih saat pemilihan umum (Pemilu) itu adalah pemilih pragmatis. Hal itu disampaikan Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Hasanuddin Hasrullah, dalam Talkshow Pemilu, Selasa (6/2) di Makassar, Sulawesi Selatan.
Menurutnya, banyak masyarakat yang tidak bisa membedakan antara sumbangan dan money politic alias politik uang.
"Dan itu biasanya didominasi oleh mereka yang berpendidikan rendah atau tidak tamat sekolah dasar (SD), dan mereka itulah yang masuk kelompok pemilih pragmatis," ungkap Hasrullah.
Baca juga : KPU Minta Partai Politik Patuhi Dua Putusan MA
Karena kondisi tersebut, maka tim dan peserta pemilu, ada yang menyumbang kebutuhan pokok, seperti beras, gula dan minyak goreng.
"Karena memang mereka mau belanja juga, sehingga jadi pragmatis. Itu juga terjadi karena pendidikan poitik dan demokrasi yang masik minim," lanjutnya.
Ini pula yang mengakibatkan, partisipasi pemilih bisa menurun. "Mereka menerima semua sumbangan dari caleg, tim capres dan lainnya, dan akhirnya saat masuk ke bilik suara, semua dicoblos," aku Hasrullah yang miris dengan kondisi demokrasi di Indonesia sekarang ini, terkhusus juga di Sulsel.
Baca juga : KPU Belum Tindaklanjuti Putusan MA soal 30% Caleg Perempuan
Sementara itu, Komisioner KPU Sulsel dari Divisi Sosialisasi dan Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat, Hasruddin Husain mengatakan, untuk Pemilu 2024 ini, KPU Sulsel menargetkan partisipasi pemilih mencapai angka 80%.
Dan ia mengaku optimis itu bisa tercapai, lantaran banyak cara sosialisasi yang dilakukan KPU, untuk menggaet pemilih khususnya pemilih pemula dan milenial yang jumlahnya cukup banyak.
"Kami sudah berkoordinasi dan punya pola pendekatan tersendiri pada pmilu, dan itu sudah terintegrasi juga dengan KPU pusat," kata Hasruddin.
Baca juga : Sederet Modus Politik Uang Pemilu 2024
Hanya saja Hasrullah kembali mengingatkan, agar penyelenggara pemilu, bisa benar-benar memanfaatkan media sosial dengan membuat konten-konten positif terkait pemilu dan pentingnya memberi suara pada pemilihan umum.
"Jika tidak datang memilih, kita sendiri yang salah, kita sendiri yang rugi, karena inti dari demokrasi itu adalah kita (Rakyat)," pungkasnya. (Z-4)
Baca juga : Bawaslu Petakan Kerawanan Politik Uang Pemilu 2024, Papua yang Tertinggi
Terkini Lainnya
Anggota KPU DKI Dilaporkan ke KPK Terkait Dugaan Gratifikasi Caleg DPRD
Langgar Kode Etik, DKPP Pecat Tiga Penyelenggara Pemilu
Urus Kampanye Pilkada 2024, KPU-Bawaslu Diminta Belajar dari Pemilu 2024
Partisipasi Warga Jakarta untuk Pemilu 2024 Capai 78%
Perputaran Uang Pemilu 2024 Mencapai Rp80 Triliun
Menteri PPPA: Pelaku Kekerasan Seksual terhadap Perempuan Harus Diberikan Efek Jera
Jika Politik Bansos Terulang di Pilkada 2024, Politik Dinasti dan Nepotisme makin Merajalela
Jelang Pilkada, Rakyat Diminta Sadar dari Hipnotis Politik Populisme ‘ala Jokowi’
Partisipasi Pemilih Tanah Air tak Diimbangi Budaya Politik yang Baik
Bamsoet dan SBY Bahas Demokrasi Biaya Tinggi
Kodifikasi UU Pemilu dan Pilkada Diperlukan
2.096 Anggota Panwaslu Kecamatan Dilantik Bawaslu Sumut
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap