Panen di Cirebon Diprediksi Mundur
![Panen di Cirebon Diprediksi Mundur](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/03/74f35012f6d71facfb8a23b76dee2442.jpg)
AREAL pertanian di sejumlah kecamatan di Kabupaten Cirebon sempat terendam banjir. Masa panen diprediksi akan mengalami kemunduran.
Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Cirebon, Tasrip Abu Bakar, menjelaskan pertengahan Februari lalu sejumlah areal pertanian di Kabupaten Cirebon terendam banjir.
“Sekarang 90 persen sudah mulai surut. Tapi petani kini disibukkan dengan replanting atau melakukan tanam ulang di lahan pertanian yang sempat terendam banjir,” tutur Tasrip, Minggu (3/3).
Baca juga : La Nina di Akhir 2021 Ancam Ketahanan Pangan
Tanam ulang dilakukan dengan cara tambal sulam yaitu mengganti atau menambah tanaman padi yang membusuk atau hilang dengan bibit baru. Sedangkan tanaman padi yang selamat dibiarkan tetap hidup.
“Kalau sudah terendam lebih dari lima hari, kebanyakan replanting. Sekarang petani lagi sibuk mencari bibit,” tutur Tasrip.
Bibit untuk melakukan tanam ulang biasanya didapatkan dari sesama petani yang masih memiliki persediaan. Akibat banyaknya petani yang mencari bibit, harganya pun melonjak dari sebelumnya Rp 7 ribu per ikat menjadi Rp10 ribu per ikat.
Baca juga : Pemberian Bantuan Gagal Panen Rp8 Juta per Hektare Kembali Dilanjutkan
“Petani akan berupaya maksimal untuk menyelamatkan tanaman padi mereka,” tutur Tasrip.
Akibat terendamnya tanaman padi diprediksi masa panen di Kabupaten Cirebon akan mundur dari sebelumnya April menjadi Mei hingga Juni.
Sementara itu Nina Samsina, Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, menjelaskan mulai periode 1 hingga 15 Februari 2024 total areal pertanian yang terendam banjir mencapai 907 hektar. Tersebar di Kecamatan Jamblang seluas 15 hektar, Kecamatan Suranenggala seluas 140 hektar, Kecamatan Gegesik seluas 50 hektar, Kecamatan Panguragan seluas 313 hektar, Kecamatan Kapetakaan 189 hektar dan Kecamatan Gunungjati seluas 166 hektar.
"Penyebab terendamnya tanaman padi akibat curah hujan yang cukup tinggi akibat pengaruh El Nino yang berkepanjangan,” tutur Nina.
Juga dikarenakan terjadinya pendangkalan di saluran irigasi sehingga air tidak tertampung dan meluap ke areal pertanian. (UL/Z-7)
Terkini Lainnya
Kementan Gencar Sosialisasikan Kebijakan Pengembangan Tebu Rakyat
Ancaman Kekeringan terhadap Sektor Pangan harus Segera Dimitigasi
Produktivitas 1.000 Ha Lahan Pertanian di Cianjur tidak Terpengaruh Kemarau
Pesanan 2.000 Ekskavator Haji Isam Terbesar di Dunia, Tanda Kemajuan Pertanian Indonesia
Peluncuran Aliansi Kolibri Jadi Upaya Nyata Wujudkan Pembangunan Berkelanjutan Sektor Pertanian
Jhonlin Group Teken MoU dengan SANY Group
Sidang Praperadilan Pegi Setiawan, Kuasa Hukum Hadirkan Saksi Ahli
Pastikan Produksi Aman, Kementan Tinjau Langsung Padi hingga Tebu di Cirebon
Polri Akui Anggotanya Kurang Teliti Usut Kasus Vina
Kuasa Hukum Kumpulkan Bukti Ketidakterlibatan Pegi Setiawan dalam Pembunuhan Vina Cirebon
Viral Lagi, Bareskrim Polri Beri Petunjuk dan Arahan Sidik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap