visitaaponce.com

Ilmuwan Temukan Ratusan Fosil Telur Dinosaurus di India

 Ilmuwan Temukan Ratusan Fosil Telur Dinosaurus di India
Ilustrasi: penemuan fosil telur dinosaurus(AFP)

Ahli paleontologi yang bekerja di badan fosil dinosaurus India menemukan sebuah situs langka yang merupakan tempat penetasan telur dinosaurus. Di tempaty itu mereka menemukan sebanyak 92 sarang yang menyimpan 256 fosil telur milik koloni raksasa pemakan tumbuhan titanosaurus.

Setelah meneliti sarang dan telur yang memiliki ukuran serupa bola bowling tersebut, tim ilmuwan berhasil mengungkapkan detail mengenai kehidupan sauropoda berleher panjang yang hidup di India pada 66 juta tahun yang lalu.

"Telur-telur yang berdiameter antara 15 sentimeter dan 17 sentimeter (6 inci dan 6,7 inci) itu kemungkinan milik sejumlah spesies titanosaurus. Jumlah telur di setiap sarang berkisar antara satu hingga 20," ungkap Guntupalli Prasad selaku penulis studi utama dan ahli paleontologi di departemen geologi di Universitas Delhi, seperti dilansir dari CNN, Kamis (19/1). Hasil penelitian itu juga telah diterbitkan di jurnal Plos One.

Banyak sarang yang ditemukan dalam jarak berdekatan. Temuan tersebut menunjukkan bahwa titanosaurus merupakan spesies terbesar yang pernah hidup di antara jenis spesies dinosaurus lainnya.

Jenis spesies ini tidak termasuk induk yang bisa menjaga keturunannya.Titanosaurus termasuk kelompok sauropoda, kadal raksasa pemakan tumbuhan dengan leher dan ekor panjang, yang kemungkinan adalah hewan terbesar di Bumi sampai sekarang.

"Karena titanosaurus berukuran besar, sarang yang berjarak dekat tidak akan memungkinkan mereka untuk mengunjungi sarang untuk bermanuver dan mengerami telur atau memberi makan, karena induknya akan menginjak-injak telurnya," ujar Prasad.

Sementara itu, seorang profesor paleobiologi dinosaurus di University of Calgary di Kanada, Dr. Darla Zelenitsky yang tidak terlibat dalam proses peneltiiana berkata bahwa proses menemukan sarang dinosaurus dalam jumlah yang sangat besar adalah hal yang tidak biasa, karena kondisi pelestarian harus tepat untuk mengubah semua telur halus menjadi fosil.

Ini bukan pertama kalinya fosil ditemukan di daerah tersebut. Pada 1990-an telur dinosaurus pertama di wilayah tersebut ditemukan. Telur yang ditemukan di sana terawetkan secara alami dengan sangat baik sehingga tim dapat mendeteksi fragmen protein yang terdegradasi dari kulit telur.

Makhluk terberat yang pernah berjalan di bumi itu senang hidup berkelompok dan menyimpan telurnya dengan pola bersarang layaknya burung dan buaya masa kini. Dari kedekatan sarang yang digali, para peneliti menyimpulkan bahwa dinosaurus bertelur bersama dalam sebuah koloni.

Lebih lanjut, Prasad mengatakan penemuan paling mengejutkan dari studi tersebut adalah telur patologis yang disebut 'ovum-in-ovo' di mana telur di dalam telur diamati. Para peneliti menemukan kemiripan pola tersebut seperti burung modern saat ini.

"Cara mereka bertelur secara berurutan adalah pelepasan telur satu per satu dengan jeda waktu di antara dua peristiwa bertelur. Pola ini terlihat pada burung atau reptil modern seperti kura-kura dan buaya, di sisi lain, mereka bertelur bersama-sama sebagai koloni," jelas Prasad.

Telur-telur itu akan diletakkan di tanah datar di wilayah rawa dan dikubur di lubang yang dangkal, mirip dengan tempat bersarang buaya modern. Menurut Prasad, telur tersebut sengaja dikubur dekat wilayah basah untuk mencegah telur mengering dan keturunannya mati sebelum menetas.

Tetapi tidak seperti burung dan buaya yang sama-sama mengerami telurnya, Prasad mengatakan bahwa, berdasarkan karakteristik fisik sarangnya, induk titanosaurus kemungkinan besar bertelur dan kemudian meninggalkan bayinya. (M-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat