Peran Syaikh Abdul Wahid dalam Penyebaran Islam di Buton
![Peran Syaikh Abdul Wahid dalam Penyebaran Islam di Buton](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/04/21ae40f2b1eec5acda950cd9e89b7df4.jpg)
JEJAK Islam yang berada di tanah Kesultanan Buton, Sulawesi Tenggara, tak banyak diketahui sejarawan yang berkecimpung di dunia sejarah dan dakwah. Dalam penelitian yang dilakukan M Ardini Khaerun Rijaal dari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, bila dibanding dengan daerah-daerah timur Indonesia, seperti Maluku dan Ternate, dapat dinyatakan bahwa kedatangan Islam di Buton atau secara lebih umum di Sulawesi Tenggara agak telat atau terlambat.
"Hal ini karena Kerajaan Buton barulah dikenal sebagai Kerajaan Islam dan berubah nama menjadi Kesultanan Buton pada awal abad ke-16," kata dia.
Masuknya Islam di Kerajaan Buton diawali dengan hadirnya seorang mubalig yang berasal dari Semenanjung Melayu bernama Syaikh Abdul Wahid. Ialah yang menyebarkan Islam di Buton. Syaikh Abdul Wahid ialah termasuk salah seorang ulama sufi yang berhasil mengislamkan Kerajaan Buton sekitar pertegahan abad ke-16 M. Ketika bertepatan dengan masa pemerintahan Raja Buton VI Lakilaponto, sistem pemerintahan Kerajaan Buton pra-Islam, yaitu kesultanan.
"Setelah Lakilapoto masuk ke agama Islam, hal ini tentu memberikan dampak yang sangat luar biasa bagi masyarakat Buton pada waktu itu," ucap Ardini.
Strategi penyebaran ajaran Islam yang dilakukan Syaikh Abdul Wahid bisa dikatakan sukses. Hal itu dibuktikan oleh proses penyebaran Islam dengan damai, tidak terjadi perpecahan antara sufi dan masyarakat Buton.
"Proses penyebaran Islam yang dilakukan oleh para sufi ternyata mendapat dukungan dari Raja Buton, yaitu Lakalipoto, dengan mengubah sistem pemerintahan Buton yang disesuaikan oleh ajaran Islam. Dengan masuknya ajaran Islam di dalam kerajaan, Buton megubah sistem pemerintahannya ke sistem kesultanan," beber dia.
Pengaruh Islam terhadap Kesultanan Buton membawa pengaruh pada sistem kehidupan masyarakat Buton dalam sistem politik perubahannya dapat dilihat dengan keinginan Raja Buton untuk mengubah pemerintahannya dari sistem kerajaan menjadi sistem kesultanan.
Dalam aspek sosial, budaya Islam mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan watak dan akhlak bagi masyarakat Buton. Pada bidang pendidikan, Islam berpengaruh dalam pembentukan sekolah-sekolah Islam dan pendidikan Islam yang dikenal dengan istilah aporugu antona islamu yang memiliki arti belajarlah tentang kandungan agama Islam.
Salah satu peninggalan dari penyebaran Islam di Buton yang ada hingga kini ialah Pondok Pesantren Al-Syaikh Abdul Wahid. (Ata/H-2)
Terkini Lainnya
Viral, Diduga Caleg Terpilih PDIP Buton Video Call Tak Senonoh dengan Wanita
Ayah di Sultra Cabuli Anak Tiri Sampai Hamil Lima Bulan
Tertusuk Pipa Plastik di Sekolah, Mata Siswi SD asal Buton Terancam Buta
Ini Penyebab Tenggelamnya Kapal di Buton Tengah yang Tewaskan 15 Orang
15 Orang Tewas dalam Kecelakaan Kapal di Buton Tengah
DPW PAN Tegaskan Dukungan di Pilkada Sulteng hanya Untuk Ahmad Ali
67 Kelompok Relawan Deklarasi Menangkan Ahmad Ali-Abdul Aljufri di Pilkada Sulteng
Festival Tampo Lore Poso Dukung Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan
Ikuti Pilgub Sulteng, Waketum NasDem Kantongi Rekomendasi PSI
2 Warga Tiongkok Ditangkap Lakukan Penambangan Emas Ilegal di Palu
Sambut Musim Haji, Kemenkumham Terbitkan 1.447 Paspor untuk Jemaah Sulteng
Pluralisme Adalah Sunnatullah
Puasa dari Pencitraan Diri
Merawat Toleransi
Makna Kemenangan Idul Fitri
Kekuatan Doa
Kekuatan Berjemaah
Kisah Nabi Musa Melawan Firaun
Arti Jihad Sesungguhnya
Larangan Mengharamkan yang Halal
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap