visitaaponce.com

Meutia Hatta Serukan Indonesia Bukan Negara Kekuasaan

Meutia Hatta Serukan Indonesia Bukan Negara Kekuasaan
Ilustrasi MI(MI/Seno)

MASYARAKAT Antropologi Indonesia yang terdiri dari Asosiasi Antropologi Indonesia (AAI), Forum Kajian Antropologi Indonesia (FKAI), Asosiasi Departemen dan Jurusan Antropologi Seluruh Indonesia (ADJASI) dan Jaringan Kekerabatan Antropologi Indonesia (JKAI) menyerukan keprihatinan mendalam terhadap kondisi politik dan demokrasi di Indonesia, khususnya menjelang Pemilihan Presiden 2024. 

Guru besar antropologi Universitas Indonesia Meutia Hatta dalam sambutannya mengingatkan kembali tentang pentingnya berpolitik yang santun, bermartabat, dan rendah hati, mengikuti jejak nilai-nilai yang ditanamkan oleh tokoh-tokoh pendiri bangsa. Antropolog Indonesia mengecam lunturnya nilai-nilai etika, moral, kejujuran, dan integritas dalam berbangsa dan bernegara, serta menyoroti berbagai praktik politik yang merusak nilai-nilai demokrasi, seperti politik kekerabatan, transaksional, dan manipulasi hukum demi kekuasaan.

"Kesepuluh poin seruan mencakup keprihatinan atas penyalahgunaan sumber daya negara, pelemahan lembaga negara, dan hilangnya budaya malu di kalangan elite politik, yang semuanya menandakan kemunduran demokrasi dan tata kelola pemerintahan yang baik," ujarnya.

Baca juga : Presiden Harus Kembalikan Nilai Kejujuran dan Kepatutan

Masyarakat Antropologi Indonesia menyerukan keprihatinan atas degradasi etika, moral, dan demokrasi di Indonesia, khususnya menjelang Pemilu 2024. Seruan ini menekankan praktik politik lancung yang merusak nilai-nilai demokrasi, seperti politik kekerabatan dan transaksional, serta penyalahgunaan sumber daya negara. Antropolog Indonesia juga mengajak semua pihak untuk mengembalikan nilai-nilai etika dan moral dalam berpolitik, mengingat pentingnya pemilu sebagai sarana pendidikan karakter bangsa. Seruan ini mengingatkan kembali pada cita-cita Reformasi, menuntut keadilan atas pelanggaran HAM masa lalu, dan memperjuangkan demokrasi yang berdaulat dan bermartabat.

"Bagi Bung Hatta pemerintah Indonesia harus membangun rakyat Indonesia dan mencapai kesejahteraan bagi rakyat Indonesia. Bangsa Indonesia harus dikelola karena negara ini adalah negara pengurus bukan negara kekuasaan," tegasnya.

Kita harus membuat rakyat Indonesia bersatu, merdeka, berdaulat bersatu menuju masyarakat adil dan makmur.

Baca juga : Mahasiswa Solo Gugat Abuse of Power Presiden Joko Widodo

Bung Hatta juga menginginkan rakyatnya bahagia bukan bahagia karena banyak harta tapi sejahtera karena keamanannya terjamin. Semua ini tidak bisa dilakukan kalau kita tidak punya karakter bangsa tangguh untuk bisa mandiri menjadi tuan di negerinya sendiri dan tidak rendah diri terhadap bangsa lain.

"Kita membutuhkan pemimpin seperti itu pada masa kini. Karena itulah keprihatinan yang dirasakan oleh para antropolog sampai pada hari ini. Ini pesan yang harus diperhatikan oleh semua bangsa kita yang dari tua sampai muda untuk itu bisa membuat Pemilu kita berjalan dengan baik. Kita mencari orang yang paling mendekati sosok Bung Hatta yang betul-betul ingin bangsanya maju dan selalu sama rata kata dan perbuatan selama hidupnya," tukasnya.

Seruan ini dilakukan di rumah Bung Hatta Jakarta, Sabtu (10/2) bersama seluruh keluarga besar Asosiasi Antropologi Indonesia (AAI). (Sru/Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat