Penyandang Diabetes yang akan Mudik Disarankan Bawa Alat Cek Gula Darah
![Penyandang Diabetes yang akan Mudik Disarankan Bawa Alat Cek Gula Darah](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/03/024e838c7e9d2b4d9198e9d8ef3aea72.jpg)
DOKTER spesialis penyakit dalam dari Universitas Indonesia Rudy Kurniawan mengatakan, penyandang diabetes yang akan mudik disarankan membawa alat cek gula mandiri untuk mencegah perubahan gejala yang datang tiba-tiba.
"Terkadang kalau ada perubahan gejala si penyandang diabetes juga bisa ngecek gula darah di sela-sela kegiatannya misalnya kalau pusing, berdebar-debar, untuk memastikan gulanya aman atau enggak," kata Rudy dalam diskusi tentang diabetes di Jakarta, Sabtu (23/3).
Ia mengatakan bagi penyandang diabetes dengan suntik insulin, pengecekan gula darah bisa dilakukan lebih sering yakni seminggu dua sampai tiga kali.
Baca juga : Pertamina Prediksi Puncak Mudik di Jawa Tengah dan DIY pada 6 April
Pengecekan ini untuk menentukan dosis suntikan insulin yang akan masuk ke tubuh.
Pada penyandang diabetes atau disebut diabetesi yang mengonsumsi obat, bisa lebih dikurangi pengecekan gula darah mandiri menjadi seminggu sekali tergantung kebutuhan.
"Pusing-pusing atau berdebar-debar itu kan range kejadiannya kita enggak pernah tahu dan apakah itu pengaruh gula atau enggak harus dibuktikan dengan pengecekan gula darah supaya lebih aman," kata Pendiri Komunitas Sobat Diabetes itu.
Baca juga : Legislator Minta Pemerintah Antisipasi Berbagai Masalah Selama Mudik
Gejala tersebut bisa juga terjadi selama penyandang diabetes berpuasa saat gula darahnya terlalu rendah atau disebut hipoglikemi.
Diabetesi yang mengalami tanda hipoglikemi selain pusing dan berdebar, juga bisa mengalami mata kabur. Jika muncul tanda itu, secara medis penyandang diabetes disarankan membatalkan puasa.
Berbagai komplikasi juga bisa terjadi jika gula darah terlalu tinggi atau hiperglikemi.
Baca juga : Puncak Mudik Diperkirakan 8 April, Arus Balik 14 April
Komplikasi bisa berupa akut atau yang terjadi secara cepat disertai dengan asam darah yaitu resikonya bisa penurunan kesadaran, sesak nafas dan harus perawatan secara intensif.
Sementara kronis yang terjadi secara bertahap atau lama seperti sakit jantung, sakit ginjal, kaki diabetes, gangguan mata, liver, penyakit kulit dan lain-lain.
"Saat puasa, komplikasi itu bisa terjadi penderita diabetes itu beresiko over hiperglikemia maupun hipoglikemi, jadi jangan bilang
seseorang dengan diabetes tidak bisa gula darah rendah, justru risiko drop itu muncul dan harus hati-hati," pungkas Rudy. (Ant/Z-1)
Terkini Lainnya
Penumpang KAI Puncak Arus Balik Libur Idul Adha Capai 39 Ribu
Ombudsman Beberkan Karut Marut Program Mudik Gratis
Survei: 86,5 Persen Pemudik Puas atas Kinerja Polantas Selama Mudik Lebaran 2024
Survei: 73,9 Persen Publik Puas atas Pelaksanaan Mudik 2024
Presiden Apresiasi Penanganan Mudik Tahun 2024 Berjalan Baik
Program Mudik Gratis Bermasalah dan Harus Dibenahi
Ini Makanan Berwana Putih yang Harus Di Waspadai Penderita Diabetes dan Hipertensi!
Vitamin B dan D Efektif Atasi Gangguan Saraf pada Penderita Diabetes
Edukasi Diabetes Penting Bagi Masyarakat
Manfaat Stem Cell untuk Terapi Penyakit hingga Antiaging
YLKI Pertanyakan Ditundanya Cukai Minuman Berpemanis dalam Kemasan
Usia Bertambah, Gejala Kesulitan Berkemih Kerap Muncul pada Perempuan
Pluralisme Adalah Sunnatullah
Puasa dari Pencitraan Diri
Merawat Toleransi
Makna Kemenangan Idul Fitri
Kekuatan Doa
Kekuatan Berjemaah
Kisah Nabi Musa Melawan Firaun
Arti Jihad Sesungguhnya
Larangan Mengharamkan yang Halal
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap