Situs Pemakaman Tertua di Dunia Ditemukan di Afrika Selatan
![Situs Pemakaman Tertua di Dunia Ditemukan di Afrika Selatan](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/06/d3e90c42fc669ab6e59c99ba993945a7.jpg)
Pakar paleontologi di Afrika Selatan, Senin (5/6) mengatakan mereka telah menemukan situs pemakaman tertua di dunia. Situs itu berisi sisa-sisa kerabat jauh manusia berotak kecil yang sebelumnya dianggap tidak mampu melakukan perilaku kompleks.
Dipimpin oleh paleoantropolog (pakar fosil) terkenal Lee Berger, para peneliti mengatakan mereka menemukan beberapa spesimen Homo naledi - pemanjat pohon, hominid Zaman Batu yang terkubur sekitar 30 meter (100 kaki) di bawah tanah dalam gua di Cradle of Humankind, sebuah situs warisan dunia yang diakui UNESCO, dekat Johannesburg.
"Ini adalah penguburan paling kuno yang tercatat dalam catatan hominin, lebih awal dari bukti penguburan Homo sapiens setidaknya 100.000 tahun," tulis para ilmuwan dalam serangkaian makalah yang belum ditinjau dan pracetak yang rencananya akan diterbitkan di eLife.
Baca juga : Manusia Gading yang Ditemukan di Iberia ternyata Seorang Perempuan
Temuan ini menantang pemahaman mengenai evolusi manusia saat ini, karena biasanya dianggap bahwa perkembangan otak yang lebih besar memungkinkan untuk melakukan aktivitas yang kompleks, termasuk misalnya menguburkan orang mati.
Pemakaman tertua yang sebelumnya digali, ditemukan di Timur Tengah dan Afrika, berisi sisa-sisa Homo sapiens -- dan berusia sekitar 100.000 tahun. Yang ditemukan di Afrika Selatan oleh Berger dan rekan penelitinya, berasal dari setidaknya 200.000 SM.
Di pemakaman itu itu juga terdapat Homo naledi, spesies primitif di persimpangan antara kera dan manusia modern, yang memiliki otak seukuran jeruk dan tingginya sekitar 1,5 meter (lima kaki).
Dengan jari-jari tangan dan kaki yang melengkung, tangan dan kaki yang memegang perkakas dibuat untuk berjalan, spesies yang ditemukan oleh Berger dklk telah menjungkirbalikkan anggapan bahwa jalur evolusi kita adalah garis lurus.
“Penemuan ini menunjukkan bahwa praktik penguburan mayat tidak terbatas pada Homo sapiens atau hominin lain dengan ukuran otak besar,” kata para peneliti. “Situs pemakaman itu bukan satu-satunya tanda bahwa Homo naledi mampu melakukan perilaku emosional dan kognitif yang kompleks,” tambah mereka. (AFP/M-3)
Terkini Lainnya
Penemuan Fosil Gajah Purba Lengkapi Kepurbakalaan Blora
Penemuan DNA Kuno Ungkap Pola Pernikahan dan Kehidupan Sosial Suku Avar
Sejumlah Lukisan Dinding Ditemukan di Bekas Reruntuhan Kota Kuno Romawi
IAAI: Kebakaran Museum Nasional Musibah Besar Arkeologi
Fakta Situs Manyarejo Sangiran yang Jadi Tempat Pertemuan Arkeolog
Mengenal 6 Rumah Adat Papua, Berikut Sejarah dan Ragamnya
1 Juli, Hari Bhayangkara: Sejarah, Tugas Pokok, Tema, dan Makna dari Lambang Polri
25 Rekomendasi Film Biografi Indonesia, Ceritakan Sejarah dan Tokoh Nasional
Peringatan Hari Media Sosial: Sejarah, Tujuan, dan Jenis
Sejarah Peristiwa dan Keutamaan 10 Hari Pertama pada Zulhijah
Hari Corgi Internasional: Perayaan dan Penyelamatan untuk Anjing yang Menggemaskan
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap