visitaaponce.com

Peran Syaikh Abdul Wahid dalam Penyebaran Islam di Buton

Peran Syaikh Abdul Wahid dalam Penyebaran Islam di Buton
Imam Masjid Agung Keraton Buton membawa tongkat peninggalan Kesultanan Buton saat akan menjalankan salat Jumat di Kecamatan Murhum.(ANTARA FOTO/Jojon)

JEJAK Islam yang berada di tanah Kesultanan Buton, Sulawesi Tenggara, tak banyak diketahui sejarawan yang berkecimpung di dunia sejarah dan dakwah. Dalam penelitian yang dilakukan M Ardini Khaerun Rijaal dari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, bila dibanding dengan daerah-daerah timur Indonesia, seperti Maluku dan Ternate, dapat dinyatakan bahwa kedatangan Islam di Buton atau secara lebih umum di Sulawesi Tenggara agak telat atau terlambat.

"Hal ini karena Kerajaan Buton barulah dikenal sebagai Kerajaan Islam dan berubah nama menjadi Kesultanan Buton pada awal abad ke-16," kata dia.

Masuknya Islam di Kerajaan Buton diawali dengan hadirnya seorang mubalig yang berasal dari Semenanjung Melayu bernama Syaikh Abdul Wahid. Ialah yang menyebarkan Islam di Buton. Syaikh Abdul Wahid ialah termasuk salah seorang ulama sufi yang berhasil mengislamkan Kerajaan Buton sekitar pertegahan abad ke-16 M. Ketika bertepatan dengan masa pemerintahan Raja Buton VI Lakilaponto, sistem pemerintahan Kerajaan Buton pra-Islam, yaitu kesultanan.

"Setelah Lakilapoto masuk ke agama Islam, hal ini tentu memberikan dampak yang sangat luar biasa bagi masyarakat Buton pada waktu itu," ucap Ardini.

Strategi penyebaran ajaran Islam yang dilakukan Syaikh Abdul Wahid bisa dikatakan sukses. Hal itu dibuktikan oleh proses penyebaran Islam dengan damai, tidak terjadi perpecahan antara sufi dan masyarakat Buton.

"Proses penyebaran Islam yang dilakukan oleh para sufi ternyata mendapat dukungan dari Raja Buton, yaitu Lakalipoto, dengan mengubah sistem pemerintahan Buton yang disesuaikan oleh ajaran Islam. Dengan masuknya ajaran Islam di dalam kerajaan, Buton megubah sistem pemerintahannya ke sistem kesultanan," beber dia.

Pengaruh Islam terhadap Kesultanan Buton membawa pengaruh pada sistem kehidupan masyarakat Buton dalam sistem politik perubahannya dapat dilihat dengan keinginan Raja Buton untuk mengubah pemerintahannya dari sistem kerajaan menjadi sistem kesultanan.

Dalam aspek sosial, budaya Islam mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan watak dan akhlak bagi masyarakat Buton. Pada bidang pendidikan, Islam berpengaruh dalam pembentukan sekolah-sekolah Islam dan pendidikan Islam yang dikenal dengan istilah aporugu antona islamu yang memiliki arti belajarlah tentang kandungan agama Islam.

Salah satu peninggalan dari penyebaran Islam di Buton yang ada hingga kini ialah Pondok Pesantren Al-Syaikh Abdul Wahid. (Ata/H-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat