visitaaponce.com

Sikap Bersyukur Terbukti Membantu Meredakan Stres

Sikap Bersyukur Terbukti Membantu Meredakan Stres
Perspektif menjadi hal penting untuk pengelolaan stress ketika masalah muncul dalam kehidupan.(Unsplash/Debby Hudson)

Mungkin Anda pernah mendengar orang berkata bahwa kita tidak bisa mengendalikan segala sesuatu yang terjadi dalam hidup, tapi kita bisa mengendalikan bagaimana kita bereaksi terhadapnya.  Ini mungkin terdengar klise, tetapi temuan baru dari Irlandia menunjukkan bahwa perspektif adalah hal penting ketika hidup membuat kita menghadapi tantangan yang tak terduga dan penuh tekanan.  

Para peneliti mengatakan, rasa syukur menawarkan efek penahan stres yang unik ketika berkaitan dengan reaksi dan pemulihan dari stres psikologis akut.  Penulis studi menambahkan bahwa mengadopsi pandangan yang lebih bersyukur bahkan dapat meningkatkan kesehatan jantung.

Meskipun stres adalah aspek kehidupan yang tidak dapat dihindari, penelitian terus menunjukkan bahwa terlalu banyak stres dapat berdampak buruk pada kesehatan dan kesejahteraan.  Lebih khusus lagi, stres berlebih dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, meningkatkan morbiditas kardiovaskular, dan risiko penyakit jantung koroner.  

Dengan mengingat semua itu, penulis studi dari Universitas Maynooth dan Limerick berangkat untuk lebih memahami bagaimana reaksi terhadap peristiwa stres berdampak pada kesehatan kita di masa depan, serta jika ada faktor yang dapat memainkan peran kunci penyangga stres.

Melansir dari studyfinds.org, Jumat (27/1), tim peneliti mengatakan penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa rasa terima kasih dan keseimbangan emosi positif dan negatif memainkan peran kunci penahan stres. Walakin, sampai sekarang hanya ada sedikit penelitian yang meneliti dampak dari variabel-variabel ini pada pemulihan kardiovaskular dari tekanan psikologis akut. Sehingga studi ini lebih berfokus pada hal ini.


Menurunkan tekanan darah

Penelitian ini berlangsung di Universitas Maynooth, Irlandia dan mencakup total 68 mahasiswa sarjana (24 pria, 44 wanita) berusia antara 18 dan 57 tahun. Eksperimen tersebut menampilkan tugas laboratorium yang menyebabkan stres di antara para peserta, sementara para peneliti mengukur  reaktisi kardiovaskular dan pemulihan sebagai respons terhadap stres.

Hasil selanjutnya mengungkapkan bahwa keadaan bersyukur memprediksi respons tekanan darah sistolik yang lebih rendah selama periode pengujian stres.  Ini berarti, kata penulis studi, bahwa rasa syukur menawarkan efek penyangga stres yang unik pada reaksi dan pemulihan dari stres psikologis akut.  Tim juga menemukan bahwa pengaruh-keseimbangan memperkuat efek dari perasaan syukur.

Ada banyak intervensi syukur yang dapat membantu meningkatkan kesejahteraan.  Misalnya, satu studi sebelumnya menemukan pasien jantung yang rutin menulis jurnal rasa syukur memiliki hasil kardiovaskular yang lebih baik daripada mereka yang tidak. (M-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irana Shalindra

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat