visitaaponce.com

Waspada, Aktivitas Digital dapat Pengaruhi Kesehatan Mental

Waspada, Aktivitas Digital dapat Pengaruhi Kesehatan Mental
Ilustrasi aktivitas digital(Freepik.dom)

PENGGUNA internet di Indonesia tercatat mencapai 204,7 juta orang atau setara dengan 73,7% dari populasi. Sayangnya, berdasar survei Badan Pusat Statistik pada 2018, dari tiga subindeks pembangunan teknologi informasi dan komunikasi, bidang keahlian memiliki skor paling rendah. 

Apalagi, orang Indonesia mayoritas gemar mengakses media sosial dalam aktivitas berselancar di internet.

“Padahal, ada dampak negatif penggunaan media sosial secara berlebihan. Beberapa di antaranya adalah isolasi sosial, perundungan siber (cyberbullying), konten yang menyebabkan kecemasan, dan terganggu dari waktu dunia maya,” ujar Meithiana Indrasari, ketua Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Almamater Wartawan Surabaya (STIKOSA-AWS) dalam diskusi bertajuk Aktivitas di Media Sosial dan Pengaruhnya terhadap Kesehatan Mental yang digelar Kementrian Komunikasi dan Informatika bersama Gerakan Nasional Literasi Digital SIberkreasi.

Baca juga : Digital Hub Bersama Kumpul.id Gelar DNA Demoweek Perkuat Startup

Secara mental, lanjutnya, penggunaan media sosial yang berlebihan dapat mengganggu produktivitas sehari-hari. Selain menyebabkan kecemasan dan stres, jam tidur penggunanya menjadi terganggu. Begitu pula dengan dampak isolasi sosial yang dapat menurunkan harga diri pengguna media sosial secara berlebihan.

Senior Product Manager PT Telkom Anwar Sadat menambahkan, masalah penggunaan media sosial berlebihan banyak memapar remaja Indonesia. Itu berawal dari adiksi terhadap gawai yang berlanjut pada adiksi yang lain, seperti gim permainan, pornografi, perundungan siber, hingga kejahatan siber. 

Baca juga : Link Net dan TEA Hadirkan Layanan Wi-Fi Generasi Terbaru di Rumah

Selain itu, kalangan remaja juga amat rentan dan rawan di dunia siber.

“Pasalnya, mereka bisa disebut naif dan kurang berpengalaman. Ekspresif, narsistik, memiliki rasa ingin tahu dan khawatir ketinggalan informasi, serta ingin selalu up date,” kata Anwar.

Oleh karena itu, lanjut dia, di dalam keluarga perlu dibuat kesepakatan menggunakan gawai atau beraktivitas di ruang digital. Kesepakatan perlu dibuat antara orang tua dan anak. Harus ada komunikasi yang baik untuk membuat kesepakatan lewat pengaturan waktu bersama.

Sementara itu, menurut Basra Amru dari Portal Kesehatan Masyarakat (Portkesmas), masalah kesehatan jiwa di Indonesia meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan sebelum masa pandemi Covid-19. Bahkan, empat dari 10 orang di Indonesia memiliki keinginan untuk bunuh diri selama pandemi tersebut. 

“Dunia digital dapat berdampak pada kesehatan mental. Yang bisa kita lakukan adalah mengenali gejala awal dan bertindak segera. Ingat, selalu berpikir kritis dan jangan mudah percaya terhadap apa yang kita dapat dari internet,” katanya. 

Workshop Literasi Digital merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi. 

Workshop itu digelar untuk meningkatkan literasi digital masyarakat Indonesia yang berdasarkan survei yang Kemenkominfo dan Katadata bahwa Indonesia masih berada dalam kategori “sedang” dengan angka 3.49 dari 5,00.

Workshop literasi digital didasarkan pada empat pilar utama literasi digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital. 

Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate mengatakan, selain membangun infrastruktur digital, pusat-pusat data, dan telekomunikasi di seluruh Indonesia. Kemenkominfo juga secara langsung mengadakan sekolah vokasi untuk menghasilkan tenaga kerja yang bertalenta digital. 

“Kemenkominfo menyiapkan program-program pelatihan digital pada tiga level, yaitu Digital Leadership Academy yang merupakan program sekolah vokasi dan pelatihan yang diikuti oleh 200-300 orang per tahun bekerja sama dengan delapan universitas ternama di dunia. Digital Talent Scholarship sebagai program beasiswa bagi anak muda yang ingin meningkatkan kemampuan dan bakat digital. Dan yang terakhir Workshop Literasi Digital yang dapat diikuti secara gratis bagi seluruh masyarakat di Indonesia,” tutur Johnny. (RO/Z-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat