Studi Terbaru Ungkap Kecerdasan IQ Orang Amerika Turun
![Studi Terbaru Ungkap Kecerdasan IQ Orang Amerika Turun](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/04/8d1c539921e7297aef41fcbef0cc76ab.jpg)
Berbagai studi terbaru terkait kecerdasan manusia menunjukkan bahwa saat ini skor IQ atau kecerdasan kognitif manusia di negara maju terus mengalami penurunan. Salah satunya terjadi pada orang Amerika Serikat (AS) pada tahun 2016 dan 2018 lalu. Perubahan lingkungan dan gaya hidup yang tidak sehat dinilai menjadi faktor utama pemicu titik balik tersebut.
Dilansir dari Scitechdaily pada Selasa (11/4), penurunan yang terjadi pada penggunaan logika, kosakata, pemecahan masalah visual, matematis, dan analogi itu diduga terjadi akibat 'efek Flynn'. Mereka berpendapat kecerdasan manusia merupakan bawaan, diwariskan, dan bersifat tetap.
Beberapa peneliti pun mencari tahu penyebab penurunan IQ orang Amerika itu. Salah satunya adalah Psikolog asal Inggris, James Richard Lynn, yang mendokumentasikan peningkatan skor tes IQ dari waktu ke waktu dalam papernya di Psychological Bulletin pada 1984. Studi Flynn tersebut mengungkapkan bahwa peningkatan skor IQ di AS berada pada angka 13,8 poin antara tahun 1932 dan 1978 lalu meningkat 0,3 poin per tahun atau sekitar 3 poin per dekade.
Temuan ini kemudian dinamakan “Efek Flynn” dalam buku berjudul The Bell Curve. Diterangkan, bahwa efek Flynn menunjukkan manusia dapat mempelajari keterampilan yang diukur dalam tes IQ, bahwa umat manusia tumbuh lebih pintar, ditandai dengan hasil IQ yang meningkat setiap generasi berturut-turut sejak paruh pertama abad lalu.
Nanum, sebagian peneliti lain cenderung lebih skeptis terhadap Efek Lynn ini. Muncul perdebatan tentang apakah peningkatan skor IQ juga sesuai dengan peningkatan kecerdasan umum atau hanya peningkatan keterampilan khusus yang terkait dengan tes tersebut.
Karena anak-anak bersekolah lebih lama sekarang, dan menjadi jauh lebih akrab dengan pengujian materi yang berhubungan dengan sekolah, sangat mungkin mereka lebih bisa menjawab soal tes yang berhubungan dengan kosakata, aritmetika, atau informasi umum.
Penurunan skor IQ juga diungkap telah terjadi di AS. Peneliti dari Universitas Northwestern baru-baru ini mengungkap bukti “efek Flynn” secara terbalik dalam sampel besar AS antara tahun 2006 dan 2018, dengan menyertakan setiap kategori terpengaruh kecuali satu hal. Studi tersebut mengungkapkan tentang penurunan skor IQ di AS untuk pertama kali dalam hampir satu abad.
Studi yang diterbitkan dalam jurnal Intelligence itu mempelajari hasil tes IQ online yang diambil oleh orang dewasa yang berpartisipasi dalam Proyek Synthetic Aperture Personality Assessment (SAPA). Mereka menemukan bahwa skor IQ menurun untuk semua kelompok umur, tanpa memandang jenis kelamin. Mereka juga menemukan bahwa penurunan paling tajam terjadi di kalangan anak muda.
Selain itu mereka mencatat beberapa keterampilan, seperti penalaran spasial, lebih baik daripada generasi sebelumnya. Namun, keterampilan lain, seperti pemecahan masalah, penilaian deret numerik, dan penalaran verbal, menjadi lebih buruk. Terlepas dari penurunan skor, penulis studi Elizabeth Dworak mengatakan temuannya itu bukan berarti menandakan orang Amerika menjadi kurang cerdas.
“Bukan berarti kemampuan mental mereka lebih rendah atau lebih tinggi, itu hanya perbedaan skor yang mendukung sampel yang lebih pama atau lebih baru. Mungkin saja mereka semakin buruk dalam melakukan tes atau lebih buruk dalam melakukan tes semacam ini,” kata Dworak, asisten peneliti profesor ilmu sosial medis di Fakultas Kedokteran Universitas Northwestern Feinberg.
Meskipun studi tersebut tidak menjelaskan alasan penurunan skor IQ, Dworak mengatakan tidak ada kekurangan teori dalam komunitas ilmiah, termasuk gizi buruk, kesehatan yang memburuk, paparan media, dan perubahan pendidikan dalam studi Flynn.
“Ada perdebatan tentang penyebabnya, tetapi tidak semua domain turun, ada salah satunya yang naik. Jika semua skor menuju ke arah yang sama, Anda bisa membuat narasi kecil yang bagus, tapi bukan itu masalahnya. Kita perlu berbuat lebih banyak untuk menggali lebih dalam,” jelasnya.
Untuk itu, Dworak dan rekan-rekannya saat ini sedang mencoba mengakses database selama 40 tahun untuk melakukan studi lanjutan. Selain itu, pergeseran nilai-nilai yang dirasakan dalam masyarakat juga mungkin telah mempengaruhi skor. (M-3)
Terkini Lainnya
Pentingnya Kenali Tanda-Tanda Keterlambatan Bicara pada Anak Usia Dini
Inilah Sosok Master Trainer Berlisensi Internasional yang Kaya Pengalaman
Tumbuhkan Karakter Resilien pada Anak dengan Permainan Konstruktif
Negara Harus Asuh Anak untuk Tidak Merokok, Jangan Dihukum
Apakah Sering Berkedip Tanda Orang Sedang Berbohong?
Ini Dampak Negatif Sekolahkan Anak ke SD Terlalu Dini
31 Makna Mimpi Gigi Copot Menurut Ahli dan Islam
Ini Dampak Judi Online terhadap Kesehatan Mental
Psikolog Forensik Desak Polri Buka Data Anggota Kecanduan Judi Online
Ini Penyebab Anda Sulit Berhenti Merokok
Diri Sendiri Musuh Utama Perokok Sulit Berhenti
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap