visitaaponce.com

Anwar El Ghazi, Tidak Gentar Bela Palestina Meski Dipecat oleh Klub yang Dibela

Anwar El Ghazi, Tidak Gentar Bela Palestina Meski Dipecat oleh Klub yang Dibela
Pesepak bola Anwar El Ghazi tidak menyesali dukungannya membela Palestina, meski dikeluarkan dari Mainz 05.(AFP)

PESEPAK bola profesional Anwar El Ghazi konsisten mendukung kemerdekaan Palestina, meskipun harus dikeluarkan dari klub yang dia bela saat ini yaitu Mainz 05, yang merupakan klub Bundesliga atau liga utama Jerman.

Pemain timnas Belanda yang memiliki darah keturunan Maroko ini tidak menyesali tindakannya. Menurutnya, membela Palestina merupakan hal yang benar untuk dilakukan.

“Berdiri untuk apa yang saya anggap benar (tidak masalah) bahkan jika itu berarti saya berdiri sendiri. Hilangnya mata pencaharian saya tidak berarti apa-apa jika dibandingkan dengan apa yang dilepaskan pada orang yang tidak bersalah dan rentan di Gaza. Hentikan pembunuhan,” ungkapnya dalam keterangan resmi dilansir dari Mirror.

Baca juga: Erdogan Upayakan Gencatan Senjata di Gaza Hentikan Kejahatan Kemanusiaan

Pria yang baru berusia 28 tahun tersebut diketahui telah malang melintang membela beberapa klub terkenal di antaranya Ajax, Lille, Aston Villa, Everton, PSV, dan terakhir ialah Mainz 05.

Mainz 05 menganggap El Ghazi telah mengambil sikap yang tak bisa ditoleransi oleh mereka dalam konflik di Gaza. "FSV Mainz 05 mengakhiri hubungan kontrak dengan Anwar El Ghazi dan mencoret sang pemain, yang berlaku langsung pada 3 November 2023. Klub mengambil langkah ini sebagai respons terhadap pernyataan dan unggahan pemain di media sosial," tulis pernyataan resmi Mainz 05.

Baca juga: Buntut Dukung Israel, Gerai McDonald’s Palu Ditutup Sementara

Tak Gentar untuk Membela Kebenaran

El Ghazi memang menjadi salah satu pemain sepak bola profesional yang dengan keras menentang peperangan yang terjadi di Gaza dan menyatakan dukungannya kepada Palestina.

Dalam unggahan di Instagram pribadinya pada 1 November 2023, dia menegaskan dirinya menentang perang dan kekerasan, pembunuhan semua warga sipil yang tidak bersalah, menentang segala bentuk diskriminasi, Islamofobia, anti-semitisme, genosida, dan penindasan.

“Saya tidak menyesal atas posisi saya. Saya tidak menampik diri dari apa yang saya katakan dan saya berdiri, hari ini dan selalu sampai napas terakhir saya, untuk kemanusiaan dan yang tertindas,” ujar El Ghazi.

Menurutnya, saat ini dia tetap berdiri teguh untuk keadilan dan menjadi saksi kebenaran. Dia menyatakan tidak akan pernah ada pembenaran untuk pembunuhan lebih dari 3.500 anak di Gaza dalam 3 minggu terakhir.

“Bagaimana kita sebagai dunia bisa tetap diam ketika menurut badan amal Save the Children ada 1 anak terbunuh setiap 10 menit di Gaza. Itu berarti ada 9 anak yang terbunuh pada saat saya menyelesaikan 1 pertandingan sepak bola. Jumlah itu meningkat dari hari ke hari,” tegasnya.

“Saya, dan kita sebagai dunia, tidak dapat diam. Kita harus menyerukan diakhirinya pembunuhan di Gaza sekarang,” pungkas El Ghazi. (Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat