Puisi-puisi Sasanti Paramita
![Puisi-puisi Sasanti Paramita](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/11/912b1118ebe24e3ae16eeb7fb7961a42.gif)
Sang Waktu
Bersamanya aku melewati hari denganmu
bersamanya aku membangun karaktermu
bersamanya aku mendukung belajarmu
bersamanya aku meneguhkan mentalmu
bersamanya aku mencapai titik suksesmu
bersamanya aku mencoba membahagiakanmu
Bersamanya aku menyembuhkan luka hatiku
bersamanya aku meredakan kemarahanku
bersamanya aku mengubur lukisanmu
bersamanya aku menghapus memori suaramu
bersamanya aku mengikis aroma wangimu
bersamanya aku mencari kedamaianku
2023
Cangkir dan Sendok
Hidup itu bagaikan secangkir kopi,
tanpa gula rasanya pasti pahit
Hidup itu bagaikan secangkir teh,
tanpa gula rasanya pasti sepet
Hidup itu bagaikan secangkir susu,
tanpa gula rasanya pasti hambar
Sesendok gula adalah sang bidadari,
sendok kedua adalah malaikat pencabut nyawa
2023
Mencintaimu
Adalah kepedihan bagiku
adalah kesulitan bagiku
adalah kesakitan bagiku
adalah kelelahan bagiku
adalah kelemahan bagiku
tapi selalu kulakukan dengan segenap suka citaku
dengan segenap asa kalbuku
dengan segenap bunga hatiku
2023
Bagiku Sang Cinta ialah dia yang selalu mencuci beras untuk menanak nasi bahagiaku.
Sejauh Negeri Pelangi
Dik,
tiap kali kuingat saat itu
kala kutangkap sinar dari ujung matamu
ditemani deru angin senja yang meniup rambutmu
gerimis kecil membasahi hidung dan tulang pipimu
suara lirih daun kering tersapu langkah kakimu
dan sungging terindah dari sudut bibirmu
Dik,
hampir satu dekade aku menunggumu
tepat di dasar kawah pegununganmu
bersama hijau semak-belukarmu
masih kudengar alunan merdu senandungmu
masih kucium wangi bunga di genggamanmu
masih kupandang rona merah parasmu
Dik,
puisi ini tentang kamu
yang berdiri di ujung pelangi ungu
yang jiwaku selalu setia merindu
2023
Sang Cinta
Siapakah Sang Cinta itu bagiku?
dialah yang mencuci beras untuk menanak nasi bahagiaku
dialah yang memilih kain sutera untuk menjahit gaun hatiku
dialah yang memanen anggur untuk menyuling minuman rinduku
dialah yang menyusun batu pualam untuk membangun rumah jiwaku
dialah yang menghamparkan sajadah beludru untuk sujudku pada Maha Kekasih-ku
2023
Baca juga: Sajak-sajak Englandiva Akyla
Baca juga: Sajak-sajak Renggi Putrima
Baca juga: Sajak-sajak Fanny Poyk
Sasanti Pradnya Paramita, menulis puisi dan prosa, lahir di Malang, Jawa Timur, 11 Agustus 1970. Mantan karyawati sebuah perusahaan swasta nasional di bidang otomotif. Puisi-puisi di sini diterima redaksi dalam rangka mengikuti Lomba Cipta Puisi Media Indonesia 2023. Kini tinggal di Kota Tangerang Selatan, Banten. (SK-1)
Terkini Lainnya
Sang Waktu
Cangkir dan Sendok
Mencintaimu
Sejauh Negeri Pelangi
Sang CintaRumah untuk Peminat Puisi
Begini Kondisi Sastrawan Joko Pinurbo sebelum Meninggal Dunia Menurut Sang Istri
Penyair Joko Pinurbo Meninggal Dunia, Dimakamkan Besok
Puisi-puisi Sita Aulliya
Puisi-puisi Dana Sideros
Sajak-sajak Frans Ekodhanto Purba
Perpusnas Jalin Kerja Sama dengan Dua Perpustakaan Nasional Rusia
Khitah Negara pada Sastra Masuk Kurikulum
Rumah Akademik Masa Depan Profesional dan Kreatif di Prodi PBSI Unika Santu Paulus Ruteng
Kemendikbud Ristek Siap Perbaiki Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra
Polemik Buku Sastra, DPR RI Minta Nadiem Makarim tidak Kebablasan Keluarkan Kebijakan Pendidikan
Berbagai Aktivitas Kesusastraan di Daerah Sambut 100 Tahun AA Navis
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap