visitaaponce.com

Ketahui Tingkat Kematangan Steak yang Aman Dikonsumsi

Ketahui Tingkat Kematangan Steak yang Aman Dikonsumsi
Steak(unsplash.com/Tim Toomey)

Steak merupakan salah satu makanan khas barat yang sering dijumpai di berbagai tempat makan dan sangat digandrungi oleh berbagai kalangan di seluruh dunia. Sajian kuliner ini umumnya terbuat dari daging sapi merah yang diolah dengan beberapa pilihan tingkat kematangan, mulai dari medium rare, medium, medium well, dan well done.

Pada berbagai restoran, biasanya para chef profesional akan merekomendasikan pengunjung untuk memesan steak dengan tingkat kematangan medium rare. Selain alasan tekstur yang dihasilkan agak lembut, daging yang dimasak pun akan memberikan sensasi juicy dan tidak alot sehingga dapat disantap dengan berbagai makanan pelengkap lainnya seperti salad. Steak medium rare memiliki ciri yakni bagian dalamnya terlihat setengah merah muda dan kecokelatan di permukaan dagingnya.

Meskipun tingkat medium rare mungkin tidak menjadi favorit semua orang untuk menyantap steak dan dianggap bahaya, nyatanya masih ada banyak orang-orang yang bersikeras memesan steak dengan tingkat kematangan ini.

Dilansir dari Tasting Table, industri kuliner internasional sempat dikejutkan oleh sebuah fakta yang menyebut bahwa pihak restoran biasanya akan menyajikan olahan steak dalam keadaan nyaris mentah meskipun pengunjung telah memesan steak dengan tingkat kematangan medium rare.

Alasan tersebut ternyata dilatarbelakangi oleh strategi bisnis, mengingat banyak restoran yang terpaksa membuang steak karena dianggap terlalu matang. Hal ini dimaksudkan  jika ada pengunjung yang protes dengan tingkat daging steak yang masih terasa mentah, mereka masih memiliki kesempatan untuk memanggangnya kembali.

Menurut Healthline, makan daging mentah adalah praktik umum di sering dijumpai pada berbagau masakan di seluruh dunia, tetapi hal itu tidak berarti selalu aman.

Makan daging mentah dapat menimbulkan risiko serius yang tertular melalui penyakit bawaan daging tersebut, selain itu dapat mengakibatkan keracunan makanan yang memperburuk kesehatan tubuh. Diketahui, dalam daging mentah terdapat nakteri penyebab infeksi, seperti salmonella atau E.coli, biasanya bakteri akan mati saat daging dimasak.

Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) merekomendasikan agar memasak daging mentah pada tingkat kematangan di atas 65 derajat Celcius sebelum dikonsumsi karena sebagian besar bakteri akan mati pada titik ini. Sedangkan dalam daging mentah, bakteri ini masih ada dan bahkan bisa menyebar dan berkembang biak.

Science ABC menyebutkam bahwa aturan ini tidak berlaku untuk kategori ikan mentah. Di berbagai restoran, ikan biasanya disajikan dalam kondisi segar atau dibekukan dengan cepat, sehingga mampu membunuh banyak bakteri. Daging dari ikan juga biasanya mengandung lebih sedikit bakteri berbahaya sehingga aman untuk dikonsumsi dalam keadaan mentah.

Menurut Delighted Cooking, sebagian besar bakteri dalam steak akan menumpuk di permukaan luarnya, tapi ada kemungkinan bahwa beberapa bakteri telah menembus bagian ke bagian dalam daging.

Science ABC membenarkan hal itu dengan menunjukkan bahwa sebagian besar daging steak terlalu padat bagi bakteri untuk cukup masuk ke dalam.

Akan tetapi, perlu dicatat bahwa para pakar kesehatan tidak merekomendasikan Anda untuk mengonsumsi steak dengan tingkat kematangan yang masih mentah. Sebuah steak dianggap mentah jika dimasak dengan tingkat kematangan 50 derajat Celcius.

Bahkan lebih berisiko untuk mengkonsumsi hamburger atau daging giling lainnya yang telah dimasak setengah mentah. Saat daging merah digiling, bakteri permukaan bisa menyebar ke seluruh tubuh, serat otot juga dipecah, dan dagingnya tidak lagi padat.

Kondisi ini memungkinkan bakteri masuk ke bagian dalam patty. Untuk alasan ini, hamburger harus selalu dimasak dengan tingkat kematangan yang tinggi sebelum disajikan. (M-4)
 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat