visitaaponce.com

Ini Alasan Mengapa Anak Rentan Terkena DBD dibanding Orang Dewasa

Ini Alasan Mengapa Anak Rentan Terkena DBD dibanding Orang Dewasa
Nyamuk Aides Aegypti(MI / Djoko Sardjono)

PENYAKIT Demam Berdarah (DBD), yang disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti, telah menjadi ancaman serius bagi kesehatan anak-anak di Indonesia. Meskipun DBD juga dapat menginfeksi orang dewasa, namun anak-anak lebih rentan terkena dampaknya. 

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat bahwa sistem imunitas yang belum sempurna pada anak-anak menjadi faktor utama yang meningkatkan risiko terkena DBD .

Selain faktor imunitas yang belum sempurna pada anak-anak, terdapat beberapa faktor penyebab lainnya seperti genangan air di sekitar rumah atau penumpukan sampah, dapat menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk Aedes aegypti. 

Baca juga : DBD Bisa Sebabkan Anak Alami Gangguan Tumbuh Kembang

Anak-anak yang tinggal di lingkungan seperti ini memiliki risiko lebih tinggi terkena gigitan nyamuk dan akhirnya terinfeksi DBD.

Melansir dari infosehat, perempuan yang juga Ketua Divisi Infeksi dan Pediatri Tropik Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM FKUI ini mengatakan anak yang mengalami obesitas juga rentan mengalami DBD karena tubuhnya tidak mampu melawan virus dengue yang menjadi penyebab DBD.

Menurut laporan dari Kemenkes, pada Januari 2024, terdapat setidaknya 14.484 kasus DBD yang dilaporkan dengan 111 kematian. Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, di mana pada Januari 2023, jumlah kasus DBD yang dilaporkan sebanyak 12.502 kasus dengan 101 kematian. Peningkatan angka ini memperkuat kekhawatiran akan ancaman DBD di Indonesia.

Baca juga : Ini Tiga Faktor Penyebab Anak Terkena DBD

Lantas, Berapa Usia Anak yang Rentan Kena DBD?

Usia anak yang paling rentan terkena demam berdarah (DBD) berkisar antara 5 hingga 15 tahun, dengan peningkatan signifikan dalam kasus yang melibatkan anak-anak. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk menerapkan langkah-langkah pencegahan yang tepat,sebagai berikut:

1. Gunakan Kelambu

Pada bayi, pastikan tempat tidurnya ditutupi dengan kelambu untuk mencegah nyamuk mendekat.

2. Pakaian Pelindung

Memastikan anak-anak mengenakan pakaian yang menutupi lengan dan kaki secara keseluruhan dapat membantu melindungi mereka dari gigitan nyamuk.

Baca juga : Dokter Sarankan Anak-Anak Dapatkan Vaksin Demam Berdarah

3. Krim Anti-Nyamuk

Menggunakan krim anti-nyamuk dan mengoleskannya di area tubuh yang tidak tertutup oleh pakaian, seperti wajah dan telapak tangan, juga merupakan langkah yang baik untuk melindungi anak-anak dari gigitan nyamuk.

4. Mengosongkan Tempat Penampungan Air

Memastikan untuk mengosongkan atau membuang barang-barang yang dapat menahan air, seperti pot dan tempat sampah, dapat mengurangi tempat berkembangbiaknya nyamuk.

5. Jaga Kebersihan lingkungan

Perhatikan lingkungan sekitar rumah untuk memastikan tidak ada tempat-tempat yang dapat menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk, seperti genangan air di bak mandi atau ember yang tidak terpakai.

Baca juga : Warga Palu Diimbau Waspadai Penyakit DBD

6. Penggunaan insektisida

Jika memungkinkan, gunakan insektisida atau obat anti-nyamuk lainnya di sekitar rumah, terutama pada area-area yang sering dikunjungi nyamuk.

7. Pemantauan Kesehatan

Penting untuk secara teratur memantau kesehatan anak-anak dan memeriksakan mereka ke dokter jika muncul gejala demam berdarah, terutama jika mereka tinggal di daerah dengan risiko tinggi.

Dengan demikian, pemahaman akan faktor-faktor yang membuat anak lebih rentan terkena DBD menjadi penting bagi orangtua dan masyarakat secara keseluruhan. Melalui langkah-langkah pencegahan yang tepat dapat membantu mengurangi risiko penyebaran DBD di Indonesia. (Z-8)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat