Film Biopic Tina Turner Diputar di Festival Film Berlin
FILM biopik mengenai kehidupan penyanyi legendaris Tina Turner diputar di Festival Film Berlin, Selasa (2/3). Film berjudul Tina itu disutradarai Dan Lindsay dan T.J. Martin.
Film dokumenter itu berkisah tentang enam dekade perjalanan karier Turner di industri musik dunia. Namun, menurut Turner sebenarnya ada lebih banyak lagi kisahnya.
Film itu disebut sebagai perpisahan Turner yang kini berusia 81 tahun kepada penggemarnya. Film dokumenter tersebut mencakup wawancara emosional di mana dia menceritakan masa kecilnya yang kelam sebagai buruh pemetik kapas di sebuah ladang di Tennessee.
Di situ juga terungkap kehidupan awal menyanyinya bersama suami pertamanya yang kejam, Ike Turner, dan tahun-tahun kesepiannya sebagai lady rocker top dunia.
Pada 1993, film biopic tentang Turner juga pernah dibuat. Film berjudul What's Love Got to Do with It itu, diangkat dari buku biografinya yang berjudul I, Tina: My Life Story, yang ditulis Kurt Loder. What’s Love Got to Do With it sendiri merupakan judul lagu sekaligus album hit Turner yang dirilis pada 1984.
Namun, Turner yang terkenal kritis terhadap film tersebut, menolak untuk menontonnya selama beberapa tahun. Dia juga menolak penggambarannya sebagai ‘korban’ di film itu.
"Setelah semua sukses yang saya raih, orang-orang masih membicarakan Ike dan Tina. Saya tidak tertarik untuk menceritakan kisah hidup saya yang sangat memalukan itu. Tapi saya merasa itulah salah satu cara agar saya bisa melepaskan diri dari wartawan," katanya.
Oprah Winfrey menyebut Turner sebagai pelopor dalam berbicara tentang traumanya di saat hal itu masih langka di industri hiburan. "Ketika itu tidak ada yang berbicara tentang pelecehan seksual dan kekerasan dalam rumah tangga," kata Winfrey, yang juga korban penganiayaan saat kecil.
Turner mengakui hingga hari ini, dia masih trauma dipukuli. "Adegan itu muncul kembali, seperti sedang bermimpi, gambar aslinya ada di sana. Ini seperti kutukan," katanya.
Suami Turner yang berkebangsaan Jerman, Erwin Bach, menganalogikan istrinya itu seperti prajurit yang kembali dari perang.
Film dokumenter itu juga menyoroti rintangan yang harus dihadapi Turner, sebagai wanita paruh baya kulit hitam yang dijadikan simbol seks di stadion. "Saya bermimpi: impian saya adalah menjadi penyanyi rock'n'roll kulit hitam pertama yang mengemas tempat-tempat seperti (Rolling) Stones," katanya.
Turner juga pernah beberapa kali duet di atas panggung dengan Mick Jagger bersama bandnya, di antaranya dalam acara Rock n roll Hall of Fame tahun 1989.
Konser tunggal Turner terakhir terjadi pada 2009 dengan tajuk Tina!: 50th Anniversary Tour. (AFP/M-4)
Terkini Lainnya
Sean “Diddy” Combs Kehilangan Gelar Kehormatan dari Universitas Howard
Kelly Osbourne Berharap Dijauhkan Dari Kanker
Miley Cyrus tidak Yakin Ingin Punya Anak
Selena Gomez Kemungkinan tidak akan Adakan Tur Konser dalam Waktu Dekat
Riri Antoni Jajal Peruntungan di Dunia Musik
Melanie Putria, Kecanduan Lari Hingga ke Luar Negeri
Mick Jagger tidak Mengendur di Usia 80 Tahun
Mick Jagger Akui Jadi Ayah bukan Perkara Mudah
Mick Jagger Rayakan Ulang Tahun Ke-80, Personel Rolling Stones Ucapkan Selamat
Mick Jagger Positif Covid-19
Tanpa Charlie Watts, Rolling Stones bakal Tamat?
Perang Melawan Judi Online
Ujaran Kebencian Menggerus Erosi Budaya
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap