visitaaponce.com

Anton Sulistyo Menangi Lomba Cipta Puisi 2023

Anton Sulistyo Menangi Lomba Cipta Puisi 2023
Anton Sulistya merupakan juara pertama Lomba Cipta Puisi Media Indonesia 2023.(MI/IWAN JACONIAH)

PENYAIR Anton Sulistyo, 65, meraih juara ke-1 Lomba Cipta Puisi 2023 Media Indonesia lewat karya puisinya berjudul Museum Kamar Bapak. Tema puisinya dinilai sesuai dengan cita-cita Indonesia Emas 2045.

Melalui proses kuratorial selama sebulan, Media Indonesia telah menerima karya-karya berkualitas sebanyak 670 peserta dari seluruh Indonesia. Setiap karya dibaca, ditelaah, dan dilakukan pemilihan sebanyak 76 peserta.

Dari jumlah tersebut diperkecil lagi menjadi enam peserta dengan menganalisis puisi yang mendekati tema lomba bertajuk Menyongsong Indonesia Emas 2045 Lewat Sastra. Ada tiga aspek yang menjadi acuan penilaian, yaitu kelengkapan formal puisi, keselarasan unsur puisi, dan kejernihan hakikat puisi.

Dalam proses penjurian, Dewan Juri terdiri dari Iwan Jaconiah (ketua), Acep Zamzam Noor (anggota), dan Prof. Dr. Sudaryanto (anggota). Masing-masing menimbang dan memutuskan secara bijaksana.

Untuk itu, berikut ini adalah enam pemenang Lomba Cipta Puisi 2023 yang diumumkan pada puncak Festival Bahasa dan Sastra Indonesia 2023 di Komplek Media Group Network, Kedoya, Jakarta Barat, Jumat (27/10).

Peraih juara ke-1 lewat puisi berjudul Museum Kamar Bapak, karya Anton Sulistyo (Jakarta). Juara ke-2 lewat puisi Suara Suara Dari Mesin Bordir, karya Yana Risdiana (Bandung, Jawa Barat). Dan, Juara ke-3 lewat puisi Menyambut Empat Lima, karya Deriska Lulu Salsabila (Sleman, Yogyakarta).

Sedangkan, untuk juara Harapan ke-1 lewat Sajak Kecil perihal Sebuah Kapal yang Berlayar ke Pulau Senja, karya Didik Wahyudi (Surabaya, Jawa Timur). Harapan ke-2 lewat puisi Zikir Pohon Emas, karya Bambang Widiatmoko (Bekasi, Jawa Barat). Dan, Harapan ke-3 lewat puisi berjudul Emas Masa Depan Pesona Sastra Nusantara, karya Welno Hedi (Bangun Rejo, Pagar Alam, Sumatra Selatan).

Kepadatan makna dan pesan 
Dewan Juri melakukan penilaian secara profesional – menjalani komunikasi daring antara tiga kota, Jakarta-Tasikmalaya-Moskwa secara intersif – untuk menentukan enam kandidat pemenang secara jernih, jujur, dan tulus. "Tema dalam puisi-puisi pemenang sangat jelas dan cukup kuat," nilai Acep dari Tasikmalaya. 

Di tempat terpisah, Sudaryanto mengatakan penilaian setiap karya dilakukan atas pertimbangan pada keserasian isi puisi dan judul lomba serta nada (gaya) dalam karya. "Kepadatan makna setiap kata dan kalimat menurut saya itu yang sangat penting," paparnya dari Moskwa, Rusia. 

Melalui Lomba Cipta Puisi 2023, Media Indonesia berkomitmen tinggi untuk menghadirkan karya-karya berkualitas dan berfaedah dari seluruh penjuru Tanah Air dan diaspora Indonesia di luar negeri. Apalagi, lomba ini juga didukung oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. 

Dalam dunia perpuisian, Anton telah menelurkan buku Belum Dalam Lukamu!, satu-satunya kumpulan puisi tunggalnya yang diterbitkan oleh Sastra Digital pada September 2013. Saat menerima penghargaan, Anton merasa bahagia sebab apa yang ditulisnya tentang orang-orang tercinta dapat menjadi bukti bahwa puisi memiliki kekuatan.

"Puisi ini tentang pakde (paman) saya yang sudah tiada. Saya menulis dengan suara hati yang jernih dengan penuh kenangan. Saat mendapatkan kabar tentang pengumuman lomba ini, saya kebetulan sedang ada di luar kota (Cilegon), lalu buru-buru datang ke Jakarta untuk menghadiri seremonial pengumuman ini," ucap Anton. (SK-1)

 

Baca juga: Penyair Riau Raih Lomba Cipta Puisi Kopi
Baca juga: Warung Puisi Pascakontemporer Indonesia
Baca juga: Tiga Srikandi Juarai Lomba Cipta dan Baca Puisi

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Iwan Jaconiah

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat