visitaaponce.com

Situs Pemakaman Tertua di Dunia Ditemukan di Afrika Selatan

Situs Pemakaman Tertua di Dunia Ditemukan di Afrika Selatan
Tulang-tulang yang ditemukan pada situs pemakaman tertua di Afsel(AFP//LUCA SOLA)

Pakar paleontologi di Afrika Selatan, Senin (5/6) mengatakan mereka telah menemukan situs pemakaman tertua di dunia. Situs itu berisi sisa-sisa kerabat jauh manusia berotak kecil yang sebelumnya dianggap tidak mampu melakukan perilaku kompleks.

Dipimpin oleh paleoantropolog (pakar fosil) terkenal Lee Berger, para peneliti mengatakan mereka menemukan beberapa spesimen Homo naledi - pemanjat pohon, hominid Zaman Batu yang terkubur sekitar 30 meter (100 kaki) di bawah tanah dalam gua di Cradle of Humankind, sebuah situs warisan dunia yang diakui UNESCO, dekat Johannesburg.

"Ini adalah penguburan paling kuno yang tercatat dalam catatan hominin, lebih awal dari bukti penguburan Homo sapiens setidaknya 100.000 tahun," tulis para ilmuwan dalam serangkaian makalah yang belum ditinjau dan pracetak yang rencananya akan diterbitkan di eLife.

Baca juga : Manusia Gading yang Ditemukan di Iberia ternyata Seorang Perempuan

Temuan ini menantang pemahaman mengenai evolusi manusia saat ini, karena biasanya dianggap bahwa perkembangan otak yang lebih besar memungkinkan untuk melakukan aktivitas yang kompleks, termasuk misalnya  menguburkan orang mati.

Pemakaman tertua yang sebelumnya digali, ditemukan di Timur Tengah dan Afrika, berisi sisa-sisa Homo sapiens -- dan berusia sekitar 100.000 tahun. Yang ditemukan di Afrika Selatan oleh Berger dan rekan penelitinya, berasal dari setidaknya 200.000 SM.

Di pemakaman itu itu juga terdapat Homo naledi, spesies primitif di persimpangan antara kera dan manusia modern, yang memiliki otak seukuran jeruk dan tingginya sekitar 1,5 meter (lima kaki).

Dengan jari-jari tangan dan kaki yang melengkung, tangan dan kaki yang memegang perkakas dibuat untuk berjalan, spesies yang ditemukan oleh Berger dklk telah menjungkirbalikkan anggapan bahwa jalur evolusi kita adalah garis lurus.

“Penemuan ini menunjukkan bahwa praktik penguburan mayat tidak terbatas pada Homo sapiens atau hominin lain dengan ukuran otak besar,” kata para peneliti. “Situs pemakaman itu bukan satu-satunya tanda bahwa Homo naledi mampu melakukan perilaku emosional dan kognitif yang kompleks,” tambah mereka. (AFP/M-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat