visitaaponce.com

Panen di Cirebon Diprediksi Mundur

Panen di Cirebon Diprediksi Mundur
Petani mendengarkan pengarahan dari penyuluh pertanian di lahan pertanian miliknya di Desa Wiyong, Kecamatan Susukan, Kabupaten Cirebon(MI/Nurul Hidayah)

AREAL pertanian di sejumlah kecamatan di Kabupaten Cirebon sempat terendam banjir. Masa panen diprediksi akan mengalami kemunduran.

Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Cirebon, Tasrip Abu Bakar, menjelaskan pertengahan Februari lalu sejumlah areal pertanian di Kabupaten Cirebon terendam banjir. 

“Sekarang 90 persen sudah mulai surut. Tapi petani kini disibukkan dengan replanting atau melakukan tanam ulang di lahan pertanian yang sempat terendam banjir,” tutur Tasrip, Minggu (3/3).

Baca juga : La Nina di Akhir 2021 Ancam Ketahanan Pangan

Tanam ulang dilakukan dengan cara tambal sulam yaitu mengganti atau menambah tanaman padi yang membusuk atau hilang dengan bibit baru. Sedangkan tanaman padi yang selamat dibiarkan tetap hidup. 

“Kalau sudah terendam lebih dari lima hari, kebanyakan replanting. Sekarang petani lagi sibuk mencari bibit,” tutur Tasrip.

Bibit untuk melakukan tanam ulang biasanya didapatkan dari sesama petani yang masih memiliki persediaan. Akibat banyaknya petani yang mencari bibit, harganya pun melonjak dari sebelumnya Rp 7 ribu per ikat menjadi Rp10 ribu per ikat.

Baca juga : Pemberian Bantuan Gagal Panen Rp8 Juta per Hektare Kembali Dilanjutkan

“Petani akan berupaya maksimal untuk menyelamatkan tanaman padi mereka,” tutur Tasrip.

Akibat terendamnya tanaman padi diprediksi masa panen di Kabupaten Cirebon akan mundur dari sebelumnya April menjadi Mei hingga Juni.

Sementara itu  Nina Samsina, Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, menjelaskan mulai periode 1 hingga 15 Februari 2024 total areal pertanian yang terendam banjir mencapai 907 hektar. Tersebar di Kecamatan Jamblang seluas 15 hektar, Kecamatan Suranenggala seluas 140 hektar, Kecamatan Gegesik seluas 50 hektar, Kecamatan Panguragan seluas 313 hektar, Kecamatan Kapetakaan 189 hektar dan Kecamatan Gunungjati seluas 166 hektar.

"Penyebab terendamnya tanaman padi akibat curah hujan yang cukup tinggi akibat pengaruh El Nino yang berkepanjangan,” tutur Nina.

Juga dikarenakan terjadinya pendangkalan di saluran irigasi sehingga air tidak tertampung dan meluap ke areal pertanian. (UL/Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat