visitaaponce.com

Penetrasi Data Center masih Rendah, Bitera Tangkap Peluang

Penetrasi Data Center masih Rendah, Bitera Tangkap Peluang
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia (kiri) dan CEO Bitera Tedy Harjanto.(Dokpri)

PENETRASI data center di Indonesia saat ini masih di bawah 1 watt per kapita. Ini jauh dibandingkan negara tetangga seperti Singapura yang mencapai 100 watt per kapita. Sebagai perbandingan lain, konsumsi rata-rata di Jepang mencapai 10 watt per kapita. 

"Itu menunjukkan bahwa Indonesia masih memiliki banyak ruang untuk berkembang dalam hal infrastruktur data center," ujar Tedy Harjanto, CEO Bitera, dalam keterangan tertulis, Rabu (28/2). Penetrasi data center di Indonesia sejalan dengan data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) yang menunjukkan salah satu yang terendah di Asia Pasifik sekitar 0,3 watt per kapita. 

Angka itu masih jauh dari kebutuhan kapasitas ideal yang mencapai hampir 840 megawatt (MW) berdasarkan jumlah penduduk. Jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lain, kapasitas data center di Indonesia hanya setara dengan sekitar 12,7%.

Baca juga : BDDC dan CloudXchange.id Berkolaborasi Perkuat Layanan Internet Exchange

CEO MMS Group Indonesia Sendy Greti menambahkan bahwa sejalan dengan potensi besar Indonesia dalam mengembangkan ekonomi digital, pihaknya melihat ada peningkatan signifikan untuk data center. Ia percaya Bitera akan memenuhi kebutuhan ini dan memegang peran penting dalam mendukung perkembangan ekonomi digital Indonesia. Kehadiran Bitera juga sejalan dengan tujuan pemerintah mendorong pertumbuhan ekonomi digital Indonesia melalui kolaborasi dengan sektor swasta.

Saat ini Indonesia masih tertinggal dalam pembangunan data center dibandingkan dengan target yang ditetapkan untuk 2030. Hal ini menjadi perhatian yang cukup serius mengingat pentingnya peran data center sebagai infrastruktur digital dalam mendukung pertumbuhan ekonomi digital Indonesia. 

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia--yang turut hadir dalam peluncuran Bitera--menekankan bahwa infrastruktur digital merupakan kebutuhan utama dalam transformasi digital perekonomian Indonesia dan dunia. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan infrastruktur digital yang memadai.

Baca juga : BDCC Siapkan Infrastruktur Data Center untuk Kebutuhan AI

"Keberadaan Bitera sebagai pusat data yang dimiliki oleh anak bangsa menjadi tonggak sejarah dalam perjalanan digitalisasi negara kita dan patut kita banggakan. Kehadiran Bitera diharapkan mampu memperkuat infrastruktur digital nasional sehingga mampu mempersiapkan Indonesia untuk dapat bersaing di kancah internasional, memberdayakan UMKM dan startup melalui akses teknologi yang canggih," lanjut Bahlil.

Bitera--yang 100% dimiliki oleh orang Indonesia--menawarkan kapasitas beban TI kritis sebesar 20 MW dengan kapasitas hingga 4.000 rak. Fasilitas Tier-III+ menyediakan SLA (Service Level Agreement) Five9s dan merupakan pusat data paling aman di pusat kota Jakarta. Keandalan daya juga dijamin melalui redundansi 2N yang dipasok dari dua gardu induk yang terdiversifikasi. 

"Bitera memanfaatkan lokasinya yang strategis dan dekat dengan titik-titik pertukaran internet di pusat kota Jakarta memberikan akses yang mudah untuk menghubungkan bisnis ke ekosistem digital melalui interkoneksi dengan latensi yang rendah," tutur Tedy. Bitera menerapkan teknologi yang hemat energi dan ramah lingkungan, serta telah mencapai netralitas karbon. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat