Francoise Gilot, Perempuan yang Memanah Hati Picasso Tutup Usia
![Francoise Gilot, Perempuan yang Memanah Hati Picasso Tutup Usia](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/06/a10ca4a292d7b0ec2caf6b4a4505a098.jpg)
Francoise Gilot, seorang pelukis asal Prancis yang pernah memiliki gejolak hubungan percintaan dengan Pablo Picasso dikabarkan meninggal dunia pada Selasa (6/6), tepat di usia 101 tahun akibat penyakit jantung dan paru-paru.
Salah satu perupa maestro seni modern itu merupakan perempuan yang menginspirasi seniman Spanyol, Pablo Picasso dalam melukis. Meski awalnya menjadi pacar simpanan Picasso, pada akhirnya Gilot punya cara sendiri untuk menjadi seniman terkenal.
Seperti dilansir dari AFP pada Rabu (7/6), Gilot merupakan satu-satunya perempuan dalam hidup Picasso yang berani meninggalkan dan mencampakkan seniman kubisme itu atas kemauannya sendiri. Sementara dua perempuan lain dalam hidup Picasso meninggal karena bunuh diri, dan dua lainnya mengalami gangguan mental.
Baca juga : Seniman Indonesia Tampil pada Festival Projection Mapping di San Francisco, AS
“Pablo adalah cinta terbesar dalam hidup saya, tetapi Anda harus mengambil langkah untuk melindungi diri sendiri. Saya melakukannya, saya pergi sebelum saya dihancurkan,” curhat Gilot dalam buku “Artists and Conversation” karya Janet Hawley tahun 2021.
“Sedangkan perempuan yang lain tidak mengambil langkah itu, mereka berpegang teguh pada Minotaur yang perkasa dan membayar harga yang mahal,” katanya, merujuk pada istri pertama Picasso, penari Olga Khokhlova, yang mengalami depresi setelah sang maestro meninggalkannya.
Ada pula mantan kekasih remaja Picasso, Marie-Therese Walter, yang bunuh diri. Sedangkan istri kedua Picasso, Jacqueline Roque tewas dengan cara yang tak kalah tragis menembak dirinya sendiri. Sementara perempuan lainnya yang pernah singgah di hidup Picasso, seniman Dora Maar bahkan mengalami gangguan mental.
Baca juga : Panasonic, Seniman Disabilitas, dan Maestro Seni Yogya Gelar Pameran 'Art with Heart'
Gilot mengungkapkan bahwa pelukis “Guernica” itu sangat kreatif, seorang pesulap, sangat cerdas dan begitu menggoda. “Tapi dia juga sangat kejam, sadis dan tanpa belas kasihan pada orang lain, juga pada dirinya sendiri,” ujar Gilot.
Gilot masih berumur 21 tahun ketika pertama kali bertemu dengan Picasso, yang saat itu berusia 61 tahun berstatus sebagai suami dari penari Rusia, Khokhlova. Menjadi sepasang kekasih selama 10 tahun, Picasso dan Gilot tidak pernah menikah namun memiliki dua anak, seorang putra, Claude, lahir pada 1947, dan seorang putri, Paloma, pada tahun 1949.
Pada saat pertemuan itu, Picasso juga sedang menjalin asmara gelap dengan fotografer, pelukis, dan penyair Prancis, Maar. Sedangkan pertemuan Gilot dan Picasso terjadi di sebuah restoran di Paris pada musim semi tahun 1943 ketika ia membawakan semangkuk ceri ke meja Khokhlova dan undangan untuk mengunjungi studionya.
Baca juga : Intip Karya 12 Seniman Muda Indonesia di Pameran Bhinneka Tunggal Ika
Picasso sering sekali melukis Gilot dan menjadikannya muse. Dia menggambarkannya sebagai “Wanita-Bunga” yang bercahaya dan angkuh pada tahun 1946. Misalnya dalam karya berjudul “Femme assise” yang dibuat tahun 1949, dan terjual seharga 8,5 juta poundsterling atau setara dengan US$9,6 juta pada pelelangan di London tahun 2012. Picasso melukis sosok Gilot saat sedang hamil besar mengandung Paloma.
Pada tahun 1948, fotografer Robert Capa memotret pasangan Picasso dan Gilot di sebuah pantai bersama putranya.
Ketika Gilot memutuskan untuk meninggalkannya pada tahun 1953 dan melanjutkan melukis, Picasso tidak menerimanya dan merasa patah hati. “Di Prancis, keadaan menjadi agak sulit bagi saya. meninggalkan Picasso dianggap sebagai kejahatan besar dan saya tidak lagi diterima,” katanya seperti dikutip oleh Sotheby's pada tahun 2021.
Baca juga : Pameran Seni Lukis Inklusif 'Superhuman Art' di TIM Diikuti 23 Seniman Muda
Pada akhirnya wanita berambut cokelat yang memiliki postur mungil dan ramping ini menjadi warga negara AS dan tidak menghadiri pemakaman Picasso pada tahun 1973.
Tiran
Gilot lahir pada 26 November 1921, di Neuilly-sur-Seine, sebelah barat Paris dari keluarga kaya raya. Dia mengikuti jejak ibunya yang memulai karier sebagai seniman cat air, sebelum kemudian beralih ke seni lukis. Padahal, orang tuanya menginginkan Gilot menjadi pengacara, tetapi Gilot meninggalkan studinya pada usia 19 tahun.
Baca juga : Tiga Seniman Pati Gelar Pameran Bertiga, Kemaruk
Pada usia 21 tahun, dia sudah menjadi salah satu seniman yang paling dihormati di Sekolah Paris yang sedang berkembang, meskipun saat itu Paris masih mengelompokkan seniman Prancis dan imigran di ibu kota selama paruh pertama abad ke-20.
Seiring waktu, Gilot semakin berkembang dan mampu menghasilkan karya-karya minimalis yang penuh warna. Sepanjang kariernya, ia telah membuat karya setidaknya pada 1.600 kanvas dan 3.600 karya di atas kertas.
Dalam bukunya yang berjudul “Life with Picasso” pada tahun 1964, ia menggambarkan Picasso sebagai seorang tiran. Picasso gagal dalam upaya hukum untuk melarang buku tersebut dan membalasnya dengan menolak bertemu dengannya dan anak-anak mereka.
Baca juga : Xnation, Festival Budaya Pop Lokal Hadir di M Bloc Festival 2023
Gilot juga menulis sebuah buku pada tahun 1991 tentang hubungan cinta-benci Picasso yang rumit dengan seorang maestro seni modern lainnya, Matisse, yang berteman dengannya.
Selain Picasso, diketahui Gilot pernah menjalin asmara dengan dua pria yaitu pelukis Luc Simon, yang menghasilkan seorang putri, Aurelia. Lalu ada pria ahli virus penemu vaksin polio pertama asal Amerika Jonas Salk, yang dinikahinya pada tahun 1970. Sejak saat itu, Gilot lebih banyak menghabiskan tahun-tahun terakhir hidupnya di New York, di mana ia terus melukis hingga usia 90-an tahun.
Pada tahun 2021, lukisannya yang berjudul “Paloma a la Guitare”, potret putrinya pada tahun 1965, terjual dengan harga US$1,3 juta di Sotheby's di London. Karyanya juga menghiasi dinding Metropolitan Museum of Art dan Museum of Modern Art di New York, serta Centre Pompidou di Paris.(France24/M-3)
Terkini Lainnya
Pameran Seni Rupa Metropolitan Melodies Gorta X 2Madison Digelar 18-30 Mei 2024 di 2Madison Gallery Jakarta
Sinergi Seni dan Kecerdasan Buatan, Wajah Baru Kreativitas di Era Digital
Art Jakarta Gardens Suguhkan Karya Seni Patung
New York, jadi Pusat Perdagangan Benda Seni Ilegal
Pameran Seni Erlangga Art Awards 2022 Telah Dibuka
Louis Gilbert Yulianto, Seniman Cilik Asal Yogya Pamerkan Karya di ArtJog 2024
Konser Amal Peduli Seniman Digelar untuk Peringati Bulan Bung Karno
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Karya Peter Rhian Gunawan, Cek Jadwal Workhsop-nya
Eugene Museum Bakal Hadir di Bali Mulai 2026
Seniman Erica Hestu Tampilkan Karya Adventure of a Thousand Colors
Sinar Mas Land Gelar Pameran Karya Seni Maymorable di BSD City
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap