visitaaponce.com

Perbedaan Awal Ramadan Harus Disikapi dengan Toleransi

Perbedaan Awal Ramadan Harus Disikapi dengan Toleransi
Pengamat mengamati hilal di Observatorium Albiruni Universitas Islam Bandung (UNISBA), Bandung Jawa Barat(MI/Bilal Nugraha Ginanjar)

KETUA Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Syamsul Anwar mengatakan, umat Islam harus toleransi satu sama lain. Hal itu diungkapkan menyikapi perbedaan awal Ramadan tahun ini.

"Yang menggunakan hisab mentoleransi yang menggunakan rukyat, sedangkan yang menggunakan rukyat juga menoleransi yang menggunakan hisab," terang dia ketika ditemui di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Senin (11/3).

Ia mengatakan, masing-masing pihak mempunyai pegangan dalil sendiiri-sendiri. Walaupun awal Ramadhan berbeda, perayaan Idul Fitri akan bersamaan, baik berdasarkan hisab maupun rukyat.

Baca juga : Hikmah Puasa Ramadan dalam Kehidupan Sehari-Hari

"Yang mulai puasa hari ini, puasanya akan tiga puluh hari, sedangkan yang mulai puasanya besok akan puasa 29 hari," kata dia.

Ia menambahkan, Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadhan juga berdasarkan kesepakatan global yang dilakukan dalam konferensi penyatuan kalender Islam di Turki pada 2016 yang lalu. Mulai tahun Hijriyah yang akan datang, 1446 Hijiriah, Muhammadiyah resmi menerapkan aturan kalender global.

"Kalendernya sudah disusun untuk satu abad," lanjut dia.

Kalender global diperlukan karena ada ibadah yang harus menggunakan kalender yang lintas kawasan, seperti penentuan 9 Zulhijah.

"Itu bisa disamakan kalau menggunakan kalender global. Kalau menggunakan rukyat, itu tidak bisa terpenuhi karena rukyat terbatas. Bisa jadi di Indonesia bagian Timur tidak terukyat, di Mekah sudah terukyat," kata dia. (AT/Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat