visitaaponce.com

AI ChatGPT akan Hadapi Pesaing Baru dari Tiongkok

AI ChatGPT akan Hadapi Pesaing Baru dari Tiongkok
Logo ChatGPT.(AFP/OLIVIER DOULIERY)

PRESIDEN Microsoft Brad Smith telah memperingatkan bahwa organisasi dan perusahaan penelitian asal Tiongkok akan menjadi rival utama ChatGPT dalam hal pengembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) generatif.

Dalam sebuah wawancara dengan Nikkei Asia, Smith menyebut bahwa Tiongkok tidak akan tertinggal dalam kompetisi untuk berinovasi dan menjadi pemain utama di ranah AI generatif. Smith mengidentifikasi tiga organisasi yang akan menjadi pemimpin dalam teknologi ini.

Tiga organisasi tersebut, yaitu OpenAI dengan Microsoft, Google, dan Beijing Academy of Artificial Intelligence. Smith menyebut bahwa kompetisi untuk berinovasi dalam pengembangan AI generatif yang sangat kompetitif.

Selain itu, celah antara organisasi pemimpin hampir dapat diukur dalam hitungan bulan dan bukan tahun. AI generatif, teknologi di balik ChatGPT, berkemampuan menghasilkan teks dan gambar pada tingkat kepuasan hampir mendekati manusia.

Baca juga: Kecerdasan Buatan Berperan dalam Perkembangan Ekonomi Digital

Namun, terdapat kekhawatiran bahwa teknologi ini akan menggantikan pekerja dengan mengotomatisasi banyak pekerjaan dan dapat digunakan untuk menyebarkan misinformasi, menyalahi hak cipta, melakukan kompromisasi pada privasi, dan membocorkan informasi sensitif.

Smith meyakini bahwa solusi untuk kekhawatiran tersebut adalah dengan tidak menghentikan inovasi, alih-alih memanfaatkan dan meningkatkan kemampuan produk yang telah tersedia. Smith menyebut bahwa seperti teknologi lain, AI dapat menjadi alat maupun senjata untuk berbagai hal, salah satunya adalah serangan siber sebuah kota.

Selain itu, petinggi Microsoft ini juga menyoroti cara teknologi menyelesaikan kelangkaan tenaga kerja, salah satu masalah besar yang dihadapi wilayah Asia. Populasi usia pekerja, lanjut Smith, harus mendukung lebih banyak orang yang telah pensiun dan bergantung pada pertumbuhan ekonomi dari masyarakat yang masih bekerja.

Baca juga: Teknologi AI Berpotensi Picu Serangan Siber

Karenanya, terdapat kebutuhan untuk menemukan sumber daya baru terkait pertumbuhan produktivitas. Smith meyakini bahwa jika pemikiran terbaik manusia bisa dikombinasikan dengan teknologi terbaik, maka area ini akan mampu lebih unggul dari demokrasi dunia.

Selain itu, Smith menyebut bahwa Microsoft telah menggunakan AI untuk mengidentifikasi serangan siber baru secara langsung dan mencegatnya. Smith juga menyebut bahwa Microsoft juga menggunakan AI untuk mendeteksi operasi pengaruh siber dari pemerintah asing dan kampanye disinformasi. (Medcom/Z-6)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat