Sajak-sajak Uhan Subhan
![Sajak-sajak Uhan Subhan](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/10/4313a7bf8d15afc0708f466aa2364a14.gif)
Catatan Mimpi
memandang ke atas, langit kita satu. melihat ke bawah, bumi kita sama. namun isi kepala dan hati kerap berbeda. biru bagimu, hijau bagiku. cokelat bagiku, hitam bagimu. lantas, bagaimana kita akan beriring?
ingat, katamu, mimpi kita adalah meruntuhkan dinding.
Catatan Jalan
pada jalan yang lurus atau berkelok, kita masih bisa melangkah bersama. ketika kau hendak ke timur, aku tak memilih mundur. manakala aku hendak ke barat, kau tak pernah mendebat. di setiap persimpangan, kita tetap berpegangan tangan.
jalan itu mempersatukan yang ada di kanan dan di kiri. jalan itu mempertemukan yang di sana dengan yang sini. sampai kapan kita akan menempuh tujuan dan meruntuhkan setiap tantangan? oh, maaf, pertanyaan itu telah dikubur dalam-dalam dan kita tinggalkan jauh di belakang.
Catatan Rumah
kita tak berumah. bukan berarti kita pengungsi. tak ada alamat yang perlu dicatat. utara dan selatan hanya urusan membalik badan.
kita tak berumah. bukan berarti kita gelandangan. ini dunia adalah medan petualangan. timur dan barat hanya soal sudut mata melihat. ke mana pun melangkah, di situ kita dapat istirah atau mendirikan kemah.
Catatan Jarak
waktu selalu memaksa untuk berpacu dan meninggalkan jejak-jejak. begitu pula tempat, senantiasa memberi garis batas. meski kadang tak tegas. begitu pula kita. tetap merasa berjarak meski kerap saling mendekap.
ciuman yang berulang-ulang, tak juga dapat menyatukan dua hati yang telah lama kepayang.
Catatan Kota
“selamat pagi,” katamu. “selamat malam,” jawabku. lalu kau menyeduh kopi dan menikmatinya di dekat jendela. di bawah sana, orang-orang tampak bergegas di jalanan.
“aku kopi dan kau gula. dalam cangkir kecil ini kita berbaur,” katamu. “ya, aku pahit dan kau manis. di tengah kota besar ini kita bertempur,” timpalku.
Catatan Buku
tak ada lemari atau sekadar rak. buku-buku ini kita biarkan menumpuk dan berserak. sebagian sudah dimakan rayap dan sobek di beberapa halaman. sebagian belum pernah dibaca dan berdebu di sudut ruangan.
bukumu. ya, hanya buku puisimu yang berkali-kali kubaca. namun, jujur saja, tak pernah mudah kupahami maknanya. sebab itu, di antara lembar-lembarnya, banyak kutandai dengan sudut lipatan.
Catatan Pintu
pintu tak pernah menunggu siapa pun: aku yang akan pergi atau kau yang akan datang. jangankan kunci, gagangnya pun sudah kita buang.
pintu tak pernah membatasi siapa pun: aku yang akan menendangnya atau kau yang akan membantingnya. saat kita seru berseteru.
Catatan Pagi
awal mei. ini pagi terasa amat sepi. jalanan hanya sesekali digetarkan sirine ambulan atau mobil patroli. lihat, langit juga lengang, tapi tak ada sepotong pun matahari.
embun mei. apa kabar kotaku? apa kabar negeriku? apa kabar dunia? kunyalakan televisi. astaga, semua kanal dipenuhi gosip dan berita basi. oh, ini pagi terasa amat ngeri.
Catatan Kenangan
—untuk bunga
yang telah pergi tak perlu ditunggu untuk kembali. jejak-jejaknya biar saja berserak dan tak terlacak. kehilangan adalah titik terang menuju keabadian. sebagai kenangan bagimu di masa depan.
Catatan Cahaya
seperti rindu yang tak pernah mengejar waktu, aku tak pernah memburu cahaya di antara kontinen malam. biar, biar saja gelap merayap dan meningkap damai dalam lelap.
kau tahu, bahaya senantiasa mengendap di balik cahaya. sebab itu, tiada guna matahari menungguku di luar pintu. sia-sia belaka bintang mengiba di luar jendela.
Catatan Malam
—untuk bapak
terkadang aku merindukan malam tanpa bulan. tanpa bintang. lalu, lamat-lamat terdengar gemuruh panjang—kareta terakhir lewat di kejauhan.
dalam dekap gulita, di relung senyapnya, bayang wajahmu kelak melintas, jelas membawa kenangan lawas—catatan rindu sepanjang waktu.
Catatan Api
sebelum membakar, api senantiasa berkabar: betapa rentan suatu gesekan!
waspada angin. perciknya mudah menyebar dan menjalar. selebihnya, menghanguskan.
jauh sebelumnya, kau memang sempat mengingatkan: kabar api adalah kobar. sekalinya memercik, kita akan terkepung dalam konflik. terbukti, kini hubungan kita berakhir pelik.
Catatan Kekasih
kekasih hati
tak akan terganti
jauh dekat
tak akan berkhianat
Baca juga: Sajak-sajak Remy Sylado
Baca juga: Sajak-sajak Boris Pasternak
Baca juga: Sajak Kofe, Warung Puisi Pascakontemporer Indonesia
Badui Uhan Subhan, penyair dan penulis lepas, lahir di Serang, Banten, 17 Oktober 1977. Tulisan-tulisannya berupa artikel, cerita pendek, dan puisi sempat dimuat di sejumlah surat kabar nasional dan daerah. Karya-karyanya tersebar dalam sejumlah antologi puisi dan antologi cerpen bersama. Antologi Puisi Bersama: Narasi 34 Jam (KSI, 2001), Jogja 5,9 Skala Richter (Bentang Pustaka, 2006), Ode Kampung (Rumah Dunia, 2006), Anafora dari Gaza (Dompet Dhuafa, 2022), dan Banten dalam Puisi (Lumbung Banten, 2022). Antologi Cerpen Bersama: Yang Dibalut Lumut (CWI, 2003), Dari Zefir Sampai Puncak Fujiyama (CWI, 2004), dan Festival Bulan Purnama Majapahit Trowulan (Dewan Kesenian Mojokerto, 2010). Kini tinggal dan beraktivitas sebagai tenaga pendidik pada sebuah sekolah swasta di Kota Depok, Jawa Barat. (SK-1)
Terkini Lainnya
Catatan Mimpi
Catatan Jalan
Catatan Rumah
Catatan Jarak
Catatan Kota
Catatan Buku
Catatan Pintu
Catatan Pagi
Catatan Kenangan
—untuk bunga
Catatan Cahaya
Catatan Malam
—untuk bapak
Catatan Api
Catatan KekasihRumah untuk Peminat Puisi
Begini Kondisi Sastrawan Joko Pinurbo sebelum Meninggal Dunia Menurut Sang Istri
Penyair Joko Pinurbo Meninggal Dunia, Dimakamkan Besok
Puisi-puisi Sita Aulliya
Puisi-puisi Dana Sideros
Sajak-sajak Frans Ekodhanto Purba
Khitah Negara pada Sastra Masuk Kurikulum
Rumah Akademik Masa Depan Profesional dan Kreatif di Prodi PBSI Unika Santu Paulus Ruteng
Kemendikbud Ristek Siap Perbaiki Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra
Polemik Buku Sastra, DPR RI Minta Nadiem Makarim tidak Kebablasan Keluarkan Kebijakan Pendidikan
Berbagai Aktivitas Kesusastraan di Daerah Sambut 100 Tahun AA Navis
Prosa: Penjelasan, Jenis, Ciri-Ciri, dan Contoh
Manajemen Haji dan Penguatan Kelembagaan
Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker
Hidup Segan Calon Perseorangan
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Gerakan Green Movement Sabuk Hijau Nusantara Tanam 10 Ribu Pohon di IKN
Gandeng Benihbaik, Bigo Live Gelar Kampanye Dukung Yayasan Kanker Indonesia
Bantu Penyandang Penyakit Langka Cornelia de Lange Syndrome dengan Solo Cycling
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap