Lagi, Jerman Kembalikan Karya Seni yang Dijarah Nazi
![Lagi, Jerman Kembalikan Karya Seni yang Dijarah Nazi](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2021/01/b3f1f25e6de31635e91250038568fdef.jpg)
PEMERINTAH Jerman, pada Rabu (13/1), mengatakan telah mengembalikan karya seni yang dijarah tentara Nazi kepada pemiliknya yang sah. Menteri Kebudayaan Jerman Monika Gruetters mengatakan, total ada 14 buah karya seni telah diserahkan sejak ‘harta karun’ jarahan Nazi itu dipegang Cornelius Gurlitt, putra seorang pedagang seni era Nazi, terungkap delapan tahun lalu.
Karya terakhir yang dikembalikan itu berupa lukisan berjudul Klavierspiel (Memainkan Piano), karya seniman Jerman Carl Spitzweg. Lukisan itu telah diserahkan ke rumah lelang Christie, sesuai dengan keinginan pewarisnya, Direktur Musik Henri Hinrichsen, yang dibunuh di Kamp Auschwitz pada 1942.
Pemindahan karya seni tersebut diatur oleh Museum of Fine Arts di Bern, yang menyimpan koleksi Gurlitt ketika dia meninggal pada 2014.
Gruetters mengatakan, pengembalian karya Spitzweg itu merupakan pesan penting bahwa semua karya seni yang diidentifikasi sebagai rampasan Nazi telah dikembalikan ke ahli waris para korban".
"Di balik setiap lukisan ini adalah nasib manusia yang tragis," kata Gruetters.
"Kami tidak bisa menebus penderitaan besar itu. Tetapi dengan memperhitungkan seni yang dijarah oleh Nazi, kami mencoba untuk berkontribusi pada keadilan sejarah dan tanggung jawab moral kami."
Gruetters berjanji untuk melanjutkan penyelidikan semua asal muasal karya seni koleksi Jerman.
Lebih dari 1.500 karya seni, termasuk lukisan karya Picasso, Renoir, Cezanne, dan Matisse yang dimiliki oleh Gurlitt disita pada 2012, terkait penyelidikan pajak.
Penemuan harta simpanan yang dirahasiakan sampai tahun berikutnya itu, menjadi berita utama di seluruh dunia dan kembali memantik debat tentang seberapa serius Jerman pascaperang, memperhitungkan karya seni yang dijarah oleh rezim Nazi.
Ketika Gurlitt meninggal, museum Bern menampung koleksinya. Meskipun Jerman telah membentuk tim satuan khusus yang menyelidiki hal tersebut, kerja mereka dinilai lambat. Para aktivis dan ahli waris merngatakan, kasus Gurlitt menandai pentingnya untuk terus menyelidiki asal muasal kepemilikan karya seni, baik yang ada di museum maupun koleksi pribadi. (AFP/M-4)
Terkini Lainnya
Pameran Seni Rupa Metropolitan Melodies Gorta X 2Madison Digelar 18-30 Mei 2024 di 2Madison Gallery Jakarta
Sinergi Seni dan Kecerdasan Buatan, Wajah Baru Kreativitas di Era Digital
Art Jakarta Gardens Suguhkan Karya Seni Patung
Francoise Gilot, Perempuan yang Memanah Hati Picasso Tutup Usia
New York, jadi Pusat Perdagangan Benda Seni Ilegal
Pameran Seni Erlangga Art Awards 2022 Telah Dibuka
Prancis Berupaya Keras Melakukan Repatriasi Karya Seni Afrika
Kota Kuno yang bisa Menjembatani Keretakan Hubungan Turki-Armenia
Sejumlah Lukisan Dinding Ditemukan di Bekas Reruntuhan Kota Kuno Romawi
Seorang Pria Jerman Diduga Curi Artefak Kuno dari Timur Tengah
Lebih dari 50 Situs Bersejarah Ukraina Rusak Akibat Invasi Rusia
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap