visitaaponce.com

Kemendagri Susun Rumusan Strategi Kebijakan di 4 DOB Papua

Kemendagri Susun Rumusan Strategi Kebijakan di 4 DOB Papua
Kepala BSKDN Kemendagri Yusharto Huntoyungo(Dok)

BADAN Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) melakukan finalisasi perumusan strategi kebijakan daerah prioritas empat Daerah Otonomi Baru (DOB) di Papua.

Langkah ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk mempercepat pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah Papua. Hal itu disampaikan Kepala BSKDN Yusharto Huntoyungo dalam sambutannya pada kegiatan Rapat Finalisasi Perumusan Strategi Kebijakan Daerah Prioritas 4 DOB Papua. 

"Kami sudah melakukan pembinaan pada 4 DOB Papua, yang kemudian ditindaklanjuti dengan kegiatan finalisasi ini, dengan harapan kegiatan ini dapat mensinergikan arah kebijakan nasional dan daerah sehingga kualitas kebijakan menjadi semakin baik," ungkap Yusharto dikutip di Jakarta, Jumat (14/6). 

Baca juga : BSKDN Kemendagri Dampingi 4 DOB Papua Percepat Pertumbuhan Daerah 

Berikutnya, dia mengatakan, 4 DOB Papua masih menghadapi kendala yang sama terkait penyelenggaraan pemerintahan yang inovatif, yakni keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) perangkat daerah yang masih dalam penataan baik pada jabatan struktural maupun fungsional. Tidak hanya itu, kendala lainnya muncul dari sarana dan prasarana yang masih minim termasuk gedung kantor untuk melakukan pekerjaan rutin juga belum tersedia. 

"Pembinaan 4 DOB Papua membutuhkan pendekatan yang  lebih intensif dibandingkan dengan daerah lainnya. Untuk itu, kami berupaya memberikan rekomendasi kebijakan kepada pimpinan  guna mempercepat pembangunan 4 DOB Papua," tambahnya. 

Sejalan dengan itu, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Cendrawasih Julius Ary Mollet mengatakan, perumusan strategi kebijakan DOB harus berfokus pada isu-isu strategis yang ada di wilayah tersebut. Adapun isu strategis di DOB Papua meliputi isu kemiskinan, isu stunting, isu pendidikan, isu kesehatan, isu ekonomi hingga isu subsistence agriculture. 

Baca juga : Kemendagri Berencana Percepat Pelantikan PJ 3 DOB Papua

"Sama dengan pendidikan kita (di DOB Papua) pada aspek kesehatan juga masih kekurangan tenaga medis dokter dan perawat, (terlebih) kita sangat kekurangan dokter spesialis karena mereka yang mengambil spesialis tidak pulang ke Papua, memilih ke daerah lain," ungkapnya. 

Akademisi Politeknik Negeri Sriwijaya Sri Gustiani mengatakan hal yang sama mengenai sejumlah isu strategis di wilayah DOB Papua. Dia menegaskan, masyarakat DOB Papua masih mengalami kesulitan mengakses pendidikan yang murah dan berkualitas. Pemerintah pusat melalui Kemendagri perlu melakukan banyak kajian terkait pembangunan pendidikan di Papua, harapannya melalui kajian tersebut dapat melahirkan terobosan-terobosan yang inovatif untuk mengatasi masalah pendidikan di Papua. 

"Tantangan pembangunan pendidikan di Papua yakni aksesibilitas layanan pendidikan terbatas, berikutnya kondisi transportasi, topografi, dan alam. Kemudian kualitas pendidikan yang rendah dan sarana serta prasarana hingga jumlah guru (terbatas), motivasi belajar yang rendah penyebabnya faktor ekonomi dan jarak sekolah," pungkasnya. 

Sebagai informasi tambahan, rapat tersebut juga dihadiri sejumlah pembicara lainnya di antaranya meliputi Akademisi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta Bresca Merina, Koordinator Wilayah Provinsi Papua Barat Kementerian PPN/Bappenas Zulfakar dan Ketua Prodi Keuangan Publik Fakultas Manajemen Pemerintahan  Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Marja Sinurat. (Z-8)

 

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat